Epilog

3.1K 178 41
                                    

Author POV

Satu tahun sudah berlalu, Rei dan Kiseki no Sedai juga Kagami sudah lulus dari SMA. Rei lalu membawa mereka bertujuh ke pemakaman dimana ayah dan ibunya dimakamkan. Ia memang sengaja meminta untuk memakamkan ayahnya di sebelah makam ibunya dengan harapan mereka bisa bersama.

Rei dan Kiseki no Sedai juga Kagami menggunakan pakaian serba hitam. Rei juga membawa bunga untuk ia letakkan di makam ayah dan ibunya. Ia lalu berjongkok diantara makam orang tuanya dan meletakkan bunga yang ia bawa.

"Ibu, bagaimana kabar ibu disana? Kuharap ibu bisa bahagia bersama ayah disana." Ucap Rei sambil mengelus nisan ibunya. Ia lalu beralih mengelus nisan ayahnya.

"Ayah, apa ayah saat ini sedang bersama ibu sekarang? Kuharap kalian bahagia. Saat ini aku juga sudah bahagia dan dikelilingi oleh orang-orang yang dengan tulus menyayangiku. Sekarang aku juga sudah lulus, aku juga akan mengurus perusahaan ayah dengan baik. Ayah tidak perlu khawatir lagi." Ucap Rei.

Rei lalu berdiri dan melihat Kiseki no Sedai dan Kagami satu persatu.

"Ayo pulang." Ucapnya berjalan terlebih dahulu lalu disusul oleh yang lain.

Setelah sampai dirumah, Rei langsung masuk ke kamarnya. Sedangkan Kiseki no Sedai dan Kagami yang melihat Rei seperti itu memutuskan untuk berkumpul di kamar tamu yang telah disediakan untuk mereka jika ingin menginap. Kamar tamu itu terletak tidak jauh dari kamar Rei.

"Reicchi terlihat sangat sedih." Ucap Kise.

"Tentu saja dia sedih, aho." Ucap Aomine.

"Bagaimana kalau kita siapkan kejutan?!" Ucap Kise bersemangat yang langsung dihadiahi tatapan tajam agar menjaga intonasi suaranya. Kise langsung menutup kedua mulutnya dengan tangannya.

"Kejutan seperti apa?" Tanya Kagami.

"Aku ada ide." Ucap Akashi lalu menjelaskan rencananya. Mereka semua langsung mengangguk setuju dan menjalankan rencananya.

Rei yang sedari tadi berada dikamarnya sedang memperhatikan foto ayah dan ibunya. Ia sempat mendengar suara berisik dari lantai satu tapi tidak ia pedulikan hingga ia akhirnya kesal dan memutuskan untuk turun ke lantai satu.

Saat ia turun, keadaan rumahnya sangat gelap. Ia lalu menggunakan ponselnya sebagai penerangan.

"Minna!" Panggil Rei tapi tidak ada yang menjawab panggilannya.

'Kemana mereka semua?' Batin Rei.

Rei lalu berjalan menuju ruang tamu. Tiba-tiba semua lampu kembali menyala.

"Selamat atas kelulusannya Rei/san/cchi/chin!!!" Seru mereka bersamaan.

Ruang tamu sudah dihias dengan sangat indah dan didominasi dengan warna merah muda. Di meja juga terdapat berbagai macam makanan yang dibuat oleh Kagami dan kue yang sudah dibuat oleh Murasakibara. Mereka semua juga menggunakan kemeja putih dan tuksedo hitam.

"Minna..." Ucap Rei bergumam lalu menangis.

Mereka semua langsung mendekatinya dengan wajah khawatir.

"Apa Reicchi marah pada kami?" Tanya Kise khawatir mewakili pertanyaan mereka semua.

"Tidak, aku hanya merasa bahagia. Arigatou, minna." Ucap Rei lalu menyeka air matanya.

"Ada satu hal lagi yang ingin kami katakan." Ucap Akashi.

Mereka semua mengelilingi Rei lalu berlutut dengan satu kaki sebagai tumpuan.

"Menikahlah dengan kami, Rei/san/cchi/chin!!" Ucap mereka bersamaan.

Rei lalu menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ia sangat terkejut.

"Aku mau." Ucap Rei akhirnya yang membuat mereka semua tersenyum senang. "Tapi, ada syaratnya."

Mereka semua langsung menatap Rei lagi dan menantikan ucapannya selanjutnya.

"Aku ingin kalian lulus kuliah dulu dan mendapat pekerjaan baru aku akan menikah dengan kalian." Ucap Rei.

Mereka semua langsung terdiam. Untuk Kuroko, Midorima dan Akashi itu tidak masalah. Tapi bagi Kise, Aomine, Kagami dan Murasakibara itu sangat melelahkan dan merepotkan. Mereka tidak bisa membayangkan jika harus menjalani masa-masa kuliah dan harus belajar lagi.

Rei lalu tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi mereka yang seperti itu. Mereka semua memperhatikannya. Ia lalu menghentikan tawanya.

"Aku hanya bercanda." Ucap Rei lalu tersenyum. Kise, Kagami, Aomine dan Murasakibara diam-diam menghela nafas lega.

"Jadi, kapan kita akan menikah?" Tanya Rei lagi.

SKIP TIME

Satu tahun sudah berlalu, Rei saat ini sedang berada di depan pintu gereja menunggu panggilan dari MC untuk pernikahannya hari ini. Ia menggunakan gaun pengantin yang sangat indah dan wajahnya diberi riasan yang membuatnya semakin cantik.

Setelah mendengar panggilan dari MC, pintu gereja pun terbuka dan ia berjalan masuk dengan didampingi oleh Hyuga sebagai pendamping pengantin wanita. Awalnya Hyuga tidak mau, tapi berkat bantuan dari Riko akhirnya ia setuju.

Rei berjalan menuju altar dimana sudah berdiri Kiseki no Sedai dan Kagami yang sedang menunggunya. 

Rei sempat melirik pada Momoi yang saat ini sedang menangis bahagia melihat Rei akan menikah, begitu juga dengan Riko. Hyuga lalu menyerahkan tangan Rei pada Kuroko.

"Jangan pernah menyakitinya." Ucap Hyuga pada Kuroko.

"Ha'i." Ucap Kuroko masih dengan wajah datarnya.

Rei lalu mengucapkan janji suci bersama Kuroko. Setelah itu dengan Kise, Aomine, Midorima, Kagami, Akashi, dan Murasakibara.

'Ayah, Ibu, bagaimana kabar kalian disana. Aku sangat bahagia saat ini karena bisa menikah dengan orang yang kucintai dan juga mencintaiku dengan tulus. Kuharap kalian juga bahagia disana.' Batin Rei.




Enter the anime world {Kuroko no Basket}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang