"Di mana aku Mil?"
"Kamu di ruang UKS karena pingsan di kelas tadi."
"Sebenernya ada apa, Ay?"
"Mil, sosok itu dateng lagi. Dia selalu ada ketika aku sedang berada dalam kondisi down. Suara-suara itu. Aku yakin itu suaranya dia. Suara laki-laki yang sama ketika naik angkot bareng tempo hari, suara ketika aku tersesat di hutan.
Laki-laki itu nyata, Mil. Dia kembali mengunjungiku tadi di kelas. Dia tahu aku sedang merasa tertekan. Dia semacam ... pelindungku.""Ay, kamu yakin? Gak ada hal kayak gitu. Malaikat gak akan menampakkan dirinya kecuali ... " Milla menggantung kalimatnya.
"Kecuali apa Mil?"
"Kecuali dia bukan malaikat, tapi jin yang menyaru serupa manusia atau hewan."
Ucapan Milla barusan membuat Kayana tersentak.
Jin menyerupai makhluk hidup?
Mungkinkah ucapan Bu Endah mengenai ada seseorang selain dirinya dan ninin yang tinggal di rumah benar?
"Mil, aku harus pulang."
"Lo, mau kemana Ay? Memangnya udah gak limbung?"
"Aku udah sehat kok, Mil. Jangan khawatir ya Sayang."
Ada sesuatu yang harus dibuktikannya dan ia perlu bantuan Bu Endah.
***
Seharian ini Aria belajar menyesuaikan kegiatannya dengan ritme manusia dan ternyata bagi jin hal tersebut amat berat. Ia yang terbiasa bergerak secepat cahaya, kini harus menahan ego. Ia pernah mempraktikkannya dalam waktu singkat ketika ingin menarik perhatian Kanaya, naik angkot dan duduk di samping gadis itu. Untuk kali ini ia ingin dapat bertahan lebih lama.
Hal pertama yang ia lakukan adalah membentuk tampilannya menjadi lebih solid dan padat layaknya manusia biasa. Ia harus mampu bercakap-cakap, berjalan, berlari, makan, minum dalam kecepatan normal. Dapat membaur dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Bahkan dapat bekerja dan kuliah selayaknya pemuda pada umumnya.
Hari ini ia mengunjungi Paris Van Java, salah satu mal yang sedang tren di kalangan remaja kota Bandung. Ia hanya duduk dalam mode kamuflase dan memperhatikan tingkah laku remaja Bandung. Style, gaya bicara serta cara mereka bersosialisasi ia amati untuk ditiru dan dimodifikasi.
Di dalam mal ribuan makhluk astral juga ikut beraktivitas. Sebagian besar berasal dari dimensi terjepit. Dimensi di mana kondisi roh belum sepenuhnya berpindah dari alam manusia ke dimensi selanjutnya karena satu dan lain hal.
Sedangkan sebagian yang lain berasal dari golongannya. Mereka bergerak amat cepat menjalani aktivitas hariannya. Sebagian kadang mencuri dengar apa yang dilakukan manusia, sedangkan lainnya tak peduli. Mereka tidak dapat serta merta berpindah alam tanpa seizin-Nya.
Entah sudah berapa kali Aria ingin menyerah, perpindahan wujud menjadi padat menguras energinya. Sakitnya seolah dapat memekakkan telinga. Namun, bayangan Kayana bermain di pelupuk mata. Biar bagaimanapun ada darah Sulastri, ibunya yang manusia, mengalir dalam darahnya. Yang harus ia lakukan ialah membangkitkan sisi manusianya kembali.
Untuk itu ia harus siap merasakan seperti apa yang dirasakan manusia. Perasaan cinta kepada lawan jenis. Ia menyukai perasaan ini, merasakan bahagia dan sakit pada bersamaan. Perasaan nyaman yang susah diungkapkan. Bahkan hanya dengan melihat Kanaya tertidur sesuatu menggelitik perutnya.
Setelah berobservasi selama beberapa jam, Aria mencoba menonaktifkan fitur kamuflase dan mulai mencoba menampilkan dirinya sebagai manusia biasa.
Kedatangannya yang tiba-tiba, membuat gadis yang duduk di meja sebelah terpekik kaget. Aria tersenyum dan meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECISION
Mystery / ThrillerDECISION by Happy Dee Kehidupan Aria Daniswara Budipaksa tak lagi sama sejak menerobos dimensi lain untuk menyelamatkan kekayaan kerajaan jin ayahnya. Dalam pelariannya, secara tak terduga ia bertemu dengan Kanaya Tsabita. Gadis yang membawanya da...