Hari minggu yang cerah menyambut semua peserta lomba fotografi. Mereka disambut hangat oleh penyelenggara lomba saat dikumpulkan untuk sarapan. Diwaktu sarapan, penyelenggara lomba menginfokan untuk jadwal pemberangkatan ke museum, peraturan peraturan yang harus peserta lomba patuhi dan juga rundown acara hari ini. Selesai sarapan, mereka diharap untuk berkemas dan berkumpul di halaman. Bis bis yang akan mengantarkan mereka ke museum sudah berjajar rapi di parkiran halaman penginapan. Barang bawaan peserta lomba dimasukkan dalam bagasi dan mereka mulai memasuki bis. Deva meminta untuk duduk disamping Oik karna Deva ingin sedikit mengulas tentang konsep cerita yang akan dimasukkan kedalam video nantinya. Saat Deva dan Oik tengah membahas konsep, mereka dikagetkan dengan bis yang tiba tiba mengerem mendadak dan sedikit membanting setirnya. Pada saat itu Oik kembali terbayang kejadian 2 tahun lalu yang berhasil merenggut nyawa ayahnya dan membuat mamanya lumpuh. Oik ketakutan dan menggenggam erat tangan Deva. Oik memejamkan matanya.
“Ik loe nggak apa apa?” tanya Deva kemudian. Oik yang tersadar langsung melepaskan genggamannya.
“Sorry Dev gue kaget banget tadi” kata Oik yang kemudian melemparkan wajahnya.
“Iya nggak papa” jawab Deva. Zeze melihat ke arah Oik dan Deva. Sopir bis langsung memberitahu agar peserta tidak panik akan kejadian tersebut. Sopir bis meminta maaf atas kesalahannya. Merekapun melanjutkan perjalanan ke museum.
Setelah menghabiskan waktu beberapa menit, mereka kini tiba di tempat tujuan dan dikumpulkan di halaman museum untuk upacara penyambutan. Sepatah dua patah kata dilontarkan oleh perwakilan dari pengelola museum TNI tersebut. Selesai acara penyambutan, para peserta dipersilahkan untuk mengambil gambar dan video yang dibutuhkan untuk lomba. Zeze menyiapkan kostum dan mendandani Oik dan Deva, sedangkan Riko menyiapkan kamera dan perlengkapan shooting. Riko mulai membidik bagian bagian penting dari museum tersebut. Kini ia mulai memfoto Oik dan Deva yang sudah siap dengan pakaian berwarna hijaunya.Selesai di bagian awal konsep video yang mereka rencanakan. Kini Oik dan Deva berganti pakaian dan melanjutkan ke shoot yang kedua. Pada scene ini, Deva harus mengendong Oik.
Oik merasa canggung dengan perasaan yang ia miliki, sedangkan Deva sangat acuh pada scene ini. Deva yang notabene tak memiliki perasaan apapun pada Oik merasa biasa untuk melakukan scene ini. Toh ini juga dilakukan untuk menghasilkan video yang berkonsep. Walau dengan rasa canggung yang amat sangat, akhirnya Oik menyelesaikan scene tersebut dan sampailah dipenghujung video yaitu kisah cinta tentara. Oik sudah berdandan layaknya seorang pengantin wanita dengan gaunnya yang indah. Deva tercengang melihat kecantikan Oik dengan dandanan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
Fiksi PenggemarKalian yang sabar yaaa nunggu ceritanya. Jangan lupa vote dan like juga komen cerita ini yaa. Terimakasih 💖