PART 17: Hampir tercyduk

6.7K 979 79
                                    

Menemani semalaman artinya; tidur sekasur, berbagi bantal, selimut. Just like that. Mereka tidak melakukan apapun selain berbaring sekasur, menghirup udara seruangan dan ambigu. Ya, bagi Jisoo ambigu.

Bagaimana tidak? Ia satu kasur dengan si boss. Pria kelebihan duit, titisan Hades yang suka seenaknya marah sama dia, nah, si boss ini ada di sebelahnya. Di sebelah tertidur anteng, sementara dia tidak bisa memejamkan mata karena terus memikirkan ke-ambigu-an ini.

“Enggak bisa tidur, hm?”

Aelah pakai ditanyain segala. Ya, jelas dia tak bisa tidur. Ini tuh ambigu, sangat-sangat ambigu.

“Kamu takut?” ledeknya tertawa.

Jisoo menoleh dan cepat-cepat kembali ke posisi semula. Sialan Christian Yu! Sejak kapan dia berbaring menyamping menghadapnya.

“Pa-Pak Chris, kenapa diposisi itu, sih!” protesnya sedang menahan diri supaya tidak jadi liar. Jemarinya terlalu kuat mengenggam selimut menahan diri.

Jisoo itu wanita, juga punya nafsu. Dia masih normal, pikirannya sering berfantasi NC. Tidak bermaksud naif, memang begitulah kerja pikiran manusia yang kadang berfantasi NC saat ingin. Terkadang secara tidak sadar ia berfantasi sendiri di jam-jam tersutuk, alias jam-jam manusia tidak tahu harus ngapain. Belum lagi Christian termasuk pada barisan pria pemilik visual yang diidam-idamkan para wanita. Wajah maskulinnya, hidung mancung, kulit eksotis beradu coklat dan tubuh atletis penuh tatto. Damn!

Stop, berfantasi Jisoo, kelepasan bisa malapetaka kau!

“Pak Chris mau ke mana?” ia terduduk melihat pemilij tubuh tegap yang berjalan menjauh dari kasur.

“Kenapa?” baliknya bertanya setelah duduk tenang di sofa merah marun itu. “Oh, saya di sini Jisoo,” jawabnya kemudian.

“Kenapa?” ia bertanya lagi, “Pak Chris nggak bisa tidur?”

“Yup.”

“Kenapa?”

Christian merebahkan tubuhnya ke sofa. Walaupun sofa itu terlihat besar di mata Jisoo, tetap saja sofa tidak cukup dihuni Christian. Tubuh si boss terlalu besar dan panjang.

“Memangnya kamu tidak takut saya ada di sana?”

“Tidak juga,” akunya antara jujur dan tidak, “selagi Pak Chris gak aneh-aneh, saya gak takut. Toh, saya di sini hanya menemani.”

Ujung bibir tertarik ke atas membentuk lengkungan indah yang menawan. “Jisoo saya itu pria.”

“Siapa bilang Pak Chris perempuan?”

“Kamu.”

“Iya, barusan,” akunya.

Akhirnya pria itu terbangun dari posisi rebahan di kasur. Ia menoleh membalas tatapan polos Jisoo. “Kemari, Jisoo.”

“Buat?”

“Kamu bilang tidak takut sama saya?”

Jisoo mengangguk. “Tapi Pak Chris gak punya niatan menyerang saya, ‘kan?”

“Hmmm,” gumaman panjang itu meragukan pikiran Jisoo. “Menurut kamu?”

“Karena Pak Chris pria jadi yah... begitulah.”

Tawanya meledak begitu mendengar pengakuannya. “Saya sudah bilang ke kamu, bukan?”

Jisoo meringis merasa bodoh sendiri. Hei, si boss itu pria normal tentu dia punya pikiran hal itu. Hampir semua pria pasti memikirkan hal itu saat berada di posisi mereka.

[1] Scenario | jisoo ft. christianyu [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang