PROLOG

6.9K 231 19
                                    

🥀

"Raaa, ayo ke kantin!! aku laperr banget nih."

Seorang gadis yang sedang menulis itu terusik karena suara rengekan sahabatnya. Ia pun mencoba tetap fokus dan mengerjakan soal-soal Matematika tanpa memperdulikan rengekan yang seolah memekik telinga.

"RAAA!! FAYRAA!!"

"Serah deh, aku duluan!! Laperrr."

"Iya ntar aku nyusul, Na." Jawabnya tanpa menoleh pada Nasya sahabatnya itu.

15 menit kemudian, gadis itu selesai bergelut dengan soal-soalnya. Ia pun bangkit dari duduknya berniat menyusul sahabatnya karena perutnya juga meronta ingin di isi.

"Nasya-nasya, paling gak bisa nahan laper. Hhh.." gumam Fayra sambil menggelengkan kepalanya.

Fayra-pun berjalan melewati lorong-lorong kelas yang mulai ramai oleh murid-murid yang berlalu lalang, karena ini jam istirahat.

Namun, langkahnya terhenti ketika ia menangkap sosok lelaki yang begitu ia cintai. Sosok itu adalah lelaki tegas, dingin, namun sangat perhatian sebenarnya jika Fayra menyadarinya.

"Ravin...Rav!" Seru Fayra sambil melambaikan tangannya, namun lelaki itu tak mendengarnya karena memang banyak murid yang berlalu-lalang.

Fayra tak menyerah. Ia terus berusaha membuat Ravin tau akan kehadirannya. Tetapi, langkahnya terhenti ketika Fayra mengetahui siapa yang bersama Ravin.

"Ravin? Kok dia sama Satria. Bukannya mereka emm rival." Ucap Fayra sambil terus berjalan mengikuti Ravin & Satria tanpa disadari mereka berdua.

Kemudian, dalam benak Fayra terbesit akan suatu hal ,
"Apa jangan-jangan.. mereka mau berantem. Ini gak bisa dibiarin, aku harus ikutin mereka." Resah Fayra terus mengejar mereka berdua.

Namun, mereka tak tau karna jarak mereka yang jauh. Saat Fayra sudah mulai dekat dengan keberadaan mereka berdua, Fayra-pun memelankan langkahnya. Ia terkejut melihat dua orang rival itu berbicara santai. Samar-samar Fayra mendengar dengan seksama.

"Gimana? Lo masih betah pacaran sama Fayra?"

"Apa jangan-jangan lo beneran suka sama Fayra?" Tanya Satria seakan meremehkan.

"Ngomong apa sih, lo?" Jawab Ravin dengan malasnya menanggapi Satria.

"Gue gak pernah ada rasa sedikitpun sama Fayra, ini kan cuman akal-akalan lo. Taruhan kita, lo gak lupa kan?" Jelas Ravin sambil memamerkan senyum sinisnya.

"Emang siapa Fayra? Dia cuman cewek biasa yang sukanya cuman belajar mulu, stress gue liatnya. Lo pengen ngrebut peringkat 1 umum kan?" Lanjutnya.

"Gue tau niat busuk lo nyuruh gue jadian sama Fayra." Tegas Ravin menatap tajam Satria.

"Syukurlah kalo lo tau." Jawab Satria seenaknya.

"Tenang ini cuman 1 tahun kedepan kok." Ucap Satria sambil menepuk bahu Ravin dan berlalu begitu saja.

"Hhh.. 1 tahun lo bilang, terlalu bangsat gue jadi cowok dan ini karena lo, Sat!" Sarkas Ravin dan ia berlalu meninggalkan tempat itu tanpa tau bahwa ada seseorang yang mendengar percakapan itu di balik dinginnya tembok.

🥀

Next?
Jangan lupa vote & komen!! ^_^
Terimakasih

Next? Jangan lupa vote & komen!! ^_^ Terimakasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Painful [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang