14.) Belajar Berdua

447 23 11
                                    

Bismillah,
Mari membaca, Happy Reading💙

-----------------------

"Yang paling mudah itu
menyalahkan orang lain.
Dan yang paling sulit itu adalah
mengakui kesalahan diri sendiri."
-Depok, 27 Mei 2019-

Setelah percakapan Alisa dan Kia kemarin, kelas mendadak ramai, banyak yang bertanya, Mengapa Alisa terpilih? Kenapa harus Alisa? Emang Alisa siapa?
Yang bangga pada Alisa ada, yang tidak suka pun banyak. Memang sudah kodratnya, tidak semua orang selalu suka atas perlakuan kamu, pasti ada saja yang melirik sini dibelakang, atau ngomong secara langsung terang-terangan.
Kata orang sih, Kehidupan itu ibarat permainan Angry Bird, saat kau jatuh pasti ada babi yang tertawa.
Atau begini, Tuhan yang menciptakan, kamu yang menjalankan dan orang lain yang berkomentar.
Klise, tapi memang seperti itu adanya.

Alisa mogok berbicara pada Kia, bukan karna marah, tapi ia ragu untuk mengiyakan pertanyaan temannya itu. Dan juga, ia merasa sedikit kesal pada Kia yang tak bisa diajak kompromi. Maksud Alisa, biarkan Alisa meyakinkan hati sebelum seantero sekolah tahu. Mau bersembunyi dimana pun, kalau terpilih jadi perwakilan sekolah dalam Olimpiade Besar seperti itu pasti akan viral seketika. Alisa tak ingin sebenarnya jadi pusat perhatian semacam itu. Tapi apa daya, pihak sekolah selalu memposting apapun kegiatan sekolah diakun media sosial, apalagi Olimpiade yang menjadi sorotan di ibu kota, pasti tak henti-hentinya sosial media sekolah akan memposting tentang dirinya.

Saat ini Alisa tengah dibujuk Kia untuk berbicara, Ayu diam saja, karna Kia yang salah ya harus bertanggung jawab.
Sebenarnya sih, Alisa sudah memiliki jawabannya. Harus mengiyakan atau harus mundur dari Olimpiade tersebut. Kalau iya, berarti Alisa harus menerima resiko menjadi viral disekolah. Kalau tidak, ya Alisa kehilangan mimpinya.

Kemarin sore Alisa sudah mendatangi Ustadzah Sarah, untuk menanyakan perihal meyakinkan diri dan memantapkan hati.

"Kalau yakin ya silakan, kalau ragu ya tinggalkan." ucapan Ustadzah Sarah masih terngiang ditelinga Alisa. Simple memang, tapi tetap saja sulit menjalankannya.

Malamnya Alisa memilih tidur dalam waktu singkat, ia duduk tafakur diatas kasur. Berdzikir untuk meminta ketenangan hati dan jalan keluar atas keraguannya.
Bukankah seorang wanita yang tengah berhalangan pun pantas bangun malam untuk bermunajat?
Banyak hal positif yang bisa dilaksanakan saat wanita sedang berhalangan. Selain perbanyak berdzikir kepada Allah, kalian para wanita bisa memperbanyak istighfar, memperbanyak sedekah, mendengarkan atau menonton kajian,mendengarkan murottal Al-Qur'an, atau bisa juga membaca buku islami, melakukan hal positif dan bermanfaat, juga menjaga diri dari hal yang sia-sia.

Dengan segala kekhusyuk-annya, Alisa berdzikir menggunakan tangannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Masa Lalu dan Takdirku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang