Ch. 29

1.1K 123 95
                                    

Usai membantu menyadarkan Johnny dan Taeil, lalu menjelaskan mengenai apa saja yang sudah terjadi pada polisi yang datang, akhirnya Eva dan Yuta bisa pulang dan merasakan ketenangan sejenak.

Yah walau mereka tak tau ketenangan ini bisa bertahan sampai berapa lama.

Polisi mengatakan agar tidak usah khawatir, karena personil mereka akan melacak dan mencari Sana dan komplotannya kemanapun mereka pergi.

"Yang, aku belum bilang ke kamu kalo besok pagi aku mau sarapan di cafe Elsa bareng si empunya cafe dan juga Chindy. Terus dari sana aku langsung mau ikut latihan, aku juga udah bilang sama Hoshi kalo aku pengen gabung padepokannya lagi"

Yuta mengangguk, "Harus banget besok dah mau ikut latihan?"

"Iya lah. Persiapan perang ini. Siapa tau nanti Sana nyerang lagi. Kita mesti mempertahankan diri"

Yuta terkekeh, "Yaudah. Hati-hati, kalo aku hubungi langsung dijawab ya. Awas aja kalo enggak"

"Siap pak bos"

"Hmm, ayo tidur. Atau mau bikin debay sekarang?"



"Aku mau tidur!"



"YHAAA JANGAN DONG!" Yuta memeluk Eva erat sambil mengerucutkan bibir.

"Lah, opsi pertama tadi kan tidur. Gimana sih?"

"Kapan jadinya kalau kamu nunda mulu? Aku kan juga pengen pamer ke orang-orang kalau kamu udah isi"

"Astaga, pamer? Kurang-kurangin deh" Eva bergerak rusuh minta dilepas, namun Yuta menggeleng seraya menyeringai.

"DASAR GILA!"

***


"Projen!" Eva melambai begitu melihat Elsa ketika dirinya baru saja memasuki cafe milik sahabatnya itu.

"Eh, Sindi mana?" Elsa celingukan mencari orang yang disebut.

"Masih dirumahnya kali" Eva mengangkat bahu.

"Lah, gak barengan kah?"

Eva menggeleng singkat, "Els, malem tadi gue diㅡ"

"Bentar dulu ya, ep. Gue mau nelpon Winwin dulu" potong Elsa sebelum Eva sempat menyelesaikan kalimatnya.

Eva mengangguk, lalu memanyunkan bibirnya. Ia padahal ingin cerita mengenai kejadian malam tadi. Wanita itu lalu menarik kursi dan duduk termenung. Bahkan saat pelayan menyodorkan buku menu, ia hanya memesan semangkuk sup kacang merah dan kembali melamunkan hal random. Sampai Elsa muncul kembali dan hanya berdiri disampingnya tanpa ada keinginan untuk duduk sambil mengelus perutnya yang tengah mengandung.

"Tadi lu mau bilang apa, ep?" tanya wanita bermarga Dong itu.

Eva yang tidak sampai hati untuk merusak mood sahabatnya itu dengan kejadian tadi malam hanya menggeleng sambil tersenyum, "Gak apa-apa"

"Ih, main rahasiaan ya sekarang? Gak asik" Elsa mendengus sebal yang membuat Eva terkekeh.

"Beneran gak ada apa-apa kok. Eh, Els disini ada kopi tanpa kopi gak?" ia bermaksud untuk mengalihkan pembicaraan, tapi jatohnya malah tidak jelas.

Elsa mengerutkan keningnya yang sepertinya tengah berpikir, mencerna pertanyaan Eva barusan dengan lebih seksama. Setelah mengerti kalau Eva hanya menyampah, ia menyentil jidat Eva dengan keras.

"Anjir, ini efek hamil atau ketularan Sindi sih yang suka main kekerasan?"

Elsa menggeram tak tahan, "Ya abisnya lu ampas sih, mana ada kopi tanpa kopi, bambang! Astaga, tuhan sabarkan aku" Elsa terus-terusan mengelus perutnya.

[END] Life After Married - Yuta NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang