Gomen, Ne?

509 25 2
                                    

"Naachan~"

"Hmm"

"Naachan"

"Hmm?"

"Nishi-chan?"

"Iya"

"Nishino."

"Shiraishi"

Shiraishi menghembuskan nafas kesal. Bibirnya mengerucut, matanya menatap malas ke arah Nishino yang masih asik dengan kanvas juga kuas serta palet di tangannya. Sementara Nishino hanya diam tak memperdulikan kekasihnya itu.

Shiraishi yang tingkat kebosanannya sudah berada di tingkat akhir pun mendengus, lalu berdiri dan berjalan keluar. Meninggalkan Nanase yang bahkan tak menoleh sedikitpun ke arahnya.

Nishino menghela nafas pelan, saat mendengar suara pintu yang dibanting. Ia pun meletakan kuas serta palet yang ia pegang ke atas meja kecil di sampingnya. Lalu berdiri dan menyusul Shiraishi.

Nishino berdecak, saat tak melihat keberadaan sosok gadis berkulit putih tersebut disekitaran rumah mereka.

Dengan langkah cepat, ia berjalan ke arah yang diyakininya arah dimana Shiraishi pergi.

Arah menuju sebuah taman kecil di dekat komplek rumah mereka.

Dan, benar saja. Dari tempatnya berdiri, ia melihat sosok yang sudah bersamanya sejak 4 tahun lalu itu tengah duduk di atas dahan pohon yang tidak rendah namun tidak juga tinggi. Ia pun segera memghampiri gadisnya itu.

"Maiyan"

Shiraishi yang berada di atas sana tak menoleh, dan memilih memainkan ponselnya sambil bersandar di batang pohon.

"Maiyan" sekali lagi, Nishino memanggil Shiraishi.

"Shiraishi Mai, jika kau tidak turun sekarang juga maka aku ak--"

"Aku tidak peduli" ucap Shiraishi cuek.

Nishino berdecak kesal, lalu tanpa berucap apapun, ia berjalan mendekati batang pohon tersebut dan mencoba memanjat.

"Apa yang kau lakukan?!" Sentak Shiraishi.

"Memanjat pohon," ucap Nishino. "Kenapa? Bukankah kau tidak perduli?"

Shiraishi berdecak kesal, lalu memilih mengalah dan melompat turun.

"Aku tidak suka kau bekerja pada weekend, Nanase." Ucap Shiraishi. "Bukankah kita sudah membuat peraturan?"

"Maaf," ucap Nishino pelan. "Hanya saja, kau bilang baru akan pulang besok. Oleh karena itu, aku memilih mengambil project tambahan ag---"

"Aku minta maaf," ucap Shiraishi. "Aku tau aku salah karena telah membohongimu. Tapi, 'kan, aku ingin memberi kejutan"

Nishino tersenyum, "sudahlah. Lebih baik kita pulang. Akan ku buatkan makan malam untuk kita"

"Tapi pekerjaanmu--,"

"Aku sudah bilang pada Kazumin untuk menyerahkannya di hari senin. Lagi pula, ini permintaan Wakatsuki. Aku bisa menghubunginya nanti--- atau kau yang menghubunginya" Nishino meralat ucapannya begitu melihat perubahan ekspresi Shiraishi saat ia menyebut nama Wakatsuki.

Shiraishi mengedikan bahunya, lalu menggenggam tangan Nishino. "Jaa, bagaimana kalau kita berjalan-jalan? Menonton, makan malam romantis, atau mungkin ke pasar malam?"

Nishino tersenyum lalu menganggukan kepalanya. "Uhn"

Shiraishi balas tersenyum, lalu berjalan berdampingan dengan Nishino. Sebelum akhirnya kembali menghentikan langkahnya.

"Engg, Naachan, apa kau membawa dompet?"

"Ku kira kau membawanya"

Shiraishi dan Nishino saling berpandangan, sebelum akhirnya tertawa kecil dan memilih untuk pulang sejenak untuk berganti pakaian juga mengambil barang pribadi mereka.

Nogizaka46 - Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang