Liburan terindah

26 9 3
                                    

    Desember 2018, akhirnya aku bisa bebas dari kesibukan yang padat di sekolah, yang biasanya aku disibukkan oleh tugas tugas dari guru, kini aku bisa lega untuk sementara. Dalam waktu liburan sebulan ini tentu aku ingin menghabiskannya dengan pacarku tersayang, semua baik baik saja kami bisa leluasa chat kapanpun, aku sering menghabiskan waktu seharian dengannya dan waktu waktu saat kami seharian chatting bersama adalah hari hari yang sangat indah, tapi sayang hal itu hanya bertahan untuk beberapa hari di awal liburan saja, karena semakin lama dia semakin jarang memberi kabar kepadaku, rasa curiga dariku mulai timbul, aku belum bisa mempercayainya pada saat itu, karena aku masih takut kejadian lama terulang kembali. Suatu malam aku sempat menyangka bahwa semua ini kebohongan yang ia lakukan kepadaku, aku sempat menyangka bahwa ia hanya pura pura ingin berpacaran denganku dan tidak serius, tetapi aku menolak untuk mempercayainya, malam itu aku stress lagi karena pikiranku sedang berselisih, tetapi aku sadar aku harus tidur, aku tidak boleh stress hanya gara gara memikirkan yang tidak jelas.

   Keesokan harinya. Aku seharusnya berpikir menggunakan logika, setelah pikiran ku tenang aku paham sekarang "untuk apa dia melakukan kebohongan dan berpura pura? Lagi pula jika dia tidak suka kepadaku dia tidak akan mencoba dekat denganku". Tapi hatiku masih bergemuruh, aku masih belum yakin akan hal itu, sudah seminggu aku tidak mendapatkan kabar aku sudah sangat merindukannya.

    Hari sabtu malam minggu 8:30. Malam minggu yang berat karena aku sangat merindukannya, aku menunggunya di layar handphone ku berharap untuk bisa bermalam minggu lagi dengannya sambil memandangi fotonya yang aku minta memajang fotonya yang sudah ku cocokan dengan fotoku sebagai foto profilenya, foto seorang perempuan cantik & imut yang  menggunakan kerudung dan berkacamata bulat berbingkai hitam yang sedang menyandarkan kepalanya di tangan kirinya, matanya yang hitam menatap ke arah kamera sambil menunjukan senyuman dari bibirnya yang indah. Seperti foto profile ku, foto seorang lelaki tampan & berambut hitam tak berkacamata yang menggunakan jam ditangan kanannya yang sedang menyandarkan kepalanya di tangan kanan ku sambil tersenyum menatap ke arah kamera, seolah kami sedang berfoto bersama.

Aku tau sepertinya dia tidak akan datang malam ini, aku merasa kehilangan dirinya, aku merasa tidak dianggap, aku merasa jauh sekali, dan sekali lagi aku berusaha menolak untuk mempercayainya, aku sadar aku tidak boleh berpikir yang negatif, aku tidak ingin memikirkannya untuk sementara saat itu, lalu aku menunggunya semalaman sambil menonton film tentang peperangan entah tentang apa ceritanya. Jam 12:00, ayahku pulang ke rumah dan aku harus segera tidur, aku meninggalkan ipad ku yang ku gunakan untuk menonton film dan bersiap siap untuk tidur.

Keesokan harinya ia kembali dan meminta maaf kepadaku karena ia tidak bisa menemaniku malam minggu karena semalam ia pergi ke bandara untuk menjemput temannya dan saat ia pulang ia sangat lelah dan tidak sempat membuka hp.
"Maaf ya kemarin aku gak bisa nemenin malam minggu, soalnya kemarin aku ke bandara jemput temen"
"Ooh iya gpp, semalem aku kesepian"
"Maaf banget ya den.. semalem aku gk sempet buka hp karena aku capek banget, pulang pulang aku solat terus langsung tidur"
Kemudian kami chat lagi seperti biasa, dia telah kembali kepadaku. Beberapa saat kemudian dia menyudahi chat kami "Den udah dulu ya, nanti malem gatau boleh maen ato nggak". Aku menyudahi chat kami tetapi pada malam hari ia tidak online, namun begitu aku harus tetap berprasangka baik dengannya...

Bersambung...

A piece of shit i wrote for a btchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang