💄vote
Riyeon pun pergi ke kamar Jeno, ia duduk diatas kursi roda, Riyeon dilarang berjalan dulu, takutnya makin membahayakan dirinya, jadi terpaksa pake kursi roda, dan tangan kanannya di gips
'Tok tok'
Riyeon mengetok kamar Jeno, kamar dimana darah Jeno diambil
Setelah 5 menit menunggu jawaban yang tak kunjung ada dari dalam kamar, Riyeon pun memutuskan untuk memasuki kamar itu tanpa izin pemiliknya
"Permisi," ucapnya saat memasuki ruangan itu
Tidak ada balasan dari dalam, Riyeon pun meneruskan jalannya, sampe terlihatlah seseorang yang dibalut kain putih
Riyeon kaget bukan main, "H-hah? ini beneran kamar Jeno kan?" ucapnya dengan nada bergetar, Riyeon takut, dia tidak yakin ini adalah kamar Jeno, lagipula kalau ini betulan kamar Jeno, kenapa ditutup kain putih? pikirnya dalam hati
Dengan berat hati Riyeon pun mendekati 'seseorang' itu, dilihatnya badan yang sangat amat persis seperti badan Jeno
"J-jeno? nggak mungkin lo kan?" ucapnya, sedikit demi sedikit airmatanya menetes, dia belum berani untuk membuka kain itu, terlalu berat rasanya
Riyeon memikirkan apakah ia akan membuka kain itu atau bukan, kalaupun itu benaran Jeno, dan misalkan Jeno benar benar meninggal, ia akan mengutuk dirinya sendiri, karena Riyeon, Jeno harus kekurangan darah sampe meninggal, iya, semua ini ulahnya.
Riyeon pun memaksakan tangan kirinya untuk membuka kain itu, terlihatlah seorang lelaki yang ia cintai selama tiga tahun ini dengan keadaan kulit pucat
"AKH! J-JENO?!!" teriaknya, Riyeon panik, tidak, tidak mungkin, tidak mungkin Jeno meninggalkannya secepat ini, nggak mungkin. Pikirnya
Riyeon histeris, ia terus meyakinkan dirinya bahwa yang dilihatnya saat ini bukanlah Jeno, Jeno pasti masih hidup.
"K-KAMU BUKAN J..JENO KAN?!" histerisnya, sambil menggoyang goyangkan badan Jeno
Riyeon menangis, bahkan tangisannya sangat histeris, gejala Panic Attack nya mulai kambuh, dia tidak bisa menahan rasa sedih yang ia rasakan saat ini
"J-JENO BANGUN!!" ucapnya, ia menyesal, kenapa semasa Jeno masih hidup dia tidak menyatakan bahwa ia suka sama Jeno, ia menyesal.
"J-jen, kalo misalnya lo beneran meninggal, dan itu karena gue, gue gak akan maafin diri gue Jen, gue itu sayang sama lo, gue gak berani ngungkapin itu." ucap Riyeon dengan volume sangat kecil
"J...Jeno maafin gue, gara gara g-gue lo kaya gini," ucapnya sambil menggenggam tangan Jeno
"Semoga lo tenang ya disana." ucap Riyeon sebelum beranjak pergi dari ruangan itu
-YANG MAU SAD ENDING BACA SAMPE SINI AJA-
'Grep'
Tangan Riyeon ditahan oleh seseorang, sebentar, siapa yang megang tangan Riyeon? kan Jeno udah meninggal? masa setan? tanya Riyeon di dalam hati
Riyeon pun melihat kebelakang, dilihatnya Jeno dengan eyesmile nya, senyum tanpa dosa, tapi, Riyeon masih tidak paham dengan situasi ini, maksudnya apa? bukannya Jeno udah meninggal?
"J-jangan gangguin gue, gue gak akan macem macemin tubuh Jeno, semoga lo jadi arwah tenang ya, maafin gue, jangan ganggu gue please," ucap Riyeon terbata bata, pikirnya itu adalah arwah Jeno yang memegang tangan Riyeon
Jeno pun memasang wajah datar, "U-udah ya? gue gak akan macem macem kok, lo bisa pergi dengan tenang kok, nih gue doain ya," ucap Riyeon sambil cepat cepat mencari surat ayat kursi
"Allahu laa illaha illa huwal hayyul qayyum, laa ta'khudzuhu shinatuw waa laa nau—" bacaan Riyeon terputus
"Gue bukan setan woi!" ucap Jeno
"Hah? setan jaman sekarang bisa ngomong?" tanya Riyeon
"Gue beneran bukan setan, nih liat gue bisa megang lo," ucap Jeno sambil memegang tangan Riyeon
Riyeon pun merinding saat tangannya dipegang sosok Jeno yang ia percayai adalah arwah atau setannya Jeno, "E-eh, setan! jangan pegang pegang tangan gue!" teriak Riyeon
"Astaga, gue beneran bukan setan, gue nggak mati kali!" ucap Jeno tidak terima
"Loh? terus tadi apaan? gak mungkin ah, pasti ini arwahnya nyamar jadi orang ya?" polos Riyeon
"Lo ini beneran polos atau pura pura sih? gue nggak mati woy!" kata Jeno
"B-bohong, tadi gue liat lo udah pucet disana, lo u..udah meninggal kan?" ucap Riyeon sambil menujuk kasur Jeno, kalimatnya terbata karna Riyeon berbicara sambil menangis
"Eh, nggak usah nangis, gue nggak mati kok, sumpah deh, ini kerjaan mereka berdua tuh," ucap Jeno sambil menujuk dua anak gadis yang baru masuk ke kamarnya
"Somi? Nancy? maksudnya apa?" tanya Riyeon begitu melihat Somi dan Nancy masuk ke kamar Jeno
"Ini prank," kata Somi
"Prank? prank apaan?" tanya Riyeon
"Jeno nggak mati, dia tadi kita dandanin biar keliatan pucet terus kita kasih kain putih, biar keliatan meninggal," jelas Nancy
"Buat apa lo bikin prank itu ke gue?" tanya Riyeon
"Biar lo jujur tentang perasaan lo ke Jeno," ucap Somi
"Hah? kok lo jahat sih sama gue Som?" ucap Riyeon sambil menutup mulutnya tidak percaya
"Eeh? jahat gimana?" tanya Somi
"Lo kan tau kalo gue udah ngejaga perasaan ini biar gak ketahuan, sekarang lo bikin semuanya kebongkar, lo jahat!!" ucap Riyeon sambil bergegas keluar kamar
Somi dan Nancy pun bingung, mereka menyusuli arah Riyeon, setelahnya Somi menggapai tangan Riyeon
"Yeon, gue ngelakuin ini demi lo, biar lo gak terus terusan tersiksa," ucap Somi
"Lo gak ngertiin perasaan gue! lo jahat! lo jahat Som!" teriak Riyeon
"Riyeon, gue minta maaf, gue yang ngusulin ide ini, gue minta maaf Yeon," ucap Nancy
"Lo lagi, ngapain lo ikut campur urusan gue? ngapain lo ikut campur sama urusan pribadi gue? emangnya lo siapa?" tanya Riyeon
"Yeon, gue sama Nancy kaya gini biar lo itu ada kemajuan sama Jeno," ucap Somi
"Gausah berisik deh Som! lo tuh bikin gue susah tau nggak dari kemaren? lo udah bikin kulit gue kuning, lo juga bikin rahasia terbesar gue kebongkar!!" teriak Riyeon
"Gue minta maaf Yeon, gue gak nyangka kalo peristiwa ini bakal bikin lo marah besar kayak gini," ucap Somi
"Dan satu lagi, lo pikir lucu bikin Jeno pura pura meninggal? lo tau nggak gue hampir kambuh gejala Panic Attack nya gara gara itu, lo tau nggak gimana stress nya gue pas tau Jeno meninggal gara gara donor darah ke gue? lo tau nggak rasanya putus asa saat cowok yang lo sayangi meninggal dunia? dan semua rasa itu lo jadiin bercandaan, lo kira itu lucu? lo kira itu lucu mainin perasaan gue? puas lo bikin gue malu didepan Jeno? udahlah, kita gausah temenan lagi!" jelas Riyeon
Somi pun menangis, ia tidak tahu kalo prank nya ini bakal buat pertemanan nya pecah, ia menyesal udah berbuat kaya gitu ke Riyeon, padahal dia punya alasan kenapa dia buat prank kaya gitu, dia punya alasan.
"Gue minta maaf sekali lagi, gue juga punya alasan kenapa gue bikin prank kaya gitu," ucap Somi
"Halah, gue gak perlu penjelasan atau alasan dari lo, sekarang gue udah gak percaya lagi sama lo, kalian bukan temen gue lagi!" ucap Riyeon seraya meninggalkan Somi dan Nancy yang membatu ditempat
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER || Lee Jeno
Fanfiction"Apasih untungnya mencintai seseorang dalam diam? selain ngabisin tenaga, juga makan hati. Berhenti mencintai seseorang yang gabisa lu gapai." (1/16/19)