Setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda, tidak perlu merasa iri hati yang hanya akan membuatmu kecewa. Entah ia harus berulang kali merengguk pahitnya kehidupan agar bisa mencicipi secercah kebahagiaan, atau ia yang dengan mudah dapat menggenggam sebongkah kebahagiaan tanpa perlu bersusah payah menyecap sengitnya kehidupan. Tetapi pada intinya tujuan mereka sama, melewati krikil tajam fananya dunia sebelum menuju akhirat selamanya.
***
اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَرْضَ مِهٰدًاۙ
Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan,
وَّالْجِبَالَ اَوْتَادًاۖ
dan gunung-gunung sebagai pasak?
وَّخَلَقْنٰكُمْ اَزْوَاجًاۙ
Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan,
وَّجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًاۙ
dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat,
وَّجَعَلْنَا الَّيْلَ لِبَاسًاۙ
dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian,
وَّجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًاۚ
dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan, (QS. An-Naba' : 6-11)
Faruq duduk berhadapan dengan Arsel, menatap wajah perempuan itu sembari telinganya terus fokus mendengarkan bunyi bacaan Al-Qur'an yang Arsel lantunkan.
يَوْمَ يَقُوْمُ الرُّوْحُ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ صَفًّاۙ لَّا يَتَكَلَّمُوْنَ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَقَالَ صَوَابًا
Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan dia hanya mengatakan yang benar.
ذٰلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّۚ فَمَنْ شَاۤءَ اتَّخَذَ اِلٰى رَبِّهٖ مَاٰبًا
Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa menghendaki, niscaya dia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.
اِنَّآ اَنْذَرْنٰكُمْ عَذَابًا قَرِيْبًا ەۙ يَّوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُوْلُ الْكٰفِرُ يٰلَيْتَنِيْ كُنْتُ تُرَابًا
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (orang kafir) azab yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah." (QS. An-Naba' : 38-40)
Setelah menyelesaikan satu surat, Arsel mengakhiri bacaannya kemudian menatap Faruq dengan bibir yang merekah. Sedangkan Faruq, lebih memilih membalas dengan usapan sayang di kepala perempuan itu.
"Kenapa Adek nggak bilang kalau punya hafalan?" tanya Faruq.
"Hem?"
"Udah berapa juz?" tanya Faruq sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Bersama Arselia ✔ [SUDAH TERBIT]
EspiritualTIDAK TERSEDIA DI GRAMEDIA WA 0895-6012-87793 | Shopee ariskakhurnia [CERITA LENGKAP] Arsel yang bahkan belum resmi lulus dari SMA, sudah mendapatkan pinangan dari Faruq. Sesosok laki-laki dari keluarga sederhana yang datang dengan membawa iman dan...