3.4

1.1K 145 7
                                    

"Lukanya terlalu parah. Maaf. Kami sudah berusaha sebisa kami. Maaf kami tidak bisa menyelamatkannya."

Suara tangisan kini pecah.

Keenam orang lainnya sama-sama tak bisa menahan diri untuk tidak menangis.

Haruskah Woojin kini ikut dengannya?

Pergi ke alam baka—surga?

Yang Woojin inginkan hanya satu.

Semoga ini hanya mimpi.

Sayangnya tidak. Semua ini nyata, sangat amat nyata.

Jeongin. Sahabatnya yang berusia paling muda, seseorang yang sudah ia anggap adiknya.

Pergi jauh lebih cepat.

Kini Woojin harus bilang apa ketika Chan terbangun?

Dan apa yang harus ia katakan pada Jieun?

Woojin tidak bisa menepati janjinya pada Youngie dan Jieun untuk selalu menjaga adik terkecil mereka.

"Hyung... Ini kenapa pada nangis-nangis? Chan hyung udah ketemu? Jeongin gimana kabarnya?"

Felix yang baru datang terlihat bingung dengan kondisi teman-temannya.

Changbin yang tidak jauh dari Felix kini memeluk pria itu sambil menangis. Menambah kebingungan dikepala Felix.

"Jeo-Jeongin meninggal"

Perlahan tubuh Felix jatuh terduduk dengan bahu yang bergetar.

"Gak mungkin. Jeongin gak mungkin meninggal!"

Felix layaknya orang kesetanan. Berteriak dan memaksa untuk masuk keruangan Jeongin.

Wajar saja, Felix pasti sangat shock mengingat minggu depan adalah ulang tahun Jeongin.

Felix berjanji akan membelikan PlayStation 4.
Felix bahkan bekerja paruh waktu agar ia bisa mewujudkan keinginan Jeongin.

Felix paling dekat dengan Jeongin. Felix pasti sangat merasa kehilangan.

Sungguh. Woojin tau, Felix pasti sangat terpukul. Tapi mau bagaimana?
Woojin dan yang lainnya pun juga merasakan hal yang sama, ditambah Chan yang masih dirawat karna kehilangan banyak darah.

Woojin berdoa agar Tuhan masih berbaik hati agar Chan tidak berakhir seperti Jeongin.

"Maaf... Maaf gue gak becus jaga kalian. Maaf... Harusnya biar gua aja yang nyari Chan, bukan kalian. Harusnya kita masih seneng-seneng di basecamp. Bukan nangis dirumah sakit. Maaf"

Puluhan kata maaf meluncur dari bibir Woojin.

Ia mulai memukuli dirinya sendiri. Matanya menyiratkan rasa bersalah yang amat dalam.

"Gak. Ini bukan salah hyung"

Jisung memeluk Woojin, disusul yang lainnya.

Mereka hanya harus lebih menjaga satu sama lain dan berharap ini benar-benar akhirnya.

---

"Gimana? Udah ada hasil?"

Minho mengambil berkas orang hilang yang terletak dimeja.

"Gak ada. Ponselnya Jieun mati, jadinya gak bisa dilacak"

Kenapa rasanya semua usaha terasa sia-sia?

Berhari-hari mereka mencari Jieun.
Namun sama sekali tidak membuahkan hasil.

"Hyung. Gue jenguk Chan hyung dulu ya. Sekalian mau ketemu temen"

Felix yang sudah siap dengan hoodienya mengambil kunci mobil dan beranjak pergi, meninggalkan keenam orang lainnya yang ikut sibuk mencari Jieun.

Aneh.

Kenapa Felix akhir-akhir ini sering pergi?

Bukannya tadi pagi ia sudah menjenguk Chan?

"Felix jadi sering keluar ya? Padahal dia anti banget pergi-pergi."

Hyunjin sadar dengan tingkah Felix yang sedikit berubah.

Memang. Felix itu paling anti jika harus keluar rumah. Namun kini seperti rutinitas wajibnya.
Felix selalu pergi di jam yang sama.

"Gue curiga sama Felix. Bukannya dia juga gak ada pas Jeongin sama Chan hyung luka?"

Beberapa teori mulai muncul di kepala Hyunjin.

Dan para hyungnya juga menyetujui teori yang ada dibenak Hyunjin.

"Kita jangan gegabah. Kita boleh curiga sama dia. Kita awasi aja. Hyunjin, tolong selalu cari tau apa yang Felix lakuin diluar"

Perintah dari Hyung tertua yang langsung diangguki oleh Hyunjin.

Pria bermarga Hwang itu mengambil kunci mobilnya dan dengan cepat mengikuti Felix.

***

Disisi lain. Jieun berharap agar ada yang bisa menemukannya.

Jika tidak ada yang menemukannya.

Ia berharap Tuhan segera memanggil dirinya.

Jieun tidak ingin hidup bersama pria brengsek yang menculiknya.

Dan ya. Mulai saat ini ia tak akan mudah percaya dengan siapapun.

Karna kepercayaannya baru saja dipermainkan.
Dipermainkan oleh orang yang ia anggap keluarga.

Apa semuanya bekerjasama untuk menculiknya?

Mungkin saja kan? Makanya mereka tidak dapat menemukan dirinya.

Tidak.

Tidak mungkin.

Chan pasti mencarinya.

Chan akan mencarinya dan menemukan Jieun.

"Chan. Tolong temukan aku"

..
..
..

Brother❌Bang Chan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang