Tiga Puluh Empat

66K 6.2K 239
                                    

Terkadang aku hanya ingin menampilkan apa yang kau suka dengan anggapan kita'kan selalu mencinta. Terkadang aku ingin menutupi luka agar kau hanya melihat diriku yang bahagia. Tetapi terkadang aku amat lelah karena pada nyatanya aku tidak bisa menjadi sosok sempurna.

***


"Mas hik..hiks." Arsel menghubungi Faruq di telepon setelah Iba dialihkan masuk ke Unit Gawat Darurat.

"Dek, kenapa? Kenapa nangis? Ada apa?" tanya Faruq beruntun.

"Hiks Mas, ibu..ibu.."

"Kenapa Dek? Ibu kenapa? Sekarang Adek di mana?"

"Mas hiks."

"Bicara yang tenang Dek, pelan-pelan. Bilang sama mas kenapa? Ada yang nyakitin Adek? Ibu marahi Adek? Kenapa? Jangan buat mas khawatir."

Arsel menggeleng pelan dengan tangisan yang tercekat. "Mas, ibu kecela.. hiks ib..ibu kecelakaan."

Sekitar tiga puluh menit kemudian Faruq datang dengan wajah panik, menyerbu Arsel dengan berbagai pertanyaan tentang awal mula kejadian. Dan begitu Arsel selesai menceritakan dengan tangisan sesenggukannya, Faruq segera melepaskan genggaman tangannya pada Arsel kemudian beralih sedikit menjauh.

"Hiks, semuanya karena adek mas hiks.."

Sebelumnya Faruq menggenggam tangan Arsel erat karena begitu khawatir. Tetapi begitu tahu kejadiannya ia menahan kekesalan.

Bahkan sampai tangisan Arsel berhenti, Faruq tidak berbicara sepatah kata pun dan lebih memilih menghubungi Ahmad.



MOHON MAAF SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPERLUAN PENERBITAN
SILAHKAN HUBUNGI PENULIS UNTUK PEMESANAN 0895-6012-87793 (PRE ORDER in syaa Allah mulai Senin, 23 Maret 2020)


—Halal Bersama Arselia—

01 Februari 2019




Iya, memang pendek kok.

Saya tidak tahu medis, jadi susah menggambarkan suasana di part ini wkwk

Kok konflik? Katanya cerita ringan? Iya memang ringan kok, tapi setelah menyimpulkan usulan teman2 tentang jumlah chapter untuk Arsel jadi saya kasih bumbu sedikit. Sedikit doang :"

Halal Bersama Arselia ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang