Latihan

1K 113 3
                                    

Author POV

Setiap pulang sekolah, Rei seperti biasa melaksanakan tugasnya sebagai manajer tim basket Seirin.

"Latihan hari ini selesai! Ganti baju kalian dan bereskan barang-barang kalian!" Perintah Riko setelah latihan selesai.

Rei membereskan barang-barang yang sebelumnya digunakan untuk latihan dibantu oleh anggota baru klub basket.

Setelah selesai, ia mengambil tasnya lalu pergi keluar gym dan berniat untuk pulang. Ditengah perjalanan ia baru mengingat sesuatu dan memeriksa tasnya.

'Buku catatanku tidak ada, apa tertinggal di kelas atau di gym? Buku itu berisi semua data anggota tim basket juga data dari tim basket sekolah lain, kalau sampai hilang bisa gawat.' Batin Rei lalu berjalan cepat kembali ke sekolah.

Setelah sampai di sekolah, ia memeriksa kelas terlebih dahulu. Hari yang sudah gelap memberikan kesan menyeramkan saat berada di sekolah. Rei dengan cepat memeriksa kelas nya.

Ia lalu pergi ke gym karena tidak menemukan buku catatannya di kelas. Ia berlari kecil untuk bisa segera sampai di gym. Saat tiba di depan pintu gym, ia menghentikan langkahnya karena mendengar suara.

Duk Duk Duk

'Apa masih ada orang di gym? Bukankah semuanya sudah pulang?' Batin Rei lalu dengan perlahan dan hati-hati membuka pintu gym.

Terlihatlah sosok berambut merah dengan alis bercabang sedang berlari memantulkan bola basket lalu melakukan dunk.

"Kagami-kun? Kenapa kau disini?" Tanya Rei yang membuat Kagami menoleh padanya.

"Aku minta izin kepada pelatih untuk latihan lebih lama. Kau sendiri? Kenapa masih disini? Bukankah kau sudah pulang?" Tanya Kagami.

"Aku meninggalkan catatanku, jadi aku kembali untuk mengambilnya." Ucap Rei lalu melihat sekeliling gym dan menemukan buku catatannya di bench yang tadi ia pakai untuk duduk saat jam latihan.

Rei segera berjalan menuju bench itu lalu mengambil buku catatannya dan memasukkannya dalam tas, sedangkan Kagami kembali melanjutkan latihannya. Ia yang melihatnya jadi ingin bermain juga.

"Kagami-kun, apa aku boleh ikut bergabung? Bagaimana kalau kita bermain one on one?" Ucap Rei yang membuat Kagami kembali menoleh padanya.

"Apa kau ingin bermain dengan menggunakan rok seperti itu?" Ucap Kagami sambil melirik rok yang digunakan oleh Rei.

"Aku bisa menggantinya. Tunggu sebentar." Ucap Rei lalu mengambil tasnya dan berlari kecil menuju ruang ganti.

Tidak butuh waktu lama, Rei keluar dari ruang ganti dengan menggunakan sepatu dan pakaian olahraga miliknya. Ia lalu meletakkan tasnya di bench dan mendekati Kagami yang masih latihan sendiri.

"Aku sudah selesai. Bisa kita mulai?" Ucap Rei sambil tersenyum.

Mereka mengambil posisi masing-masing dan Rei yang membawa bola terlebih dahulu. Kagami sedikit kesulitan untuk merebut bola darinya karena ia cukup lincah dan memiliki tubuh yang pendek.

Rei terus mencetak angka dengan three point shoot, sedangkan Kagami sering melakukan dunk. Saat Rei akan merebut bola dari Kagami, ia tidak sengaja terpeleset dan membuatnya terjatuh. Kagami segera menghampirinya.

"Daijobu? Apa kau terluka?" Tanya Kagami khawatir.

"Aku baik-baik saja." Ucap Rei sambil tersenyum.

"Baka! Kau ini seharusnya lebih hati-hati." Ucap Kagami mengomeli Rei.

Rei kembali berdiri lagi.

"Ayo main lagi! Aku tidak akan kalah darimu." Ucap Rei dengan wajah serius.

"Aku juga tidak akan mengalah padamu meskipun kau perempuan." Ucap Kagami dengan wajah serius.

"Bagaimana kalau kita taruhan? Yang kalah harus mentraktir yang menang makan di maji burger." Ucap Rei.

"Yosh! Aku tidak akan kalah!" Ucap Kagami bersemangat.

Mereka kembali bertanding lagi, tapi kali ini lebih serius dari sebelumnya. Akhirnya Rei berhasil menang dari Kagami hanya dengan selisih satu poin.

"Kau harus mentraktirku makan, Kagami-kun. Sesuai dengan perjanjian kita tadi." Ucap Rei sambil tersenyum lebar.

"Ha'i ha'i." Ucap Kagami lesu.

"Kau tidak seharusnya lesu seperti itu, aku tidak akan makan banyak jadi kau tidak rugi apa pun. Justru kalau kau yang menang, aku yang rugi besar karena porsi makan mu yang banyak itu." Ucap Rei.

Rei lalu berjalan menuju bench untuk mengambil tasnya, ia lalu berjalan menuju ruang ganti. Beberapa menit kemudian, ia sudah selesai mengganti pakaiannya, sedangkan Kagami masih sibuk bermain basket sendiri.

"Ayo pergi, Kagami-kun." Ucap Rei yang membuat Kagami berhenti bermain basket dan mengambil tas serta bola basket miliknya.

Mereka berdua berjalan menuju maji burger. Setelah tiba di sana, Rei memesan menu yang biasa ia makan, begitu juga dengan Kagami yang memesan banyak burger seperti biasa. Mereka mengambil tempat duduk di dekat jendela.

Mereka menikmati makanan mereka masing-masing, Kagami makan dengan sangat lahap, berbeda dengan Rei yang makan dengan tenang.

"Kagami-kun, makanlah dengan tenang, kalau tidak kau bisa tersedak." Ucap Rei menasihati.

Mendengar hal itu, Kagami pun makan dengan tenang. Rei lalu mencondongkan badannya, ia lalu menyeka bibir Kagami yang belepotan dengan tisu. Kagami terkejut akibat perbuatan Rei, wajahnya juga bersemu merah karenanya.

"Kagami-kun." Panggil Rei yang melihat Kagami terdiam. "Kagami-kun." Panggilnya lagi dan melambaikan tangannya di depan wajah Kagami.

Kagami lalu tersadar dari keterkejutannya.

"Kagami-kun, daijobu? Kenapa kau melamun?" Tanya Rei.

"N-Nandemonai." Ucap Kagami gugup dan kembali melanjutkan makan.

Rei juga kembali melanjutkan makannya. Setelah mereka selesai makan, mereka keluar dari maji burger.

"Kenyang nya..." Ucap Rei puas. Ia lalu berbalik menghadap Kagami. "Arigatou, Kagami-kun. Lain kali traktir aku lagi ya?" Lanjutnya sambil tersenyum lebar.

"Dasar, kau bisa gemuk jika makan terlalu banyak." Ucap Kagami.

"Tidak akan." Ucap Rei yakin.

Mereka berjalan pulang bersama.

"Kagami-kun, kalau boleh tau...apa alasan kau menyukaiku?" Tanya Rei tanpa menoleh pada Kagami.

Kagami terkejut mendengar pertanyaan Rei, wajahnya juga bersemu merah. Ia juga menggaruk pipinya sendiri karena tidak tau mau menjawab apa.

"Aku jadi bertanya-tanya, kenapa kalian bisa menyukai gadis sepertiku?" Rei menghentikan langkahnya dan menatap langit-langit. Kagami juga ikut menghentikan langkahnya dan menoleh melihat Rei yang sedang menatap langit-langit.

"Aku yang berasal dari dunia lain, aku yang tidak istimewa bahkan aku adalah anak yang tidak diinginkan. Kenapa kalian bisa menyukaiku?" Ucap Rei yang tersirat kesedihan dari matanya.

Kagami lalu memeluk Rei.

"Tidak perlu menjadi istimewa, bagiku kau adalah dirimu sendiri. Aku menyukai dirimu apa adanya. Tidak peduli kau berasal dari dunia lain, tidak peduli kau tidak diinginkan oleh orang lain. Kami akan tetap menyukaimu. Aku rasa, mereka juga akan berpikiran hal yang sama denganku. Jika tidak, mana mungkin aku harus bersaing dengan mereka untuk memperebutkanmu." Ucap Kagami serius.

"Meskipun aku tidak percaya pada takdir, ramalan dan hal-hal semacam itu. Tapi aku merasa kau memang ditakdirkan untuk bertemu dengan kami, kau lah yang merubah kami menjadi sosok yang lebih baik." Lanjutnya.

Rei yang mendengarnya menjadi terharu, terbersit perasaan lega dan syukur karena perkataan Kagami.

'Aku rasa...ini mungkin memanglah takdir yang mempertemukan ku dengan mereka di dunia ini.' Batin Rei sambil tersenyum.

To be continued

Enter the anime world {Kuroko no Basket}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang