Library

227 18 4
                                    

Tsutsui Ayame mencengkram erat buku ditangannya. Berkali-kali, ia menghembuskan nafas, meredakan kegugupannya. Kepalanya menoleh, menatap lurus kecelah-celah buku, tepatnya kearah meja dimana sang penjaga perpustakaan duduk.

Detik berikutnya, ia kembali menunduk. Menatap ujung sepatunya, diiringi dengan hembusan nafas yang terus keluar dari mulutnya.

"Ayame, sudah menemukan bukunya?"

Tsutsui terlonjak, lalu memutar tubuhnya menatap teman sekelasnya yang berdiri di ujung rak. Dengan pelan, ia menganggukan kepalanya lalu berjalan bersama temannya itu ke meja penjaga.

Semakin dekat dengan meja, semakin cepat pula degup jantung Tsutui berdetak. Kepalanya terus menatap kebawah, sementara bola matanya bergulir tak tentu arah, menatap seluruh ruangan kecuali sang penjaga perpustakaan.

Dan begitu kaki-kakinya berhenti di depan meja penjaga, Tsutsui merasa tulang-tulang dikakinya menghilang seiring dengan kakinya yang melemas. Ia gugup, sangat gugup hingga rasanya ia ingin segera melarikan diri dari perpustakaan.

"Ren-kun, ohayou." Temannya, Kaki Haruka, menyapa si penjaga perpustakaan itu.

Iwamoto Ren, si penjaga perpustakaan, mendongak. Mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca. "Ah, Kaki-san, Tsutsui-san, ohayou. Buku apa yang ingin kalian pinjam?"

Dengan tangan gemetar, Tsutsui meletakan buku yang ingin ia pinjam ke atas meja. Tak lupa, ia keluarkan kartu perpustakaan miliknya.

"Ah, untuk tugas Shitara-sensei?" Ucap Iwamoto, seraya mencatat buku yang dipinjam oleh Tsutsui dan Kaki ke buku peminjaman. "Jawaban tugasnya ada di bab empat sampai tujuh, lalu untuk soal nomor delapan, ada diantara halaman duaratus sembilanbelas sampai duaratus duapuluh lima."

"Eehh, tapi Yuta-kun bilang jawabannya ada di bab tiga sampai lima?" Ucap Kaki.

"Benar, tapi jawaban detailnya ada di bab empat sampai tujuh. Tapi baik yang disarankan olehku ataupun Shibata-kun, semuanya benar." Ucap Iwamoto. "Jaa, ini buku kalian. Jangan lupa agar dikembalikan dalam tigahari."

"Uhn. Arigatou, Ren-kun." Ucap Kaki.

"A-arigatou." Tsutsui bergumam pelan sebelum melangkah cepat menyusul Kaki. Sementara Iwamoto kembali fokus ke bukunya.

Diluar, Kaki menatap Tsutsui dengan tatapan menggoda. Ditatap seperti itu, wajah Tsutsui yang sudah memerah menjadi semakin merah. Merasa kalau temannya itu akan semakin meledeknya, Tsutsui memutuskan untuk mempercepat langkahnya menuju kelas. Paling tidak, jika dikelas Kaki akan lebih fokus pada Shibata Yuta, kekasihnya, dibanding mengejeknya perihal perasaanya terhadap si penjaga perpustakaan.

Ya, Tsutsui Ayame menyukai si penjaga perpustakaan, Iwamoto Ren. Ia juga tak tau sejak kapan ia menyukai pemuda itu. Hanya saja, setiap kali melihat wajah serius Iwamoto, pipinya terasa panas, dibarengi dengan jantungnya yang berdebar kencang.

Sejak saat itu, Tsutsui Ayame yang tidak terlalu menyukai perpustakaan, beralih menjadi pengunjung tetap perpustakaan. Tujuannya tentu saja hanya untuk melihat wajah Iwamoto.

Begitu sampai dikelas, Tsutsui langsung duduk dibangkunya dan memasukan buku yang dipinjamnya kedalam tas. Tak lama, bel berbunyi bersamaan dengan Iwamoto yang berjalan memasuki kelas.

Tsutui terus memandang Iwamoto. Setelah pemuda itu duduk dibangkunya, barulah ia mengalihkan pandangannya. Ia menghela nafas pelan, lalu memilih mengeluarkan buku-bukunya karena guru sudah masuk.

*

Tiga hari kemudian, Tsutsui berjalan pelan memasuki perpustakaan. Dari pintu, dapat ia lihat Iwamoto yang terlihat begitu fokus dengan bukunya. Tak ingin menganggu fokus pemuda itu, Tsutsui memilih langsung bergerak menuju rak berisi buku-buku fiksi.

Nogizaka46 - Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang