Ungkapan Perasaan

122 6 0
                                    

Aku masih memberinya waktu, sampai kemudian Deva mengangkat kepalanya dan melihatku. Seperti tarikan magnet, akupun melihat ke dalam matanya. Beberapa saat kita saling menatap hingga akhirnya dia membuka mulutnya.

"Fy, kenaikan kelas nanti gue bakal pindah ke Bali" katanya. Gue membeku mendengar perkataan Deva. Gue nggak terfikirkan Deva bakal bilang hal itu. Gue nggak tau harus ngerespon apa. Gue bingung, otak gue nggak bisa mikir. Gue cuma terdiam kaku dan masih melihat Deva. Tiba tiba Deva memeluk gue erat dan saat itu air mata gue membasahi baju Deva.

"Kita bicarain ini besok ya Dev, gue mau pulang" aku melepas pelukan Deva dan berlari meninggalkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita bicarain ini besok ya Dev, gue mau pulang" aku melepas pelukan Deva dan berlari meninggalkannya. Sesampainya di rumah aku langsung menuju kamar dan menenggelamkan wajahku ke bantal. Aku terus menangis. Tapi mengapa? Bahkan akhir semester ini, tanpa Deva pergi ke Balipun aku tetap berpisah dengannya. Aku mencoba menenangkan pikiranku dan mencari ponselku. Aku mencari kontak Deva dan mengiriminya pesan teks.

"Dev, besok ketemu ya dirumah gue" pesanku.

"Pasti" balasnya sedetik kemudian. Deva yang dari tadi memandangi balkon kamarku dari jalan depan rumahku kini mulai melangkahkan kaki pulang.

.......

Keesokan harinya Deva datang ke rumahku. Dia mengetuk pintu dan memberi salam.

"Eh Kak Deva" kata Khalif yang membukakan pintu.

"Hai Lif, nih kak Deva bawain kue" kata Deva sambil menyerahkan kue yang dibawanya.

"Wah tante Yuli rajin banget kak. Makasih ya kak" kata Khalif

"Sip" kata Deva sambil mengangkat ibu jarinya.

"Langsung ke atas aja kak. Kak Ify nunggu di atas" kata Khalif pada Deva.

"Oke Lif. Kak Deva keatas dulu ya" kata Deva yang langsung naik keatas. Deva mengetuk pintu kamar Ify dan memanggilnya.

"Fy?" katanya. Namun tak ada jawaban dari Ify.

"Fy, gue masuk ya?" tanyanya dan kemudian memasuki kamar Ify. Deva melihat seisi kamar namun tak menemukan Ify. Deva mencari Ify dan menuju balkon sampai dia menemukan Ify tengah berada diatas genteng. Deva menghela nafasnya yang kemudian menyusul Ify naik ke genteng.

 Deva menghela nafasnya yang kemudian menyusul Ify naik ke genteng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang