PART 5: Sampoo

5.7K 957 95
                                    

Proyek besar yang dimaksudkan adalah proyek pembuatan salah satu film horor. Iya, film bertemakan horor.

Bukan pertama kali sosok Christian Yu membuat film horor. Dia terhitung sudah empat kali menggarap film bertema horor. Tahu series kuntilanak satu, dua, dan tiga? Nah, itu dia direktornya. Lalu pengabdi sundel bolong? Itu juga dia.

Ini akan jadi film kelima bertemakan horor yang ia tangani bersama tim kepercayaannya. Menjadi pertama pula bagi Jisoo karena selama mengikuti Simon Dominic, belum pernah bossnya itu mendapatkan job pembuatan film bertemakan horor. Pak Simon lebih ke music video dan iklan brand-brand terkenal gitu. Sebab itu, beliau hijrah ke london karena mendapatkan tawaran besar sebagai direktor musisi-musisi Internasional.

Mantan bossnya itu memang luar biasa.

“Jis!”

“Hm?” Ada Mbak Irene bagian script aka naskah film. Ini juga pertama kali mereka satu tim, mereka belum pernah satu tim. Baru kali ini satu tim.

Mbak Irene itu cantik. Dilihat dari segimanapun Mbak Irene lebih cocok jadi artis ketimbang penulis naskah. Gosipnya, ada banyak manajemen artis merekrut Mbak Irene jadi artisnya, tapi ditolak. Katanya dia sudah nyaman kerja jadi pembuat naskah. Toh, di sisi lain suami Mbak Irene orang kaya banyak duit.

Tahu Suho? Itu lho, mantan penyanyi yang sekarang punya agensi sendiri. Nah, dia itu suaminya Mbak Irene.

“Kasihin itu sama Boss kamu.”

Scriptnya?” tanyanya sambil menerima tumpukan kertas berisi dialog dan adegan film.

Irene mengiyakan. “Kalau ada kekurangan suruh bilang Mbak.”

“Oke, Mbak, siap!”

Meskipun wajah Mbak Irene terbilang judes tak berekspresi, baginya Mbak Irene itu baik dan ramah.

Ia langsung mengunjungi kamar boss atas permintaan Mbak Irene sekadar mengantarkan naskah film. Sebelum mengetuk pintu, Jisoo menarik napas sambil berdoa, semoga pak boss  moodnya baik, sehingga dia tak perlu tak mencemaskan dirinya. Siapa ngerti mood boss sedang memburuk, lalu Jisoo jadi sasarannya. Ampun, dah!

Pintu terbuka lebar, sosok pemilik badan atletis muncul dengan handuk menyampir di pundak, rambutnya basah, dan harum shampoo tercium oleh indra penciumnya. Baunya menyengat tapi fresh rasa terasa wangi.

“Apa?” Suara berat Christian mengaluhkan kesenangan Jisoo mencium aroma wangi shampoonya.

Jisoo meringis lantas menjulurkan naskah dari Mbak Irene. “Script dari Mbak Irene, Pak.”

Tangan besarnya menerima baik naskah Irene. Mata gelapnya membaca penuh teliti. Jisoo yang masih setia berdiri menunggu, diam-diam menghirup lagi aroma harum shampoo Christian.

“Pak Chris pakai shampoo apa?” Duh, keceplosan! Aelah, pakai ditanyain segala. Dasar mulut tidak bisa diajak kerjasama.

Beruntung Christian tidak mendengar pertanyaan tololnya. Dia terlihat fokus membaca naskah Mbak Irene. Giliran mode fokus saja kelihatan adem, beda banget sama Christian mode galak, nyeremin kayak muka Hades.

“Bagus!” katanya begitu selesai meniliti naskah dan memberikannya lagi ke Jisoo. “Sampaikan ke Irene bagian 18 dibuat lebih menegangkan.”

“Siap, Pak!” Baca belum ada satu jam sudah tahu beberapa adegan. Itu otak terbuat dari apa, ya? Kira-kira di toko ada yang jual tidak?

“Jisoo!”

“Ya, Pak?”

Sebuah benda terlempar kepadanya. Ia ampir gagal menangkap benda itu kalau saja tidak sigap beraksi.

“Itu shampoo saya, kamu suka ambil saja. Saya masih ada stock banyak,” ujarnya memberi jawaban atas pertanyaan Jisoo soal shampoo.

“Pak Chris dengar tadi?”

Christian mengangguk singkat sebelum menyuruhnya pergi karena dia mau istirahat sebentar sebelum sibuk mengurusi syuting yang akan menyita jam tidurnya.

...

“Tuh, lihat dia deketin Pak boss,” bisik Ren mengawali sesi gosip para kacung. Ren itu laki-laki, tapi hobi gosip.

Para kacung kompakan melihat satu pemandangan yang sudah terlalu sering mereka lihat. Sang artis mendekati boss. Hal biasa yang memang perlu digosipkan.

“Baru nyadar lo? Nancy emang suka Pak Chris kali,” kata Jeonghan.

“Nancy terlalu muda buat Pak Boss.”

“Iya, iya? Nanti Pak Chris dikata pedhofil lagi.” Barisan pengagum Christian tetap menolak fakta kedekatan boss sama artis.

Nancy artis muda definisi sempurna untuknya. Dia satu agensi sama Somi, tapi akhir-akhir ini Nancy disebut sebagai saingan Somi—biasalah saingan popularitas.

“Heh, lo pada gak lihat body Nancy aduhai begitu?” Lagi-lagi Jeonghan memancing perasaan cemburu para pengagum Christian. “Dada sama bokong gede. Gak bakalan kelihatan muda dia jalan sama Pak Boss. Coba kalian bandingin sama Jisoo, apa-apa tepos semua gak ada isi.”

Lima pasang mata itu kompak melihat Jisoo yang tadinya tentram makan kini jadi tersulut emosi gegara Jeonghan membandingkan body-nya sama Nancy.

“GAUSAH NGEHINA TEPOS, KALAU LO AJA LEBIH TEPOS DARI GUE!” omelnya balik menyerang.

“Haha, fakta Jis, gausah emosi gitu.”

“Fakta gundulmu!” Jisoo mendengus bete. Tepos-tepos gini masih banyak kali yang mau sama dia. Dasar Jeonghan nyebelin?

Guys! Semua stand by ke tempat masing-masing,” Exy berteriak memberi peringatan ke semua kru supaya kembali bekerja, karena proses syuting akan dimulai. “Jisoo buruan habisin makanan lo.”

“Siap, Bu Exy!” balasnya, sengaja menggoda Exy dengan panggilan ‘Bu’.

Dari depan, tampak Christian jalan berdua bersamanNancy mengekor di samping. Jisoo segera meletakkan makanan ke meja, diikuti Jeonghan dan lainnya pura-pura menyiapkan keperluan syuting. Cari aman sebelum kena dampratan si boss.

Langkah tegap Christian mendadak berhenti di samping Jisoo. “Oh!” Sempat terdengar gumaman kecil sebelum sosoknya berjalan lagi. Membuat Jisoo bingung sambil menatap punggung pria berstatus sebagai boss-nya itu.

“Lo lihat, Pak Chris barusan senyum!” pekik Ren berbisik di telinga. “Ganteng banget, gila ...!!!” Yah, bukan rahasia lagi kalau Ren termasuk pengagum Christian Yu.

Yup, he is gay.

Yup, he is gay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] Scenario | jisoo ft. christianyu [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang