He Who Never Comeback

191 14 2
                                    

“Aku pergi bertugas dulu, ya? Kau, baik-baiklah disini. Jangan terlalu dekat dengan pria lain. Jika ingin pergi ke suatu tempat, kabari aku atau paling tidak hubungi Mai agar aku tidak khawatir. Kau mengerti?”

Takayama Kazumi tersenyum kecil mengingat ucapan dari seseorang yang sangat berarti baginya itu. Kalimat perpisahan, saat pemuda itu harus pergi menjalankan tugas membela negara.

Siang itu, Takayama hanya dapat tersenyum kecil kala kekasihnya, Noujo Aki, harus pergi ke Afghanistan karena negara mengirimnya kesana.

tunggu aku, nee? Aku berjanji, ini adalah misi terakhirku. Setelah ini, aku akan mengundurkan diri. Kita bisa pergi ke Chiba, mewujudkan impianmu untuk membuka toko kecil dan hidup sederhana. Kau mau menungguku, kan?”

Saat itu, Takayama hanya bisa mengangguk. Meneguhkan dalam hatinya kalau ia akan menunggu pemuda itu. Bahkan jika ia harus menunggu lama, ia tak perduli.

Takayama yakin, pemuda itu akan menepati janjinya. Janji untuk pulang dan menikahinya. Janji untuk membangun keluarga kecil bersamanya.

Ya, Takayama yakin.

apa kabarmu? Aku disini baik-baik saja. Tidak ada konflik yang berarti, hanya beberapa kesalahpahaman antara kami dan warga sekitar karena terkendala bahasa.”

Dibulan pertama kepergian pemuda itu, Tak ada yang berbeda. Pemuda itu rutin menghubunginya dua minggu sekali. Pemuda itu juga selalu baik-baik saja, karena berdasar cerita Nishino—sahabatnya sejak kecil yang merupakan rekan satu tim Noujo juga orang yang Takayama percaya untuk menjaga pemuda ceroboh itu—Noujo sama sekali tak melakukan hal membahayakan.

Setidaknya, informasi itu membuat rasa khawatir yang selalu membelenggunya menjadi berkurang.

“hai! Hari ini aku mendapat tugas untuk berpatroli. Sial sekali karena cuaca hari ini benar-benar panas. Tapi, hey! Kau tau, aku bertemu seorang gadis kecil yang manis. Ah, aku jadi tak sabar untuk pulang dan menikahimu.”

Bulan kedua, kerinduan itu mulai menumpuk. Membuat Takayama selalu menangis kala mereka bertatap muka meski hanya melalui video call.

Bukan maksud membebani Noujo, hanya saja Takayama benar-benar tak bisa menahan diri untuk tidak menangis. Takayama merindukan pemuda itu.

KAZU!!! KAU TAU? UNTUK PERTAMA KALINYA DALAM 3 BULAN KOMANDAN MEMBERI KAMI LIBUR!! Ah—maaf karena berteriak. Aku terlalu bersemangat karena akhirnya memiliki hari libur. Kami diberi waktu libur 2 hari, dan aku beserta tim ku memutuskan untuk pergi ke kota dan membeli beberapa barang. Hey, kau ingin ku belikan apa?”

Nogizaka46 - Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang