parting Sarah

2.1K 125 8
                                    

Amerika Latin adalah sebuah negara besar, ada beberapa kota besar disana. Misalnya, Mexico salah satu kota, tempat para pembisnis ada. Dan, Reinhart akan bernegosiasi untuk mengadakan acara atau paling tidak mengenai sumbangan terhadap kertas biaya yang dikeluarkan dalam membuat kertas.

Aku baru saja pulang dari kantor. Sebensrnya terlalu sulit bagiku untuk berkata kalau aku akan pergi. Maksudku, pasti Sarah akan merasa kesepian. Dan, lihat wajahnya yang menyedihkan. Astaga! Aku merasa tidak ingin merasa ingin meninggalkannya sekarang.

"Ada masalah apa ?" Aku bertanya.

Sarah seketika tertawa, memegang kedua tanganku. "Aku berhasil, Megan. Ini adalah kali pertamaku mendapatkan hasil..., Aku berhasil menbuat cover untuk walikota."

"Kalau begitu," aku tersenyum tipis. "Traktir aku makan daging, Sarah." Aku melompat ria, mengikuti pandangan bersemangatnya.

Aku dan Sarah menaiki sebuah mobil. Mobil itu beberapa tahun lalu dibelinya Sarah, sayangnya dia tidak mengetahui mengendarainya. Dia bersemangat membuat SIM dan pada akhirnya, mobilnya menjadi panjangan di rumah. Dia bahkan tidak pernah pergi menggunakan mobil itu, sehingga mobil itu jelas seperti mobil mulus tanpa kelecetan.

aku sekarang tengah mengendarai mobil, jalanan begitu amat sangat ramai. Beberapa angkot biru seperti biasa berhenti di bibir jalan semaunya. Menurunkan penumpang semaunya. Membuat lebih panjang lagi kemacetan malam ini. Sopir angkot itu sedikit pun tak peduli, meski klakson mobilku menyalak buas. Namun, untungnya angkot itu berjalan saat seseorang lelaki turun dari mobilnya sambil memerokinya. "Bisakah anda jalan ?"

"Macetnya terlalu parah!" Seru Sarah. Lalu mata Sarah dengan cepat menemukan restoran sekitar. Dia menunjuk restoran. "Itu, kita singgah disana saja! Aku sudah lapar," katanya.

"Hn. Ok." Balasku bergegas memakir mobil di depan restoran itu. Saat kami tiba di dalam restoran, pelayan membawa kami ke tempat duduk dan menanyakan pesanan apa yang akan kami ingin pesan.

"Apa yang ada ingin pesan, para Ms ?" Tanyanya.

"Kami memesan dua nasi goreng dengan air putih satu," ujar Sarah cepat-cepat, lalu pelayan itu meninggalkan kami. Dan, karena Sarah tahu dialah yang traktir, aku yakin dia sengaja melakukannya. Maksudku, jika saja dia memang tidak sengaja, mengapa dia memesan pesananku juga, bukan ?

"Dasar menyebalkan! Kau sengaja, bukan ?" Tanyaku.

"Sudahlah. Bukankah aku yang bayar, jadi harusnya aku yang bebas memesan. Kau pilih mana membeli buku bestseller atau daging seharga £200 ?" Dia betanya membuatku mengerut tidak senang. Maksudku, itu tidak ada hubungannya dengan buku bestseller kesukaanku.

Tiba-tiba aku ingat dengan keberangkatanku besok. Sejujurnya, mungkin Sarah akan syok. Tapi, aku yakin dia tidak akan tiba-tiba pingsan mendengar kabar ini.

Ya, Megan! Beritahu dia kebenarannya, kataku dalam batin.

"Besok aku akan pergi ke Mexico bersama Reinhart. Aku juga ingin mengunjungi kedua orang tuaku disana. Jadi, jika aku pulang, aku akan membawamu oleh-oleh," kataku dengan pandangan bersemangat, mencoba menghiburnya begitu dia tahu aku akan pergi.

"Kau tidak mengajakku ?" Dia bertanya, mengubah wajah menjadi sedih. Tapi, ini jelas bukanlah perpisahan panjang bukan. Kenapa dia murung sekali ?

Tiba-tiba tangisan terdengar dari Sarah. Suaranya sangat besar, hingga semua orang yang berada di dalam restoran terus melirik mata mereka padaku. Dan, kemungkinan besar anggaoan mereka kalau akulah penjahat yang membuat gadis lemah di hadapan mereka menangis.

"Hei! Sarah!" Panggilku.

"Ada banyak yang melihat kita. Jangan menangis, kau mau aku terlihat seperti penghianat. Aku hanya akan pergi beberapa hari. Itu tidak lama, tidak selamanya juga," jelasku.

My Life Has Moments(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang