5.) Mengenal Agama Sendiri

643 47 15
                                    

Bismillah...
Jika ada typo langsung tag saja😘
Selamat membaca❤

----------------

Terlahir dengan Tanda Pengenal yang Allah berikan, berupa Agama Islam.
Tapi, arti dari Islam pun aku tak mengetahuinya.
Sungguh, aku hanyalah seorang pendosa.

-Alisa Cintya Nugraha

--------------


Beberapa hari kemudian Alisa mulai membiasakan dirinya dengan kegiatan yang ada di pesantren, Alisa akui, ia sangat senang dilingkungan ini. Berada disini membuat ia lebih menghargai waktu, menumbuhkan solidaritas, dan tentunya lebih dekat pada sang maha Pencipta. Walau pun setiap malam ia masih kesulitan untuk tidur, sebab teringat sang Bunda, tapi tidak membuat Alisa risau. Karna sekarang ia selalu membiasakan diri membaca dzikir malam, selepas itu ia akan dengan mudahnya tertidur.

Kini Alisa selalu memulai harinya dengan segala kegiatan baik.
Selepas shalat berjamaah shubuh dan kuliah shubuh, Alisa kembali ke kamarnya untuk melanjutkan bacaan Al-Qur'annya. Semakin hari ia semakin sadar, bahwa bacaannya masih belum benar, dan masih butuh bimbingan. Ia berniat akan menghampiri Ustadzah untuk membantunya belajar mengaji.

Selesai mengaji Alisa melaksanakan tugasnya, yaitu piket untuk membersihkan kamar.
Jika Ayu sudah pergi ke dapur untuk piket memasak, lain lagi dengan Zakiah yang pergi ke halaman sekitar pondok perempuan untuk menyapu disana.

Dengan diiringi lantunan ayat-ayat indah milik Allah, dari radio kecil yang ada dipojok kamar. Alisa memulai pekerjaannya dengan sangat telaten.

Setelah kurang lebih satu jam Alisa bergelung dengan debu dikamar, ia memutuskan untuk keluar mencari udara segar disekitaran taman, dibelakang pondokan putri yang langsung terhubung dengan hamparan sawah yang luas.

"Assalamualaikum Alisa," ucap seseorang dari belakang.

Alisa berbalik, dan menjawab salam itu seraya mengambil tangan orang itu untuk diciumnya.

"Waalaikumussalam, ustadzah."

"Lagi apa disini, sayang?"

"Lagi cari angin segar, tadi Lisa baru selesai piket kamar. Sumpek hehe."

Ustadzah pun tersenyum lalu mengangguk.

"Sini, kita duduk dibangku ini dulu." Ucap Ustadzah pada Alisa yang sedari tadi berdiri,

Alisa mengangguk, dan mengikuti ustadzah duduk dibangku tersebut.

Hening.

Mereka sibuk dengan fikiran masing-masing, menghirup udara segar disekitaran taman. Menikmati indahnya kuasa Tuhan.

Lalu suara Ustadzah menyadarkan,

"Betah disini?"

Alisa mengangguk, "Sangat betah," jawabnya riang.

"Alhamdulillah, cepat sekali yaa,"

"Iya Alhamdulillah, aku sadar dosaku sudah menumpuk. Masa diajak dalam kebaikan ngga mau," ucapnya seraya bergurau,

Ustadzah terkekeh, "Allah sayang kamu, makanya kamu lebih cepat diberi kesadaran."

"Iya Ustadzah, untuk itu aku bersyukur banget. Oh iya, apa aku boleh lain kali belajar Al-Qur'an diluar jam tapi dengan Ustadzah saja?"

"Memang kenapa?"

"Aku merasa belum paham isi Al-Qur'an dengan jelasnya. Ada banyak yang harus aku pelajari, dan aku rasa bersama Ustadzah lah aku mampunya."

Masa Lalu dan Takdirku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang