7.) Dua 'Sya'

411 38 12
                                    


Selama diri ini tak pernah mengusik, biarkan hidup ini berjalan tetap asik.

-Masa Lalu dan Takdirku!
•••••

Syakila Zahra dan Syafitri adalah teman Alisa dipondok. Dua gadis itu terlihat selalu bersama, kemana pun dan dimana pun mereka selalu berdua. Kerap kali mereka mendapat julukan 'Dua Sya' dan dua gadis ini juga memiliki hobi yang sama, yaitu mencibir orang lain.

Suatu kesenangan untuk mereka jika berhasil menjatuhkan lawannya. Apa pun informasinya, dua gadis ini selalu tahu lebih dulu.
Tapi jauh sebelum kedatangan Alisa ke pondok, dua gadis itu sudah berubah. Karna mereka telah mendapat hukuman dari pengurus dan mereka juga pernah mendapat teguran langsung dari kyai.

Dan kedatangan Alisa pertama kali dipondok menjadikan jiwa si penggosip ini kembali menguar. Rasa iri dan dengki mendominasi dua gadis ini.
Dari Alisa yang mendapat perhatian penuh, kedekatan Alisa dengan Ustadzah Sarah, teman yang sering mendekati Alisa, Selain parasnya yang cantik Alisa juga memiliki otak yang cerdas. Semua itu menjadikan dua gadis si biang gosip yang telah lama insyaf ini kembali pada sosoknya.

Dari awal mereka bertemu Alisa saat Alisa perkenalan, mereka sudah memasang wajah tak suka. Dan mulai detik itu, mereka terus mencari kesalahan Alisa sebelum masuk pondok ini.
Tapi keberuntungan seperti ada dipihak Alisa, dua gadis ini tak menemukan lecet setitik pun dalam kehidupan Alisa yang bisa mereka jadikan gosip. Seolah kehidupan Alisa sangatlah sempurna.

Tidak sampai disitu, bukannya menyerah mereka justru semakin gencar. Mereka terus mencari kesalahan Alisa selama dipondok.
Awalnya memang mereka tak mendapat apa-apa. Tapi karna dua gadis ini begitu mahir dalam menciptakan gosip, jadilah gosip abal-abal pun tersebar.

Seperti akhir-akhir ini, Alisa merasa ia sering mendapat tatapan sinis, tatapan jijik, sekaligus cibiran-cibiran yang menurut Alisa tidak berfaedah.

"Biasa cari perhatian, deketinnya Ustadzah Sarah biar jadi santri emas."

"Gitudeh kalo orang licik, sukanya nyari perhatian."

"Masa baru masuk udah berani-beraninya ke guru."

Dan cibiran-cibiran lainnya. Alisa tak ambil pusing, 'selama ia tidak mengusik, biarkan hidupnya berjalan tetap asik.' begitulah pikir Alisa.

Tapi kali ini emosi Alisa dipermainkan, sabar yang ia lakukan tidak membuahkan hasil. Gosip yang disebarkan semakin tidak benar dan jauh dari kenyataan. Alisa tak habis pikir pada dua gadis yang menyebarkan gosip itu, apa untungnya mengurusi hidup Alisa? Apa bagusnya jadi biang gosip? Apa gunanya mereka terus mengikuti Alisa?
Bukankah Imam Syafi'i pernah bilang, "Orang-orang bijak akan lebih merisaukan dosa-dosanya, daripada sibuk mencari kesalahan orang lain."
Alisa yakin Syakila dan Syafitri tau tentang itu. Lalu untuk apa ia masih sibuk mencari kesalahan Alisa?

"Eh, Lisa... masih diem dipondok? Ngga malu emang?" Ucapan dari salah satu teman sekelasnya itu mengundang tanya bagi Alisa.

"Malu? Kenapa harus malu?" Jawab Alisa dengan entengnya.

Syakila dan Syafitri itu masih satu angkatan dengan Alisa. Karna mereka yang notabenenya santri lama, jadilah banyak yang berpihak pada mereka --para santriwati yang biasanya mudah terhasut, tidak dengan mereka yang hanya menonton atau mereka yang tidak ingin tau menau.

Masa Lalu dan Takdirku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang