First Kiss

2.2K 151 13
                                    

Author POV

Setelah sarapan, Kiseki no Sedai mengajak Kagami untuk berbicara di luar rumah Rei. Sedangkan Rei dan Momoi sedang berbincang-bincang di ruang tamu.

"Jadi Kagami, apa yang kau lakukan pada Rei tadi pagi?" Tanya Akashi to the point.

"Itu benar. Kau tidak melakukan sesuatu yang aneh-aneh kan, Kagamicchi?" Ucap Kise.

Kagami hanya diam dan berpikir apa yang akan ia ucapkan, sedangkan yang lain sedang menunggu jawabannya.

'Apa aku harus berbohong? Tunggu dulu, untuk apa aku berbohong? Lagipula, sekaranglah saatnya untuk menunjukkan perasaanku pada Rei. Aku tidak perlu berbohong.' Batin Kagami.

"Tidak terjadi apa-apa, aku hanya membantunya dengan memasak sarapan karena kupikir pasti dia lelah. Aku juga tidak melakukan hal yang aneh-aneh." Ucap Kagami.

"Benarkah?" Tanya Midorima masih curiga. "Bukan berarti aku penasaran, tapi karena kau terlihat mencurigakan." Lanjutnya.

"Aku tidak melakukan hal yang aneh-aneh, sungguh." Ucap Kagami. "Lagipula, kalian tidak punya hak melarang ku mendekatinya. Aku juga menyukainya dan kita semua sekarang adalah rival." Lanjutnya.

Mereka semua terlihat termenung memikirkan ucapan Kagami.

'Kagamicchi benar, kalau aku tidak segera mendekati Reicchi sekarang aku akan tertinggal jauh dari mereka.' Batin Kise.

'Aku tidak boleh kalah!' Batin Aomine.

'Rei-chin hanya boleh untuk ku.' Batin Murasakibara lalu kembali sibuk memakan snack nya.

'Rei akan menjadi milikku.' Batin Akashi.

'Aku akan membuat Rei-san jatuh cinta padaku.' Batin Kuroko.

'Aku tidak akan kalah. Bu-Bukan berarti aku menyukainya, aku hanya tidak suka kalah.' Batin Midorima.

Setelah itu, mereka kembali masuk ke rumah Rei dan berbincang-bincang sebentar sebelum pergi. Momoi juga pergi bersama mereka.

Rei kembali masuk ke rumahnya setelah mengantar mereka sampai ke depan rumahnya.

Ia merebahkan dirinya di sofa sambil menatap langit-langit.

"Kira-kira, siapa yang akan kupilih?" Gumam nya.

Tidak lama kemudian, ada yang mengetuk pintunya.

Tok tok tok

Rei lalu berdiri dan menuju pintu. Ia terlihat sedikit terkejut ketika melihat siapa yang mengetuk pintu rumahnya.

"Akashi-kun, ada apa? Apa ada barangmu yang tertinggal?" Tanya Rei

"Tidak, aku hanya ingin bertemu denganmu lagi. Aku merasa ingin selalu berada di sampingmu dan terus melihatmu." Ucap Akashi sambil menunjukkan senyumannya.

Wajah Rei memerah karenanya. Ia tidak tau harus berkata apa sehingga ia memutuskan untuk memalingkan wajahnya.

"Apa kau tidak suka aku ada disini?" Tanya Akashi.

Dengan segera, Rei mengangkat wajahnya.

"I-Ie, aku hanya..." Rei tidak bisa melanjutkan ucapannya karena terlalu malu. Ia kembali memalingkan wajahnya.

Akashi tersenyum semakin lebar melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Rei.

"Ayo masuk dulu, Akashi-kun." Ucap Rei akhirnya tapi tetap tidak menatap Akashi.

Akashi pun masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Rei memilih duduk dihadapan nya saja.

"Kenapa kau duduk disitu?" Ucap Akashi. "Duduklah di sebelahku." Lanjutnya sambil menepuk-nepuk tempat duduk di sebelahnya.

Selama beberapa detik Rei hanya diam di tempatnya duduk.

'Tolak atau tidak ya?' Batin Rei.

"Kenapa cuma diam?" Tanya Akashi.

'Percuma juga aku membantahnya. Dia itu selalu absolut.' Batin Rei lalu duduk di sebelah Akashi.

Rei tetap tidak melihat Akashi, ia memilih menundukkan kepalanya. Sedangkan Akashi tersenyum melihat Rei duduk di sebelahnya.

'Kenapa aku jadi gugup begini? Tenanglah jantung...' Batin Rei sambil berusaha menormalkan detak jantungnya.

"Rei..." Panggil Akashi yang membuat Rei memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya dan menatapnya.

Akashi dengan segera mendekatkan wajahnya dan mencium Rei tepat di bibirnya. Butuh beberapa detik untuk menyadari apa yang dilakukan Akashi padanya. Ia lalu melotot karena terkejut dan tubuhnya pun mematung. Mereka berciuman cukup lama.

Saat Akashi melepaskan ciuman mereka, Rei segera memalingkan wajahnya dan menunduk dalam. Wajahnya sudah sangat memerah seperti kepiting rebus.

'Akashi menciumku! Apalagi itu ciuman pertamaku! Aku harus bagaimana sekarang? Bersikap biasa saja? Tapi aku tidak bisa, wajahku saja pasti sudah memerah sekarang! Bagaimana ini?!' Batin Rei yang frustasi.

"Rei..." Panggil Akashi yang membuat Rei mengangkat kepalanya dan memberanikan diri lagi untuk menatap Akashi.

Akashi kembali mengecup bibir Rei singkat lalu menatap matanya.

"Watashi wa anata o aishite iru." Ucap Akashi.

Rei hanya bisa diam mematung, ia tidak bisa berucap. Setelah diam beberapa lama, ia akhirnya bisa berpikir kembali.

"A-Akashi-kun, kau tau kan kalau aku belum bisa memilih?" Ucap Rei ragu.

"Aku tau, karena itu aku akan membuatmu memilihku selama waktu yang tersisa." Ucap Akashi dengan wajah serius. "Kuharap kau akan memilihku pada akhirnya." Lanjutnya lalu berdiri dari duduknya.

"Aku harus pergi sekarang." Ucap Akashi.

Rei segera berdiri dan mengantar Akashi hingga sampai di depan rumahnya.

"Aku akan datang lagi jika ada waktu." Ucap Akashi lalu mengecup kening Rei dan pergi.

Rei hanya melihat punggung Akashi dari belakang hingga ia memasuki mobilnya.

'Apa yang harus kulakukan? Jika Akashi sudah seperti ini, yang lain juga pasti akan melakukan hal yang sama.' Batin Rei lalu menyentuh dada sebelah kirinya. 'Oh jantungku...semoga aku bisa bertahan dan dapat mengambil keputusan nantinya.'

Rei lalu beranjak dari posisinya berdiri dan masuk ke dalam rumahnya.

Ia mulai mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel dan lain sebagainya. Tapi pikirannya tidak bisa terlepas dari mereka bertujuh, siapa lagi kalau bukan Kiseki no Sedai dan Kagami.

"Arggh!" Teriaknya frustasi. "Kenapa mereka terus muncul di pikiranku secara bergantian? Tidak mungkin kan aku menyukai mereka semua? Ini gila!"

Rei kemudian merebahkan dirinya di sofa sambil menghilangkan rasa lelahnya setelah bersih-bersih rumah dan berusaha menghilangkan mereka bertujuh dari pikirannya. Lalu ia kembali teringat saat tadi Akashi menciumnya. Mengingat kejadian itu, membuat wajahnya kembali memerah.

'Kenapa aku harus mengingat itu lagi sih?!' Batin Rei sambil berusaha melupakan kejadian tadi.

Ia lalu memejamkan matanya dan akhirnya tertidur.

To be continued

Enter the anime world {Kuroko no Basket}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang