Kue

1K 114 2
                                    

Author POV

Saat bangun pagi, Rei memeriksa kulkasnya. Bahan-bahan makanan yang ada dirumahnya tinggal sedikit.

"Aku lupa ini sudah akhir bulan." Gumamnya.

Rei memutuskan untuk mandi lalu membuat daftar belanja. Ia lalu berjalan sendirian menuju supermarket di dekat rumahnya.

Setelah sampai di supermarket, ia mencari barang-barang dan bahan masakan yang ia perlukan berdasarkan daftar belanja yang sudah ia buat tadi.

Saat berada di rak bagian snack, ia melihat Murasakibara yang sedang mengambil beberapa snack dengan jumlah yang banyak. Rei memutuskan untuk mendekatinya.

"Domo, Murasakibara-kun." Sapa Rei dengan senyumannya.

Murasakibara lalu menoleh.

"O...Rei-chin." Ucapnya dengan wajah datar.

"Apa yang sedang kau lakukan disini?" Tanya Rei.

"Aku sedang membeli beberapa snack." Ucap Murasakibara.

"Dimana Himuro-kun? Kau tidak bersamanya?" Tanya Rei.

"Tidak, aku datang sendiri." Ucap Murasakibara dengan acuh dan memperlihatkan wajah tidak senangnya.

'Apa dia marah? Tapi sedikit aneh dia berada disini hanya untuk membeli snack, sedangkan dari Akita kesini cukup jauh.' Batin Rei berpikir. 'Tapi melihat wajahnya yang seperti itu imut juga.' Rei lalu tersenyum kecil.

"Murasakibara-kun, apa kau marah?" Tanya Rei tapi Murasakibara justru mengacuhkannya dengan memalingkan wajahnya.

"Gomen ne, Murasakibara-kun." Ucap Rei tapi Murasakibara masih mengacuhkannya. "Aku akan membuatkan mu kue jadi jangan marah lagi ya?"

Murasakibara langsung menoleh dengan wajah berbinar-binar dan mengangguk.

'Kawai...' Batin Rei sambil tersenyum.

Setelah selesai berbelanja, mereka lalu berjalan ke rumah Rei. Murasakibara seperti biasa sibuk memakan snack yang baru dibeli, sedangkan Rei hanya sibuk memikirkan kue apa yang akan ia buat. Karena ia kebingungan, ia menoleh pada Murasakibara untuk bertanya.

"Murasakibara-kun, kue apa yang ingin kau makan?" Tanya Rei.

"Aku akan makan apapun kalau Rei-chin yang membuatnya." Ucap Murasakibara.

'Percuma aku bertanya padanya.' Batin Rei.

Setelah sampai dirumah Rei, ia mempersilahkan Murasakibara untuk duduk di ruang tamu.

"Jika perlu sesuatu kau bisa memanggilku di dapur." Ucap Rei lalu pergi ke dapur.

'Kira-kira apa yang akan kubuat?' Batin Rei berpikir.

Karena tidak menemukan ide, ia lalu mencari di internet.

'Lava chocolate cake sepertinya bagus.' Batin Rei.

Rei lalu mengeluarkan bahan-bahan yang diperlukan dari kulkas dan kantung belanjaannya tadi. Ia lalu mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dan mulai membuat kuenya.

Murasakibara hanya duduk di ruang tamu sambil memakan snack nya, ia juga sesekali melirik ke arah dapur dimana Rei sedang membuat kue yang ia janjikan.

1 jam kemudian, kue yang dibuat Rei sudah jadi. Murasakibara masih sibuk memakan snack nya hingga membuat terdapat banyak sampah dari bungkus snack yang tadi ia makan. Rei yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala.

Rei lalu mendekati Murasakibara yang masih sibuk memakan snack nya.

"Murasakibara-kun." Panggil Rei yang membuat Murasakibara menoleh.

"Rei-chin, apa kuenya sudah jadi? Aku ingin makan kue yang Rei-chin buat." Ucap Murasakibara masih sibuk mengunyah.

"Aku tidak akan memberikan kuenya jika kau tidak membersihkan kekacauan yang kau buat." Ucap Rei sambil menunjuk salah satu sampah plastik dari snack yang Murasakibara makan.

"Eh...merepotkan." Ucap Murasakibara dengan nada malasnya.

"Murasakibara-kun." Ucap Rei kali ini dengan nada mengancam.

"Ha'i ha'i." Ucap Murasakibara masih dengan nada malas lalu berdiri dari duduknya dan membuang semua sampah plastik dari snack yang ia makan tadi.

Setelah Murasakibara membereskan sampah-sampahnya, Rei lalu membawa kue yang telah ia buat ke ruang tamu tempat Murasakibara sedang duduk.

Rei lalu meletakkan kue yang telah dibuatnya di atas meja. Ia lalu mengambil pisau, piring dan sendok. Saat Rei kembali ke dapur, Murasakibara sudah memakan kue yang telah dibuatnya hingga belepotan.

'Kurasa ini sudah tidak perlu lagi.' Batin Rei sambil melihat pisau, piring dan sendok yang ada ditangannya.

Rei kembali lagi ke dapur untuk meletakkan kembali alat-alat yang tadi ia bawa pada tempatnya.

Setelah itu, Rei kembali ke ruang tamu dan duduk disamping Murasakibara yang sedang memakan kuenya.

Saat Murasakibara sudah selesai memakan kuenya hingga habis, Rei mengambil tisu untuk mengelap mulut dan tangan Murasakibara.

"Murasakibara-kun, kau tidak seharusnya makan seperti itu. Wajahmu jadi belepotan." Ucap Rei mengomeli Murasakibara.

"Kue yang dibuat Rei-chin sangat enak, aku tidak bisa menahan diriku sendiri." Ucap Murasakibara dengan wajah polosnya.

"Lain kali tidak perlu terburu-buru, tidak ada yang akan memakan kuemu." Ucap Rei sambil tersenyum.

Murasakibara tiba-tiba mencium bibir Rei, yang membuat Rei terkejut hingga melotot.

Murasakibara lalu menyudahi ciuman dan melihat wajah Rei yang masih memperlihatkan keterkejutan nya.

"Bibir Rei-chin sangat manis, aku jadi ingin mencobanya lagi." Ucap Murasakibara masih dengan wajah polosnya.

"Mu, Murasakibara-kun..." Rei yang masih belum sepenuhnya sadar kembali dikejutkan dengan Murasakibara yang menciumnya lagi. Kali ini bukan hanya mencium saja, Murasakibara juga menjilat bibirnya.

Saat Murasakibara sudah berhenti, Rei memalingkan wajahnya dan berusaha mengembalikannya kesadarannya.

"Rei-chin, apa kau marah?" Tanya Murasakibara.

"E-Eh, aku tidak marah. Hanya saja..., itu mengejutkanku." Ucap Rei dengan gugup akibat perbuatan Murasakibara tadi.

"Karena rasanya sangat manis, aku jadi tidak bisa menahan diriku. Gomennasai, Rei-chin." Ucap Murasakibara dengan wajah bersalah.

"Ie, Murasakibara-kun. Daijobu, aku tidak marah padamu." Ucap Rei sambil tersenyum untuk meyakinkan Murasakibara.

"Jadi Rei-chin suka padaku?" Tanya Murasakibara.

"Kalau itu, aku belum yakin dengan perasaanku sendiri. Gomen, Murasakibara-kun." Ucap Rei dengan wajah murung dan perasaan bersalah.

"Aku akan menunggu Rei-chin sampai kapan pun." Ucap Murasakibara kali ini dengan wajah serius.

Mendengar itu, Rei lalu menoleh dan menatap mata Murasakibara untuk beberapa saat.

'Tidak ada kebohongan.' Batin Rei.

Setelah itu Murasakibara pulang ke rumahnya tidak lupa dengan membawa kantung belanjaannya tadi yang sekarang isinya hanya tersisa setengah.

Rei kemudian merebahkan dirinya di sofa setelah mengantar Murasakibara sampai ke depan rumahnya. Ia lalu menutup wajahnya dengan bantal.

'Bodohnya aku, tidak mungkin orang seperti Murasakibara akan berbohong.' Batin Rei lalu kejadian saat Murasakibara menciumnya tadi kembali terbayang olehnya. Hal itu membuat wajahnya memerah.

'Apa yang sebenarnya sedang kupikirkan?!' Batin Rei yang mulai frustasi karena bayangan tentang kejadian tadi tidak bisa hilang dari pikirannya.

Ia lalu memutuskan untuk mendinginkan kepalanya dengan mandi air dingin sambil berusaha menghilangkan bayangan tentang kejadian tadi.

To be continued

Enter the anime world {Kuroko no Basket}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang