Mengenal Sosok Baru

64 4 0
                                    

Seorang lelaki dan seorang perempuan menyusuri malam gelap tanpa bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang lelaki dan seorang perempuan menyusuri malam gelap tanpa bintang. Hampir semua kios sepanjang jalan mulai tutup dan peneranganpun berkurang. Kayuhan sepeda semakin lama semakin lambat.

“Jauh juga ya Ik rumah loe” kata Deva memulai pecakapan setelah beberapa saat hening.

“Iya Dev, loe kecapean ya?” tanya Oik.

“Lumayan sih hehe” jawab Deva. Oik terdiam dan tak bisa membalas omongan Deva. Tak mungkin juga Oik harus ganti memboncengkan Deva.

“Makanya ajak gue ngobrol biar nggak kerasa capek” kata Deva kemudian.

“Emang kalau ngobrol nggak tambah capek?” tanya Oik. Menurut pengalaman Oik, jika dia sedang kecapekan dia tak akan bisa bicara lagi karna akan membuatnya semakin ngos ngosan.

“Iya juga sih, cuma gue takut juga nih diem dieman di kegelapan nan sepi ini. Ntar loe berubah jadi hantu gimana?” kata Deva bergidik ngeri.

“Hush...jangan ngomong gitu deh Dev, gue jadi takut juga nih” jawab Oik ketakutan yang secara refleks memegang bagu seragam Deva lebih erat lagi. Deva tersenyum melihat perubahan tingkah Oik yang diakibatkan oleh rasa takutnya.

“Iya iya sorry. Makanya ayo ngobrol” kata Deva menenangkan. Perjalanan mereka dilanjutkan dengan obrolan ringan seputar alasan Deva pindah sekolah, alamat Deva dan ekskul fotografi. Tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah Oik.

 Tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah Oik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Loe pulangnya gimana Dev?” tanya Oik khawatir.

“Santailah, rumah gue kan deket” jawab Deva. Oik mengangguk mengerti. Memang tempat tinggal Oik dan Deva ternyata berdekatan. Deva tinggal di Perumahan Jadi Pesona dan Oik tinggal di Perumahan Kori Nuansa Moyo yang jarak antar perumahan tersebut hanya sekitar 600 meter dan dapat ditempuh dengan jalan kaki sekitar 7 menit.

“Mau mampir dulu?” tanya Oik. Deva berpikir sejenak.

“Boleh deh” jawab Deva. Oik terkejut, dia fikir Deva tak akan mengiyakan ajakan basa basinya itu. Oik memberi salam saat tiba di depan pintu. Sesaat kemudian datanglah seorang wanita dengan kursi roda yang membukakan pintu. Wanita itu ialah mama Oik.

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang