22. PENGHIANATAN LILA

9.7K 356 0
                                    


"Angkot mana sih?! Giliran ditunggu nggak datang-datang! Kalau nggak butuh muncul dimana-mana!!" gerutu Ella kesal.

Ella terus menyusuri jalanan yang tampak sepi. Niat hati jalan-jalan sore, tapi ia malah sial. Ditengah perjalanan ponselnya terjatuh ke dalam selokan. Salahnya juga sih main hp sepanjang jalan. Mau balik pulang, angkot nggak ada yang lewat, ojek pun kagak ada. Bukan karena apa, ia tengah berada di jalanan yang sepi.

"Sial! Sial! Sial!" gerutunya kesal.

Langkah Ella melambat saat melihat 2 pria bertampang preman tak jauh didepannya. Dengan spontan ia berbalik dan melangkah cepat.

Menyadari kedua pria itu mengejarnya, Ella sedikit berlari.

"Aaa!" pekik Ella saat lengannya dicekal.

Mereka merampas tas miliknya.

"Lepasin! Tolong..! Tolong!!!" teriak Ella menarik tasnya.

Tiba-tiba sebuah motor berhenti didekat mereka. Si pemilik motor langsung turun dan menendang salah satu preman sampai terjatuh. Ia membuka helm full face nya dan menggunakan benda itu untuk menghajar preman yang lainnya.

Ella langsung melangkah mundur. Ia terkejut melihat siapa orang yang membantunya. Ciko? Cowok playboy cat dinding SMA ALEXANDER?

Ciko terhuyung saat mendapat pukulan dan tendangan. Bukan hanya sekali, tapi ia berhasil membuat kedua preman itu kewalahan dan kabur.

Ciko mengusap sudut bibirnya yang berdarah.

"Lo nggak papa?" tanya Ella khawatir.

Sebelah alis Ciko terangkat melihat kekhawatiran gadis dihadapannya.

Sementara itu Sadewa tengah berada disebuah apartemen mewah. Tempat tinggal sepupunya Daniel semenjak kuliah di Jakarta. Kedua orang tua Daniel tinggal di Kanada.

Daniel sengaja meminta Alexander dan Sadewa datang. Ia ingin membicarakan tingkah Sadewa di Clubnya kemaren.

"Apa?! Tunangan?" tanya Daniel terkejut dengan pernyataan Opanya itu.

"Iya" jawab Alexander tenang.

Daniel menatap tak percaya Sadewa yang hanya diam.

"Kapan? Kenapa tidak ada yang memberitahuku?" tanya Daniel masih tak percaya.

Alexander menjawab pertanyaan Daniel dengan melirik Sadewa.

Daniel yang kesal melempar Sadewa dengan bantal sofa.

"Sialan!" umpat kesal.

Sadewa mendengus, ia mengabaikan kekesalan Daniel. Seluruh keluarga besarnya tau dengan pertunangannya. Hanya Daniel yang tidak tahu. Alasannya simpel, Sadewa tidak ingin diledek sepupunya itu.

"Orang tua aku tau?" tanya Daniel yang diakui Alexander.

Daniel tidak bisa menyembunyikan kekesalannya. Ia tau betul bagaimana pandangan Sadewa pada wanita.

"Gue udah anggap Naura seperti adik gue sendiri! Kalau lo sakiti dia! Lo berhadapan sama gue!" peringat Daniel serius.

Kenapa harus Naura? Pasti selama pertunangan ini Sadewa memperlakukan Naura dengan buruk.

SADEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang