Memasuki bulan ketujuh, hormon kehanilan Shiraishi semakin meninggi. Ia semakin sering bertingkah random, seperti tiba-tiba menangis, tiba-tiba marah, tiba-tiba melakukan sesuatu yang aneh.
Melihat istrinya seperti itu, Nishino hanya bisa pasrah. Bahkan saat Shiraishi tiba-tiba menyuruhnya untuk berdandan seperti Princess Elsa, ia hanya bisa menurut dan membiarkan istrinya itu merias wajahnya.
Tapi, kali ini, sepertinya kesabaran Nishino harus kembali diuji. Pasalnya...
"Kau sedang apa?" tanya Nishino, saat Shiraishi menariknya dan menyuruhnya duduk diatas nakas.
Shiraishi tak menjawab. Alih-alih, ia pergi kebawah. Membuat Nishino hanya bisa diam, tak berani turun. Ia tak mau istrinya itu mengomel seperti minggu lalu, saat Nishino tak mau menuruti permintaannya.
Tak lama, Shiraishi kembali dengan sebuah ember dan senter. Tanpa banyak bicara, Shiraishi memakaikan ember itu di kepala Nishino, lalu menyuruh lelaki itu memegang senter.
Dibalik ember yang menutupi wajahnya, Nishino mengerung. "Maiyan, apa ini?"
"Sstt, Naakun tak boleh berbicara. Naakun kan sedang cosplay jadi lampu meja!"
Mendengar itu, Nishino melongo, lalu refleks melepaskan ember yang menutupi wajahnya. "Apa-a---"
"NAAKUUN!! Pakai!" sentak Shiraishi, dengan mata berkaca-kaca.
Nishino menatap Shiraishi lama, lalu menghela nafas dan kembali memakai ember itu di kepalanya. Tak lama, ia merasa perutnya ditekan-tekan. Ingin bertanya tapi pasti Shiraishi akan marah.
"Naakun, kalau aku tekan begini nyalakan senternya!"
Sekali lagi menghela nafas, Nishino menyalakan senter ditangannya saat perutnya ditekan, lalu mematikan senter itu saat perutnya kembali ditekan.
Begitu terus sampai Nishino tak tau sudah berapa lama mereka melakukan itu.
NerbeneremangMaiyan ya, masa abanggantengdisuruh cosplay jadilampu🤣🤣
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
