30. Karena kamu [END]

2.1K 74 0
                                    

"Hadirmu menjadi kesan bahagia tersendiri bagiku. Terimakasih...
Semoga kau..akhir yang akan selalu membahagiakan perjalan kisah cintaku..."

🥀

"Selamat Ulang Tahun, Abang kesayangan Ara!" Ara memeluk Erlang yang sumringah pada malam ini. Erlang nampak gagah mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna biru dongker.

"Thanks buat semuanya yang udah dateng. Makasih untuk Mama, Papa, dan Arakuu.."

"Bella..nanti makan kuenya." Ucap Erlang memperingatkan Bella yang hendak mencomot kue ulang tahun miliknya.

"Uncle pelit." Bella mengejek Erlang dengan menjulurkan lidahnya.

Bella tampak menggemaskan. Dress yang digunakan Bella senada dengan yang digunakan Fayra. Mereka berdua sama-sama mengenakan dress berwarna coklat susu. Jika Bella menggunakan bandana sebagai hiasan kepalanya maka berbeda dengan Fayra yang menggunakan mahkota kecil sebagai pemanis tampilan anggunnya.

Perayaan ulang tahun Erlang berjalan sederhana. Tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Acara potong kue dan doa itu dilanjutkan dengan bakar-bakar jagung, ayam dan sosis di taman belakang rumah keluarga itu.

"Nih.." Fayra memberikan piring kecil yang berisi sosis dan ayam bakar kepada kekasihnya.

"Thanks." Ravin. Lelaki itu menerima makanan yang sudah diambilkan oleh gadisnya.

"Manis..." Celetuk Ravin tatkala menelan kunyahan pertamanya. Fayra menatap Ravin bingung.

"Manis? Kan aku nggak ambil jagung-"

"Kamu yang manis, Fay." Pipi Fayra bersemu merah merona. Ia masih saja malu tatkala Ravin dengan sengaja menggodanya.

"Apaan sih? Receh." Fayra memukul pelan bahu sebelah kanan Ravin.

"Hai! Fay, Ndra." Sapa seorang gadis cantik yang menggunakan dress merah maroon malam ini.

"Hai, Va!" Fayra membalas sapaan Eva dengan antusias. Namun, tidak dengan Ravin. Lelaki itu mematung tanpa berkata apa-apa.

"..." Fayra diam menunggu apa yang akan Eva sampaikan.

"Gatau nih, Eva. Dia yang narik aku ke sini, Raa." Jelas Ad yang tangannya masih setia digenggam oleh Eva.

"Gue mau minta maaf, Fay. Indra..gue minta maaf. Ya..walaupun kita nggak bisa balik kaya dulu lagi. Tapi, gue cuman pengin kita nggak ada dendam." Eva serius dengan ucapannya kali ini.

"Siapa bilang? Siapa bilang kita nggak bisa balik kaya dulu. Lo masih tetep sahabat gue, Va." Ravin tersenyum tulus pada Eva.

"Iya, Va. Nggak akan ada yang berubah, kok. Ravin sama kamu akan tetap bersahabat. Karena persahabatan tak akan pernah sirna. Walau pernah berjauhan." Fayra mendekat kepada Eva. Mereka berdua berpelukan. Ad dan Ravin yang melihat interaksi keduanya merasa senang.

"Ihh..apaan sih? Ini tuh jagung, Nasya." Kegiatan dramatis itu terganggu oleh sebuah pertikaian kecil yang terjadi antara Nasya dan Aldo.

"Eh..tadi yang panggang gue. Lo diem aja. Sekarang, gilirang mateng lo ambil. Dasar.."

"Eh, Nasya dikasih sama Bang Erlang ya..bukan sama kamu." Suara Nasya yang lantang itu memekik telinga siapapun yang mendengarnya.

Painful [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang