12. Tipu muslihat, sementara?

1.5K 99 0
                                    

"Tertipu oleh keluguan dari kemanisan
sikap dan perilaku seseorang. Selamat menikmati dunia tipu muslihat si Cantik yang baru berawal tapi harus berakhir cepat."

🥀

Seorang lelaki kini sedang duduk di samping brankar UKS. Raut khawatir terpancar dari wajahnya. Sesekali ia menggenggam dan mencium tangan seorang gadis yang nampak lemah terbaring di brankar UKS. Tanpa lelaki itu sadari, ada sepasang mata yang melihat adegan tersebut. Gadis itu diam terpaku dengan keadaan yang menyerang ulu hatinya, lalu ia berlalu pergi. Eva memegangi kepalanya dan berekspresi seolah ia pusing.

"Gimana? Masih pusing?" Tanya Indra begitu khawatir.

Indra mendekat kepada Eva mengusap penuh kasih sayang kepala Eva. Tanpa ia sadari, Eva menampilkan senyum kemenangannya di bawah Indra. Sungguh bodoh kan. Tertipu pada kelicikan dibalik keluguan.

"Va, cuman itu jalan satu-satunya. Lagian Indra juga gatau kan, kalo sebenernya Fayra yang udah donorin darahnya buat nyelametin dia sampek si Fayra sakit-sakitan berhari-hari. Dasar cewek bodoh." Ucap Resty menampakkan senyum sinisnya tak berdosa.

Eva menimang-nimang apa yang diucapkan oleh Resty. Memang benar itu adalah cara satu-satunya untuk mendapatkan perhatian Indra yang sepertinya mulai memerhatikan Fayra.

"Iya, Va. Bener kata Resty." Tambah Felly sambil tetap fokus pada mobile legend-nya. Oh shit! Gadis lemot 2G ini memang pandai bermain game online itu. Ponselnya selalu miring. Membuat kedua temannya selalu mendecak kesal menatapnya yang tak bosan-bosan bermain game.

"Oke gue akan coba. Semoga ini berhasil." Ucap Eva mantap dengan keputusannya.

"Kamu sakit apa sih, Va? Kok bisa pusing dan kayaknya lemes gitu?" Tanya Indra lagi yang seketika membuyarkan lamunan Eva.

"Jangan-jangan kamu kurang darah?"

"Iya, Ndra. Kemarin waktu kamu kecelakaan cuman ada aku disitu. Sebenernya aku udah dilarang sama suster buat donorin darah, tapi karena kondisi kamu memburuk. Jadi, aku paksain." Bohong Eva. Dusta besar dari mulut kecil nan mungilnya.

"Jadi, kamu yang udah donorin darah untuk aku?" Tanya Indra memastikan. Eva hanya mengangguk dengan isyarat 'iya'. Indra langsung merengkuhnya ke dalam pelukan. Indra semakin merasa bahwa Eva adalah separuh hidupnya.

"Makasih ya, Va." Ucap Indra sambil melepas pelukan mereka berdua.

"Va, kamu tahu. Malam dimana aku kecelakaan? Sebenernya aku mau ke rumah kamu. Ada sesuatu yang pengin aku omongin." Jelas Indra yang membuat Eva penasaran.

"Mau ngomong apa, Ndra?" Tanya Eva. Kali ini Eva percaya diri. Mungkinkah Indra akan mengungkapkan perasaanya?

"Aku tahu. Ini bukan momen yang tepat. Tapi aku udah lama nyimpen ini, Va." Kata-kata Indra semakin membuat Eva percaya diri. Indra menarik napasnya lalu kembali berucap.

"Eva. Aku sayang sama kamu. Aku tahu, kamu pasti ngira aku cowok brengsek. Karena aku udah jadian sama Fayra. Tapi perlu kamu ketahui, aku sama Fayra itu sekedar jadian karena taruhan. Aku pengin kamu jadi pacar aku? Kamu mau, kan?"

Indra meraih tangan Eva. Eva dalam hatinya tersenyum kemenangan. Ternyata ini lebih dari yang ia duga. Secepat ini kah?

"Tapi gimana status kamu sama Fayra? Satu sekolah kan udah tahu kalau kalian berdua itu sepasang kekasih. Aku gak mau di bully karena ngrebut kamu dari Fayra." Ujar Eva dengan raut muka sedih andalannya untuk menarik simpati Indra. Terlalu licik untuk seukuran gadis secantik Eva.

Painful [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang