Yuta menghela nafas melihat Eva duduk termenung ditaman samping gedung.
"Yang!" panggilnya.
Eva terperanjat lalu membuang muka saat Yuta duduk disampingnya.
"Mau cerita?" Yuta membuka pembicaraan setelah hening beberapa menit.
"Enggak mau"
"Kenapa?"
"Kamu pasti belain dia dan gak percaya sama aku!"
"Kata siapa?" tanya Yuta sambil menahan senyum karena menurutnya lucu melihat istrinya memberengut.
Eva yang melirik Yuta berdecak, "intinya Sana tuh licik. Dia mau balas dendam sama aku gegara katanya dulu kamu ninggalin dia karena aku"
Air muka Yuta berubah, "Beneran dia ngomong gitu?"
"Ya buat apa aku bohong sih? Dia ngomong gitu dihadapan orang banyak"
"Aku percaya, kok. Baguslah tadi kamu ngasih pelajaran ke dia. Sekarang kita lupain aja seolah gak pernah terjadi gimana?"
Eva terlihat sedikit senang lalu mengangguk.
Yuta tersenyum lalu mengelus pelan rambut istrinya, "Mau masuk kedalam lagi gak?"
Wajah Eva kembali ke mode galak, "Gak. Aku mau pulang. Sekarang!" ucapnya tak terbantahkan.
"Oke. Tapi kita pamit dulu ya sama yang punya acara!" ucap Yuta yang langsung dijawab anggukan oleh istrinya.
***
"Lah, lah kenapa ini?!" ujar Yuta ketika mobilnya melambat dengan sendirinya lalu berhenti tiba-tiba."Mogok ya?" tanya Eva.
"Kayaknya iya" jawab Yuta sambil mencoba kembali menyalakan mesin mobilnya namun tidak berhasil.
Eva memijit pelipisnya, sedangkan Yuta sedang menelpon—tukang bengkel sepertinya.
"Kalo bisa cepetan ya, pak. Hn saya tunggu!" setelah itu telepon diakhiri. Yuta melongok dari jendela, melihat ke sekitar. "Kayaknya mereka masih lama nyampe nya, mau keluar sebentar gak? Nyari makan" ajak Yuta.
"Ayo!" jawab Eva. Lagipula dirinya bosan kalo cuman diem nunggu orang bengkel nyampe.
Disini tempatnya agak sepi, jalanan juga agak lengang.
Seperti biasa, Yuta selalu mengangsurkan lengan kirinya dan langsung digandeng Eva.
Cukup jauh mereka berjalan dan akhirnya mereka menemukan kedai yang menyediakan masakan rumahan.
Eva langsung duduk di salah satu kursi lalu membuka high-heels nya perlahan. Terlihat lah sepasang kaki nya yang kini agak lecet.
Yuta yang melihat itu melotot, "Sakit?"
"Perih dikit doang, kok!" cengirnya.
Yuta menghela nafas pelan, "Mau makan apa?" tanyanya ketika pelayan menghampiri ingin mencatat pesanan.
"Soto rawon aja, sama es teh"
"Soto rawon nya 2 mas, minum nya es teh 2"
Si pelayan mengangguk, "Mohon ditunggu"
——
Seusai makan dan membayar. Yuta dan Eva kembali ke tempat mobil mereka berada.
Yuta mengernyit melihat Eva nyeker, "Kenapa gak dipake lagi? Perih banget?"
"Nanggung, males"
"Kebiasaan" Lalu Yuta melepas pegangan tangan Eva, kemudian berjongkok dihadapannya.
"Ngapain?" tanya Eva agak heran.
"Ayo, naik" ucap Yuta.
"Gak usah, gak terlalu jauh juga"
"Naik!" tegas Yuta.
Eva yang manyun-manyun akhirnya melingkarkan lengannya di leher Yuta. Lalu Yuta mulai menggendong istrinya tersebut.
"Mas!" panggil Eva tiba-tiba.
"Iya?"
"Aku beratan gak?"
Yuta bingung, "Aku harus jawab apa?"
"Jawab yang jujur!"
Lelaki bermata tajam itu takut salah menjawab, "Ngg, anu.."
"Ck, jawab aja gak papa kok" desak Eva.
"Kamu agak berat, dikit" cicit Yuta pelan.
"Hah? IH KAMU TUH YA!" Eva langsung menjitak kepala Yuta, membuat si empunya mengaduh lalu hampir oleng. Eva berjengit, untungnya mereka tidak jadi jatuh konyol berdua.
"Lah, tadi katanya di suruh jawab jujur gimana sih?! Bilangnya gak papa, eh ujung-ujung nya ngejitak. Huft dasar wanita" Yuta bergumam pelan, namun masih dapat didengar oleh Eva.
"Kamu ngomong apa tadi?"
"A—enggak kok, btw jalanannya indah"
Eva merotasikan bola matanya, "indah apanya jalan berlobang-lobang gini maleen?"
"Iya, untung didalam hatiku ada kamu" sahut Yuta gak nyambung.
"Hah? Apa sih gajelas"
"Karena dihatiku ada kamu jadi hatiku tidak berlobang-lobang, CIKIDAW"
"Dasar gila!" Eva menjambak rambut Yuta, walau tidak terlalu keras itu cukup membuat Yuta meringis.
"AMPUN, INI NANTI KITA OLENG LAGI TERUS JATOH BENERAN MAU?"
"YA KAMU SIH ANEH-ANEH AJA!"
"YA MA'AF"
"BERISIK TAU!"
Ribut:)))
Untung jalanan lagi sepi. Bisa jadi tontonan khalayak nih kalo misalnya jalanan rame.
"UDAH DONG, KUPING KU PENGANG NIH! LAMA-LAMA AKU CEBURIN KE SUMUR JUGA NEH" omel Yuta ketika dirinya tak sengaja melihat sumur di depan salah satu rumah penduduk sekitar.
"BERANI KAMU?"
"BERANI LAH, MASA ENGGAK!"
"GAMPANG TINGGAL AKU TARIK JUGA KAMU BIAR IKUT JATOH!"
"APA-APAAN? KAMU NYA AJA DAH JATOH, GAK SEMPET NARIK AKU"
"ANJENG! DASAR NAKAMOTO SIALAN YUTA"
"HUSH, GAK BOLEH NGOMONG KASAR NAKAMOTO BACOT EVA"
Tiba-tiba hening.
Eva yang sudah lelah hanya diam, Yuta nya juga langsung diem pas istrinya gak nyaut lagi.
"Yang," panggil Yuta setelah hening beberapa menit.
"Hn?"
"Gak usah diet-dietan habis ini"
"Hah?"
"Kamu tuh ideal dan gak gendut sama sekali. Kamu agak beratan kan karena kamu sering masak dan makan bareng sama tetangga pas arisan. So, gak usah ribet diet. Toh kamu rutin olahraga juga kan? Mau kamu kurus atau gendut pun aku gak masalah, aku tetep cinta kok!"
Ya Allah, ini Eva tiba-tiba pengen beneran nyebur ke sumur aja deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Life After Married - Yuta NCT
Fiksi PenggemarSpin off : Life After Married [NCT] Bernaung di bawah status bernama pernikahan memang tidak akan menjanjikan hidup kita berdua jauh dari masalah. Ada kalanya kesabaran, kesetiaan dan kepercayaan kita satu sama lain di uji...