Faith

280 17 3
                                    

"NAACHAN, APA KAU MELIHAT DIMANA SEPATUKU?!"

"NAACHAN DIMANA PONSELKU?!"

"NAACHAN APA KAU MEMINDAHKAN TEMPAT MAKE UP KU?!"

"NAACHAN!!"

Seruan demi seruan terdengar di seluruh penjuru apartment mewah itu. Nanase, yang tengah membuat sarapan hanya mampu menghela nafas tanpa ada niatan untuk menunda pekerjaannya.

Hal seperti itu selalu terjadi, apabila kekasihnya itu memiliki jadwal pagi. Berteriak sambil bertanya sesuatu, sambil berjalan mondar mandir di seluruh penjuru apartment.

"Naachan!"

Nanase menghela nafas untuk kesekian kalinya, lalu mematikan kompor dan berjalan ke ruang tengah, hanya untuk melihat bayi besarnya yang tengah memakai sepatu kets nya.

"Ada apa, Maiyan?"

Kekasihnya itu menoleh, lalu nyengir. "Hehe, tidak ada. Aku hanya ingin bertanya apakah sarapannya sudah siap?"

Nanase menatap datar ke arah Mai, lalu berbalik dan kembali ke dapur. Menyelesaikan masakannya, karena dirinya juga memiliki jadwal tak lama lagi.

Begitu selesai, Nanase segera memindahkan masakannya ke piring lalu menatanya ke atas meja makan. Tak lupa, ia menyiapkan peralatan makan untuknya juga Mai.

"Hmm kau masak apa?" Mai bertanya seraya berjalan memasuki dapur. "Harumnya tercium sampai kamar."

"Hanya beberapa sayur juga tumis daging," Ucap Nanase. "Makanlah. Sudah jam 7. Bukankah jadwalmu jam 8?"

"Ah, iya!"

Mai langsung mengambil tempat di meja makan, sementara Nanase mengambil piring milik Mai lalu mengisinya dengan nasi. Setelahnya, Nanase mengisi piringnya sendiri lalu duduk.

"Nanase," ucap Mai di sela-sela makannya. "Kau selesai shooting jam brapa?"

Nanase mengedikan bahu, "tidak tahu. Memangnya kenapa?"

Mai tersenyum lebar, "aku jemput, ya!"

"Aku akan selesai larut malam, Mai."

"Tidak apa-apa," Ucap Mai. "Aku merindukanmu, Nanase."

Nanase meletakan sumpitnya, lalu memfokuskan pandangannya pada Mai.

Terhitung, sudah hampir 4 bulan, sejak mereka memutuskan untuk tinggal bersama. Tepatnya, setelah Nanase mengumumkan kelulusannya dari grup. Tujuannya tentu saja agar bisa selalu bertemu karena jadwal Nanase yang semakin padat.

3 bulan awal, keduanya memang semakin sering bertemu. Namun, sebulan terakhir, sejak berakhirnya seluruh kegiatan Nanase dari grup, intensitas pertemuan keduanya semakin menurun dikarenakan perbedaan jadwal yang begitu kentara.

"Baiklah," ucap Nanase. "Aku akan bicara kepada staff untuk mengakhiri shooting hari ini lebih cepat. Jika diperbolehkan, kau boleh datang. Jika tidak, kau harus beristirahat dirumah. Bagaimana?"

Mai tersenyum kecil, lalu mengangguk. "Deal."

*

Dan, disinilah kedua perempuan itu berada. Di sebuah taman kota yang dipenuhi oleh pasangan muda-mudi yang asik menikmati malam.

Setelah Nanase membujuk direktur drama yang di bintanginya, akhirnya Nanase diperbolehkan untuk mengakhiri shooting hari itu. Sebagai gantinya, besok dia akan menyelesaikan seluruh adegannya.

Setelah diberi izin, Nanase segera menghubungi Mai. Meminta kekasihnya itu untuk datang, lalu keduanya pun pergi dari lokasi shooting dengan tangan saling tertaut.

Nogizaka46 - Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang