Dua Puluh Enam

79.3K 5.9K 118
                                    

Pesan Abu Darda kepada istrinya, “Jika engkau dapati aku sedang marah maka maafkanlah, dan jika aku mendapati engkau sedang marah aku telah memafkan. Dan kalau tidak demikian, kita tidak akan pernah saling mencintai, tak akan pernah bersatu, tak akan pernah saling mengerti.”

***


“Hahh..”

Faruq mendesah pelan untuk kesekian kalinya. Ia berusaha fokus memepelajari laporan keuangan yang baru masuk dari staffnya, sebenarnya tidak ada masalah karena satu minggu belakangan ini perlahan ia sudah menguasainya.

Tetapi Arsel, perempuan itu sungguh berhasil mendominasi pikirannya seharian ini.

“Ini kakak lo yang kemarin-kemarin itu ‘kan Sel?”

“Kenalin dong, Sel.”

Tanpa harus mendengarkan penjelasan Arsel terlebih dahulu, Faruq—atau mungkin siapa pun—bisa menangkap apa maksudnya. Arsel, istrinya itu tidak mengakuinya sebagai suami atau bahkan tidak mengatakan jika sudah menikah. Sebagai laki-laki, egonya sungguh terluka.

Beberapa waktu lalu, Arsel memang sempat berkata belum ada waktu yang cocok untuk mempublikasikan statusnya dan Faruq bisa memahami itu. Tetapi ketika sudah menghabiskan dua bulan lebih di dunia perkuliahan, bagaimana mungkin masih belum tahu jika Arsel sudah menikah. Setidaknya itulah yang sedari tadi menari-nari dalam benaknya.





MOHON MAAF SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPERLUAN PENERBITAN
SILAHKAN HUBUNGI PENULIS UNTUK PEMESANAN 0895-6012-87793 atau shopee @ariskakhurnia_



—Halal Bersama Arselia

8 Januari 2019



8 Januari 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Halal Bersama Arselia ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang