PART 14: Kacung bingung

6K 978 67
                                    

“Jis, gua kerja dulu,” Soojoo berteriak di depan pintu. Ia mencoba memastikan Jisoo mendengar teriakannya, begitu melihat tangan kanan teman sekontrakannya itu melambai lemah, Soojoo tersenyum  merasa lega karena Jisoo seratus persen tidak tewas ke dunia mimpi.

Ia memaklumi gadis itu masih tergeletak di kasur, akhir-akhir ini jam kerjanya berantakan. Jisoo lebih sering menginap di kantor daripada kontrakan. Ia mengaku sedang menggarap proyek besar sehingga menyita jam istirahat. Melihatnya terlelap nyenyak saat ini menenangkan pikiran Soojoo. Sebagai teman dari SMA-nya, Soojoo sangat peduli kesehatan teman karibnya tersebut.

“Ya, Tuhan!” serunya terlonjak kaget bertemu sosok bertubuh tinggi, berbadan atletis berdiri di balik pintu kontrakan. Untung dia tidak punya catatan penyakit jantung. Fyuh!

Kenapa sih, makhluk berjenis laki-laki suka membuat jantungan kaum hawa? Harusnya di negara ini ada undang-undang perlindungan jantung untuk kaum hawa yang mudah kaget saat bertemu laki-laki, apalagi laki-laki jenis idaman.

...

Pukul sebelas ia masih tergeletak di kasur. Jisoo benar-benar menikmati hari liburnya dengan berhibernasi. Ia sekalipun tidak berkutik, posisi tidurnya aneh seperti mayat tidak bergerak sama sekali. Sudah berapa jam dia tidur? Kira-kira lebih dari delapan jam. Toh, memang ia sengaja memperpanjang jam tidur  mumpung hari ini bebas dari kerjaan yang menyita jam tidurnya.

Jisoo baru bangun—tidak seratus persen bangun—ketika jarum pendek berada di angka satu, sementara jarum panjang ada di angka lima. Setengah sadar ia duduk dengan kepala menunduk dan mata terpejam.

"Masih ngantuk, Joo,” gerutunya sebal ketika jari-jari menjengkelkan itu menutul lututnya. “Gak usah bikin emosi, deh!”

“Sudah jam satu siang, kamu masih betah tidur?”

“Hm,” gumamnya tak sadar dengan suara berat yang barusan berbicara padanya. “Suara lo kenapa kayak Ian kasela, Joo?”

“Siapa Ian Kasela?”

“Pura-pura gak tahu lo!” kekehnya setengah sadar, “Boss gue, lah. Lo yang ngasih julukan Ian Kasela kemarin malam.”

“Bukan kamu?”

“Kagak, lah! Bagi gue dia itu Hades.”

“Kenapa?”

“Hades nyeremin, sama kayak dia serem. Nyebelin pula!” racaunya mendengus kesal.

“Menurut saya Hades itu baik. Hanya nasib sial dia saja yang harus tinggal di Underworld.”

“Sejak kapan lo suka Hades? Favorite lo, kan, Harmes.”

Favorite saya Athena.”

“Lah, keapa jadi Athena, sih!” dengusnya mulai membuka mata selebar-lebarnya. “Tapi Joo, suara lo beneran ka—ARGHHH!!!!”

“Selamat pagi, Jisoo,” sapanya menarik sudut bibir memperlihatkan senyum menawannya.

Jisoo syok, lantad meloncat naik kasur. “PAK CHRIS KENAPA BISA DI SINI?!” teriaknya bingung. Dia yakin semalam pulang ke kontrakan. Iya, ini kontrakannya bukan tempat tinggal si boss.

“Bertamu.”

“Bertamu apa-apaan. Ini masih pagi, Pak!”

“Jam satu siang, Jisoo,” balasnya.

Segera ia menengok jam beker di nakas dan terkejut. Seriusan dia ngebonya selama itu?

“Pak Chris ngapain ke—”

“Saya bertamu.”

“Ralat!” ujarnya menambahi, “Pak Chris kok bisa masuk, sih?!”

“Teman kamu ngizinin saya masuk.”

[1] Scenario | jisoo ft. christianyu [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang