20.) Ujian Akhir Semester

172 10 22
                                    

Ujian Akhir semester tinggal satu hari lagi, dan kini para santri tengah berkumpul di Aula. Menyiapkan diri untuk berdoa bersama.

Sudah menjadi rutinitas para santri melakukan hal ini. Selain berdoa bersama, acara ini pun sekalian menjadi acara penutupan ujian lisan dan setoran hafalan untuk para santri.

"Lega yah, hafalan beres, ujian lancar. Walaupun pas ujian lisan aku banyak salahnya," Kia berucap seraya melipat sajadahnya.

Seusai salat Isya berjamaah, mereka akan menuju gedung Aula. Tempat penutupan dilaksanakan.
Para santri langsung berhamburan ke tempat itu, dengan memakai mukenanya. Ada yang masih membawa kitabnya, membawa buku doa, membawa mushaf. Ada juga mereka yang izin ke kamar terlebih dahulu untuk menyimpan peralatan yang mereka bawa.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, kepada para santriwan dan santriwati. Harap segera memasuki Aula, bagi yang masih di berada di luar, di segerakan. Karena acara akan dimulai," suara tegas namun halus menggema di seluruh penjuru pesantren.

Beberapa menit kemudian Aula sudah penuh, riuh pikuk suara para santri sudah memenuhi ruangan.
Alisa, Kia dan Ayu memilih tempat di barisan ketiga, di pojok dekat jendela. Agar terkena angin dari luar, katanya.
Walaupun ada banyak kipas angin, tetap saja sumpek kalau isinya seramai itu.

Setelah berbagai rangkaian doa dipanjatkan, lalu dilanjut beberapa sambutan, dan ditutup kembali dengan doa. Para santri pun berhambur keluar Aula. Menuju kamar masing-masing.

•••••

Kringgggggggggg!

Itu baru bel pertama, sebagai tanda jam masuk. Nanti masih ada bel kedua dan ketiga. Bel kedua untuk memulai tadarus Al-Qur'an di kelas masing-masing. Bel ketiga untuk masuk jam pelajaran.

Biasanya setiap bel pertama berbunyi, para siswa masih santai duduk di depan kelas, atau masih berkumpul di kantin. Tetapi, hari ini berbeda. Bel pertama digunakan untuk tadarus. Karena bel kedua nanti sudah masuk jam ulangan.

"Pelajaran pertama Bahasa Indonesia, kan?" tanya Kia pada Ayu, Kia memberengut karena tak di jawab.

Shodaqoallahuladzim...

Mereka serentak menutup kitab sucinya.

Pengawas untuk pelajaran pertama sudah memasuki kelas, Bahasa Indonesia adalah pelajaran pembuka setiap ulangan.

Banyak yang bilang, ulangan Bahasa Indonesia itu tidak usah belajar kok. Orang jawabannya ada di bacaan soal semua. Bagaimana tidak? Setiap pelajaran Bahasa Indonesia, kurang lebih 5 sampai 6 lembar kertasnya. Dengan soal 50 butir. Isinya wacana, paragraf, berita, pengumuman. Jadi, hanya perlu belajar poin-poin tertentu saja. Sisanya, 'yang penting teliti dalam membaca'

120 menit, berarti 2 jam waktu yang di sediakan.
Menit demi menit berlalu, soal demi soal terlewati. Kelas yang awalnya tenang menjadi riuh ketika satu murid sudah mengumpulkan.
Bukankah godaan terbesar saat ulangan itu melihat teman selesai duluan?
Itu yang di rasakan kelas ini, Alisa masih santai dengan soal-soalnya. Ia tak fokus pada mereka yang sudah mengumpulkan, yang ia pikirkan hanya soal di hadapannya.

Kebetulan Bahasa Indonesia adalah pelajaran favorit Alisa. Mengarang cerita, membaca tulisan yang isinya beribu kata, menulis hal-hal menarik. Alisa jagonya!
Selain Matematika, Bahasa Indonesia ada di urutan Mata Pelajaran Favoritnya.

Masa Lalu dan Takdirku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang