2

59 31 3
                                    


Tok...tok....
pintu kamar Meisya diketuk lumayan keras.

"Ya..!!" Jawabnya diiringi ringisan kecil, luka disudut bibirnya terasa lumayan perih.

"Meisya...ayo makan.bunda buatin makanan kesukaanmu"

"Meisya kenyang bun.tadi sudah makan di pesta teman." Meskipun perutnya melilit, meisya terpaksa berbohong.

Ia tak mau bunda melihatnya dalam kondisi seperti itu.

Selepas dibully tadi meisya langsung pulang, tak mungkin baginya untuk masuk kelas dalam kondisi begitu.

Dan seperti biasanya rumah kosong.

Ayah dan bunda masih bekerja.

Bunda biasa pulang jam 4 sore sedangkan ayah jam 7 malam.

Meisya mengobati sendiri luka-lukanya dan membersihkan tubuh.

Entah sudah yang ke berapa kali seragamnya robek, syukurlah Meisya sudah menyiapkan beberapa setel seragam cadangan.

Seragam-seragam itu ia minta dari kakak-kakak kelas lX yang sudah lulus tahun lalu.

Tringgg....
sebuah pesan masuk ke hpnya.

Meisya segera memeriksanya

📱Hye jeong: are you oke? maaf aku tak berbuat apa-apa untuk menolongmu

📱 Meisya: don't worry about me. Aku baik-baik saja. Kamu tidak perlu merasa bersalah.

📱Hye Jeong: kamu sudah obati lukamu?apa kamu besok akan tetap sekolah?

📱 Meisya: of course. Aku tak punya pilihan.

📱Hye Jeong: kamu bisa izin sakit.

Meisya tak menjawabnya lagi.

Besok ada pelajaran English, salah satu pelajaran yang diwajibkan. Kalau tak hadir meisya merasa sangat rugi.

Apa yang akan terjadi besok, biarlah terjadi.

Menghindar takkan ada gunanya.
             

  *****

"Sudah kubilang kan, tidak usah sekolah!kenapa kamu ngotot!" Hye jeong berseru cemas sambil menghempaskan tasnya di kursi kosong samping Meisya.

"Kita pasti akan bertemu dengan anak-anak itu!" Serunya lagi.

Yeah...tentu saja, karena ini pelajaran wajib, anak-anak satu kelas akan saling bertemu.

Tapi meskipun begitu masih ada kesempatan untuk tidak bertemu dengan mereka karena kelas dipisahkan kembali menjadi A,B,C,dan D.

"Semoga mereka bukan dikelas VII B ini." Gumam Hye jeong setengah berharap.

Tapi harapan itu tak terkabulkan karena tak lama kemudian Azusa and the gank menampakkan batang hidungnya.

"Hai looser...." panggilan Rachel untuk Meisya di pagi itu membuat bulu kuduk Meisya berdiri.

kali ini apalagi?

Perlahan mereka bertiga berjalan mendekati kursi yang diduduki Meisya.

"Masih berani ke sekolah juga rupanya" Suara Sadie penuh ejekan.

Meisya hanya bisa menunduk, begitu juga Hye jeong disampingnya.

"Ada juga ternyata yang mau duduk disampingmu." Azusa buka suara.
kemudian kembali melanjutkan

"kamu tamannya Meisya!?" Jelas pertanyaan itu ditujukan untuk Hye jeong.

Muchiven CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang