Tahun Baru

1.5K 131 1
                                    

Author POV

Tak terasa, hanya dalam hitungan jam saja akan segera terjadi pergantian tahun. Rei hanya berada di rumahnya dan tidak tau harus melakukan apa untuk menghabiskan waktu yang tersisa.

Ia saat ini sedang berada di kamarnya sambil duduk di atas ranjang dan memeluk bantalnya.

Tiba-tiba, ponselnya berdering tanda ada telepon masuk. Ia pun segera mengangkatnya.

"Moshi moshi Reicchi!" Ucap orang tersebut dengan bersemangat di telpon.

"Ada apa Kise-kun?" Tanya Rei.

"Karena malam ini malam pergantian tahun, bagaimana kalau kita ke kuil?"

"Hanya kita berdua?"

"Iya. Kau mau kan, Reicchi? Jika kau tidak mau aku akan sangat sedih." Ucap Kise dengan nada suara memelas.

"Ha'i ha'i, tidak perlu seperti itu. Aku akan pergi bersama mu."

"Hontou ni?"

"Iya."

"Yesss!" Ucap Kise bersorak senang di kamarnya.

Rei yang mendengarnya jadi tertawa kecil.

"Aku akan menjemputmu nanti malam." Ucap Kise lagi lalu mematikan sambungan teleponnya.

Rei lalu tersenyum sambil melihat layar ponselnya.

Ia lalu berdiri dan berjalan menuju lemari pakaian. Di bukanya lemari pakaian itu lalu melihat-lihat isinya.

"Pakai sweater dan jaket akan lebih bagus, apalagi di luar masih sangat dingin." Ucap Rei lalu kembali menutup lemari pakaiannya dan menghabiskan waktunya di rumah hingga tak terasa sudah malam hari.

Tepat pukul 9, Kise datang menjemputnya. Ia kembali memeriksa pakaian, takut jika terlihat aneh. Setelah yakin tidak ada yang aneh, ia segera keluar dari rumahnya dan menghampiri Kise yang sedang menunggunya di depan rumah sambil sesekali menggosok kedua tangannya karena udara yang dingin.

"Gomen, Kise-kun. Apa kau menunggu lama?" Ucap Rei.

"Ie, aku akan selalu menunggumu sampai kapan pun." Ucap Kise sambil tersenyum yang membuat wajah Rei merona merah.

Kise langsung saja menggenggam tangan Rei dan membawanya pergi. Mereka berjalan dalam keheningan, sibuk dengan pikiran masing-masing.

'Apa yang kulakukan sudah betul? Apa aku membuat Reicchi tidak nyaman?' Batin Kise lalu melirik Rei yang terlihat sedikit menunduk bermaksud untuk menyembunyikan wajahnya yang merona merah.

'Aku tidak tau harus bereaksi seperti apa. Aku bahkan terlalu malu untuk menatapnya.' Batin Rei yang masih menunduk.

Tak terasa, mereka sudah tiba di kuil. Mereka menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di sekitar kuil hingga terjadi pergantian tahun yang ditandai dengan adanya kembang api di langit. Mereka lalu mengantri untuk berdoa.

Kise lalu melepaskan genggaman tangannya saat akan berdoa. Rei merasa sedikit tidak rela saat Kise melepaskan genggaman tangannya.

Mereka pun berdoa. Rei selesai berdoa terlebih dahulu dan melihat wajah Kise yang masih berdoa.

'Dia memang sangat tampan. Pantas saja bisa jadi seorang model.' Batin Rei.

Kise lalu membuka matanya dan melihat Rei yang juga sedang melihatnya. Mereka terus bertatapan selama beberapa detik hingga mereka sadar masih banyak orang yang mengantri untuk berdoa.

Mereka segera menyingkir dan membiarkan orang lain untuk berdoa.

Mereka juga berjalan-jalan di festival yang sedang diadakan di dekat kuil untuk menyambut tahun baru. Tapi karena ada banyak orang membuat Rei terdorong dan terpisah dari Kise di tengah kerumunan.

Rei berusaha mencari Kise di tengah kerumunan. Ada seseorang yang menahan pergelangan tangannya, tapi itu bukan Kise.

"Nona, apa kau ingin ikut bersama kami?" Tanya orang itu masih tidak melepaskan Rei.

"Maaf, saya tidak kenal dengan anda. Bisakah lepaskan tangannya?" Ucap Rei melirik tangannya.

"Ayo ikut dengan kami. Kau tidak akan menyesal." Ucap orang itu sambil menyeringai.

Rei berusaha melepaskan tangannya tapi orang itu terlalu kuat. Tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangan Rei yang membuat genggaman orang itu terlepas. Rei menoleh untuk melihat orang itu.

"Kise-kun..." Gumam Rei.

"Dia pacarku. Jangan berani menyentuhnya." Ucap Kise sambil memberikan tatapan tajam pada orang itu.

Orang itu pun pergi bersama teman-temannya. Rei menghela nafas lega.

"Daijoubu desu ka, Reicchi?" Tanya Kise yang terlihat sangat khawatir.

"Daijoubu, Kise-kun." Ucap Rei.

Kise langsung saja memeluk Rei erat, ia sangat khawatir dengan Rei.

"Yokkata, hontou ni yokkata." Ucap Kise.

Rei tidak tau harus bereaksi seperti apa, ia hanya diam membiarkan Kise memeluknya.

Kise melepaskan pelukannya lalu menangkup wajah Rei dengan kedua tangannya yang besar.

"Gomen, aku sudah membuatmu dalam bahaya. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian lagi." Ucap Kise yang terlihat merasa bersalah.

Rei kemudian juga menangkup wajah Kise dengan tangannya.

"Ie, Kise-kun. Itu bukan salahmu. Tidak perlu dipikirkan, yang penting aku baik-baik saja kan sekarang? Dan itu karena kau datang tepat waktu." Ucap Rei sambil tersenyum dan berusaha menenangkan Kise.

"Reicchi..."

Kise lalu mendekatkan wajahnya dengan Rei dan menciumnya tepat di bibirnya. Mata Rei melotot karena terkejut, tapi ia tidak melawan ataupun membalas ciuman dari Kise sama seperti saat Akashi menciumnya.

Kise lalu melepaskan ciumannya dan menatap Rei dalam. Sedangkan wajah Rei sudah memerah.

"Aku sangat mencintaimu, Rei. Aku tidak mau kehilanganmu." Ucap Kise.

"Kise-kun..." Gumam Rei.

Ia tidak bisa menghindari tatapan Kise. Rasanya tatapan itu seperti mengekangnya.

Mereka saling menatap selama beberapa saat hingga mereka tersadar mereka masih di tempat umum.

Kise segera melepaskan wajahnya dan mengalihkan pandangannya begitu juga dengan Rei. Mereka diam dalam kecanggungan.

"A-Aku akan mengantarmu pulang." Ucap Kise lalu menggenggam tangan Rei dan membawanya pergi menjauh dari kerumunan.

Mereka berjalan dalam keheningan hingga mereka sampai di rumah Rei.

Kise melepaskan genggaman tangannya. Saat Rei hendak masuk ke rumahnya, Kise kembali menahan tangannya. Rei pun menoleh.

"Rei, kuharap kau memilihku. Tapi apapun keputusan mu nantinya, aku akan tetap mencintaimu." Ucap Kise dengan wajah serius.

Rei tertegun mendengar ucapan Kise. Ia tidak tau harus menjawab apa. Rei lalu masuk ke rumahnya dan menutup pintu. Ia lalu bersandar pada pintunya dan mendongak menatap langit-langit rumahnya.

'Ini semakin sulit. Kira-kira apa yang akan dilakukan mereka selanjutnya? Aku tidak yakin jantungku akan bertahan.' Batin Rei lalu menghela nafas.

To be continued

Enter the anime world {Kuroko no Basket}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang