Bismillahirahmanirahim
Tolong bantu cek typonya😘
Untuk pembaca lama, harap baca ulang. Jangan nunggu lanjutan part yang lama. Karena alurnya berbeda, daripada bingung mending baca dari awal.•••••
"Pilihannya cuma dua, kamu Ayah masukan Pesantren. Atau kamu Ayah jodohkan!" tegas Ayah Alisa memberi pilihan pada putri bungsunya itu.
Alisa Cintya Nugraha, gadis berusia 17 tahun itu adalah anak bungsu dari Adi Nugraha dan Aqila Ramadina. Alisa tengah bersekolah di SMA Sejahtera, sekolah favorit di kalangan ibu kota, tahun ini ia masuk kelas 11. Tapi sayang, kesalahan fatal yang ia perbuat mengharuskan Alisa berhenti dari sekolah favorit se-ibu kota tersebut.
Adi Nugraha, pengusaha sukses yang bisnisnya bergerak dalam bidang Transportasi. Bisnis yang dirintis sejak beberapa tahun ini menuai hasil yang sangat memuaskan.
Keluarga Nugraha memang termasuk keluarga kalangan atas. Selain Adi Nugraha sendiri pemilik Perusahaan terbesar di Ibu Kota itu, Muhammad Ali Nugraha --anak pertamanya pun sudah mengambil alih sebagai pemimpin perusahaan Ayahnya itu di Kota Besar, yaitu Kota Surabaya."Bundaaaaa, bantu Lisaaa. Jangan diem terus dong," rengek putri bungsunya itu di dalam pelukan sang Bunda. Sebenarnya sang Ayah tak pernah tega jika melihat putri satu-satunya itu menangis dalam pelukan Bundanya, putri yang sangat ia manja sejak kecil, putri yang sangat ia jaga. Tapi, kesalahan yang menurutnya sudah fatal, mengharuskan ia melakukan tindakan ini. Tidak ada pilihan lain. Putrinya telah memasuki lubang yang salah, ia kecewa pada dirinya sendiri karena telah lengah dalam menjaga pun mengawasi putri kesayangannya.
Dalam keluarga Nugraha, sudah sangat ditegaskan. Peraturan yang sudah di buat oleh sang Ayah tidak boleh dilanggar sedikit pun. Dan sang Ayah yang sedikit paham dengan agama pun tidak pernah membuat peraturan yang melenceng dari agama untuk anak-anaknya itu.
Ia selalu berusaha jadi Ayah yang baik, dengan menegaskan banyak peraturan yang dianjurkan dalam agama.
Salah satunya berteman dengan lawan jenis, itu sangat ia larang. Dua anak lelakinya telah dewasa, bahkan yang satu sudah menikah dan memiliki tanggung jawab sendiri. Ia tak lagi cemas, tapi sangat disayangkan. Putri satu-satunya yang sangat ia jaga, justru salah melangkah. Dan bodohnya lagi, ia telat mengetahuinya.Alisa, putri bungsunya telah menjalin hubungan dengan lawan jenis. Ia telah terjebak dalam hasutan setan, sebagai seorang Ayah tentu ia sangat terpukul mendengarnya. Lebih dari itu, hubungan yang dijalin anaknya pun sudah berjalan selama satu tahun. Tanpa sepengetahuan Ayah dan dua kakak lelakinya. Istrinya? Jelas sudah tahu, tapi entah apa alasannya, istrinya justru membiarkan itu.
"Ini sudah keputusan Ayah, sekarang kamu pilih! Mau dijodohkan atau pergi ke pesantren?" tanya sang Ayah dengan lembut namun menyiratkan ketegasan di setiap ucapannya.
Alisa menunduk dalam dekapan sang Bunda, ia tak bisa memutuskan pilihannya. Kedua pilihan pun tidak ada dalam benaknya. Aqila --Bundanya Alisa, yang tengah mendekapnya itu sangat mengerti dengan perasaan putri bungsunya. Tapi ia jelas lebih tahu, bahwa suaminya memang benar. Ini tidak bisa dibiarkan lebih lama. Ia tahu bahwa suaminya kecewa dan sangat merasa bersalah. Maka dari itu ia tak bisa memihak Alisa. Karena mau bagaimana pun, putrinya memang salah. Ia tak ingin menanggung beban berat di akhirat nanti karena gagal menjadi orang tua yang baik.
Alisa menarik nafasnya panjang, "Alisa masuk pesantren saja, kalau dijodohkan pun Alisa belum siap," ucapnya kemudian, setelah memikirkan sejenak pilihan tersebut. Dan membuat sang Bunda bernapas lega. Tapi ia tahu, putrinya tengah risau.
"Putuskan hubunganmu dengan lelaki itu! Jangan ada hubungan apapun dengan lawan jenis! Kamu jelas sudah paham hal itu!"
Lagi, sang Ayah berbicara dengan tegas. Bundanya yang sedari tadi mengelus punggungnya pun ikut mengangguk, menyetujui ucapan sang Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Lalu dan Takdirku!
Teen Fiction"Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (seb...