8. Apa sesakit ini?

1.6K 99 6
                                    

"Harapan manis itu sirna karena pengakuan
hatimu yang tiba-tiba menusuk hatiku. Terimakasih telah jujur dengan perasaanmu."

🥀

Fayra menatap ke arah tangannya yang sedang digenggam oleh Ravin. Sesekali ia mengulum senyumnya menyadari bahwa Ravin tidak sedingin yang ia kira. Kini mereka berdua sedang ada di salah satu Mall untuk membeli buku yang tersedia di salah satu toko yang ada di sana.

"Rav, kamu mau beli buku apa sih?" Tanya Fayra penasaran dengan apa yang diinginkan oleh Ravin.

Hening dan lagi tak ada jawaban dari Ravin. Ravin kini malah tengah asyik mencari sebuah buku yang ia inginkan.

"Akhirnya ketemu!" Ucap Ravin antusias dengan senyum yang dirindukan oleh Fayra.

Fayra mengerutkan keningnya ketika melihat judul buku itu "Rumus Matematika (terlengkap) SMA/SMU". Ravin mengambil dua buku yang sama lalu ke kasir untuk membayarnya. Fayra hanya mengikutinya dari belakang dan masih bingung. Kenapa Ravin membeli dua buku itu?

"Nih, biar lo nggak susah-susah cari di perpus. Apalagi sampai rebutan sama Sat..." Ucap Ravin menggantung membuat Fayra tau maksud Ravin. Tapi Fayra berpura-pura seolah ia tak tahu.

"Maksud gue. Biar lo nggak susah-susah harus gantian sama yang lain buat pinjem buku." Jelas Ravin dengan tatapan meyakinkan Fayra.

Fayra tak percaya Ravin akan membelikannya sebuah buku untuk memudahkannya. Fayra pun menerima buku itu dengan senyum sumringahnya yang membuat Ravin terkejut menatapnya. Entah ada apa dengan Ravin? Apa ada yang salah dengan senyumnya?

Kini mereka berdua tengah menikmati cappucino di salah satu cafe di Mall tersebut. Fayra masih tetap setia mencuri-curi pandang ke arah Ravin yang sibuk dengan ponselnya. Sepersekian detik kemudian, Ravin menghentikan aktivitasnya. Fayra pun terkesiap karena tertangkap basah sedang memandangi Ravin.

"Fayra. Ada sesuatu yang harus lo tahu." Ucap Ravin dengan nada serius sambil celingukan entah mencari siapa. Fayra sadar jika Ravin sedang menyelidik mencari tahu apakah ada yang memantaunya dari kejauhan.

"Gue..gue sebenernya.." lanjut Ravin ketika melihat sekitarnya aman.

"Apa, Rav?" Tanya Fayra karena penasaran. Ravin terlihat gugup dengan apa yang akan ia katakan.

"Gue sebenernya suka sama Eva." Ucap Ravin dengan raut wajah serius menatap kedua manik mata Fayra.

Fayra mengerjap menyadari kebodohannya yang hampir menitikkan air matanya. Namun, segera ia alihkan pandangannya ke arah lain.

"Maafin gue. Gue terpaksa nembak lo." Lanjut Ravin semakin membuat udara di sekitar Fayra seakan menipis.

Fayra masih bertahan dengan keheningannya.

"Gue harap lo ngerti. Ada sesuatu yang nggak bi-"

"Apa karena taruhanmu sama Satria?" Tanya Fayra sedikit menampakkan raut sinisnya.

"Tau dari mana lo?" Tanya Ravin kaget.

Fayra tak menjawab. Ia hanya menunduk.

"Syukurlah kalo lo udah tahu. Jadi, gak ada lagi yang perlu disembunyiin. Kita tetep terikat hubungan sela-"

"Selama 1 tahun." Potong Fayra.

Ravin hanya mengangguk.

***

"Ngapain sih lo, nyuruh-nyuruh gue jemput ke Mall. Habis ngapain? Bolos ya lo!!"

"Ihhh, abang!! Ngarangg.. Ini nih, Ara beli ini." Jawab Fayra sambil menunjukkan buku yang tadi dibelikan oleh Ravin.

Painful [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang