Senyum merekah tergambar di wajah cantik Ify pagi ini. Perasaan rindu dan khawatir pada sang kekasih terhapuskan oleh perbincangan jarak jauh malam tadi. Ia sangat semringah menyambut pagi ini.
“Ciee...yang mau berangkat bareng gebetan baru” ejek Khalif.
“Apaan sih Lif. Ngaco banget deh. Ngrusak mood kakak aja” jawab Ify kesal. Senyumnya kini telah pudar mendengar kata kata Khalif yang selalu menyangkut pautkan hal apapun dengan Debo.
“Pacar kakak itu Kak Deva! Kakak cuma sayang sama Kak Deva. Ngerti?!” tegas Ify pada Khalif. Khalif yang merasa kakaknya berubah menjadi serius langsung berhenti mengejek kakaknya dan merasa bersalah.
“Iya maaf...Khalif bercanda aja kok” kata Khalif lemah. Ify yang melihat perubahan ekspresi Khalif menjadi merasa kasian pada adiknya itu.
“Yaudah kakak maafin. Asal jangan diulangin lagi. Semua temen cowok kakak disini ya cuma temen” kata Ify menjelaskan.
“Udah makan rotinya. Biar nggak pingsan nanti pas tour ke sekolah baru hehe” kata Ify bercanda untuk memecah kecanggungan akibat perdebatannya dengan Khalif.
“Enak aja, Khalif kuat kok jalan keliling sekolah baru sampe seratus kali” jawab Khalif tegas. Ify hanya cekikikan mendengar pernyataan Khalif yang sudah kembali seperti biasanya.
“Udah udah. Kalian ini bercanda terus. Cepet sarapan” perintah nenek yang menghentikan aktivitasku dan Khalif.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu memecah kesunyian waktu sarapan kami. Secara reflek kamipun melihat ke sumber suara. Ify berdiri dan hendak membuka pintunya untuk melihat tamu yang datang pagi itu.
“Debo” Ify terkejut melihat Debo yang sudah berada di depan pintu untuk menjemputnya. Ify melihat jam tangannya yang baru menunjukkan pukul 06.37 WIB.
“Mau berangkat sekarang?” tanya Ify bingung.
“Ehm...” Debo juga bingung. Sebenarnya Debo datang sepagi itu karna dia sangat semangat untuk menemui Ify. Tapi tak mungkin Debo memberitahu alasan yang sebenarnya pada Ify.
“Loe udah sarapan?” tanya Ify kemudian.
“Gue lagi sarapan sih. Mending kita sarapan dulu aja” ajak Ify. Debo mengiyakan tawaran Ify dan masuk ke rumah Ify untuk pertama kalinya. Debo tersenyum senang.
“Nek, kenalin ini Debo temen Ify yang nganter Ify pulang kemarin” kata Ify memperkenalkan Debo dengan neneknya. Debo tersenyum dan bersalaman dengan Nenek Farida.
“Ini Khalif Deb, adik gue” kata Ify memperkenalkan Khalif. Setelah semua saling mengenal, Ify mempersilahkan Debo untuk duduk dan mengambilkan roti untuk Debo. Debo senang dilayani seperti ini oleh Ify.
“Makasih Fy” kata Debo lirih saat Ify menyerahkan roti kepadanya. Ify mengangguk dan tersenyum.
“Nak Debo rumahnya dimana? Kok pagi sekali jemput Ify?” tanya nenek.
“Perumahan Bandung Inten Indah nek” jawab Debo.
“Wah jauh banget” jawab nenek. Memang jarak dari rumah Ify dan Debo cenderung jauh. Sekitar 10 meter. Sedangkan waktu yang digunakan dari rumah Debo ke rumah Ify sekitar 20 menit sama dengan waktu yang dibutuhkan Ify untuk sampai ke rumahnya.
“Emang jauh ya nek?” tanya Ify yang belum mengenal Bandung.
“Jauh...butuh 20 menit buat sampai disini Fy” jawab nenek. Ify terkejut. Dia merasa bersalah menyuruh Debo mengantarnya tadi malam dan menjemputnya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
FanfictionKalian yang sabar yaaa nunggu ceritanya. Jangan lupa vote dan like juga komen cerita ini yaa. Terimakasih 💖