Hailey Cutherfield

chapter 9

Aku dan ibu mengobrol di dapur, setelah laki2 berbadan besar itu pulang..

Ibu memasang wajah nakal, ibu menggoda ku tentang charter..

"Pacar mu tampan sekali! Dia juga tinggi!"

"Bu, dia bukan pacar ku!"

"Mustahil, dia bahkan mengantar mu pulang! Santai saja , ibu tidak marah kok!"

Lalu ku ceritakan yg sebenarnya..

"Dia tahu tentang kita!" raut wajah ibu berubah 180°

"Kau yakin? Bagaimana bisa?"
Ibu mulai serius

"Dia mengawasi kita!"

"Apakah dia bukan salah satu dari jubah hitam?" tanya nya,

"Bukan! Aku merasakan perasaan yg berbeda, dia tidak memiliki aura dingin layaknya anggota jubah hitam lain nya! "

"Perasaan apa itu? Cinta?"
Ibu mulai tersenyum

"Buuuu!"
Astaga ibu benar2... Lalu aku menatap amplop yg ibu pegang
"Undangan nya?"

Ibu menunjukan undangan dari paman luke

"bagaimana menurut mu?

Itu sebuah undangan yg tak biasa, paman luke bahkan ingin agar aku ikut menghadiri nya, aku pikir aku harus menimbang2 nya dulu, aku harus ikut atau tidak..

" acara apa ini?"

Ibu menyilangkan kedua tangan nya,
"Ini lebih mirip rapat sayang! Mungkin luke ingin membahas tentang kondisi mu!"

Aku pikir paman luke juga pasti mengundang vampir lain nya..

"Apa tidak apa jika aku ikut? Vampir lain mungkin akan merasa marah!"

"Dengar nak, dia sudah bersumpah akan melindungi mu! Tidak mungkin jika ia mencoba untuk menangkap kita!"

"Tapi bu, dia tak pernah menghubungi kita sejak dua tahun terakhir, apa mungkin dia masih menjaga sumpah nya pada ayah?"

"Ibu tahu kau cemas, bagaimana jika kau mengajak pacar mu! Untuk berjaga2! Yg Ibu lihat dia cukup kuat! Jika hal aneh terjadi dia bisa membawa mu pergi! Dia bahkan sudah mengetahui tentang kita!"

"Ibu dia bukan pacar ku, aku tak mau merepotkan nya!"
Aku tak tahu harus berbuat apa..

Keesokan hari nya ditempat parkiran motor, charter duduk sambil menyilangkan tangan nya di atas motor nya.

Dia melihat dan melambaikan tangan nya pada ku..

Aku harus menyambut nya, meski terasa aneh..
Aku menghampiri nya..

"Selamat pagi hailey!"
Ia menyapa ku..

"Selamat pagi.."
Setelah menghadiri kelas kami berjalan2 di belakang sekolah, kami menjelajahi jalan setapak sambil mengobrol..

Aku merasa mulai sedikit terbuka pada nya..
Aku bahkan menceritakan pengalaman buruk yg telah lama ku kubur dalam2...

Dia menatap ku dalam emosi yg sama saat aku mengalami nya..
Rasa takut dan trauma..