Maaf ya dipart sebelumnya banyak typoJ
Happy reading
"rasanya seperti impian yang telah lama ingin ku capai, aku bahagia!"
Michell menatap tangannya yang digenggam oleh Diwan di depannya. Ia masih tak tau harus menjawab apa, jantungnya semakin lama degupannya semakin kencang. Ia berharap semoga saja orang di depannya ini tak mendengar degupan jantungnya
"ini.....gak kecepetan kak?" Tanya Michell, setelah itu ia menyesali pertanyaannya yang terdengar sedikit ambigu
Namun,Diwan tersenyum sambil beralih mengusap pipi gadis didepannya.
"ya enggak lah,kita kan udah lumayan kenal lama,Chell" jawab Diwan lembut
"tapi kalo lo gak siap jawab sekarang gapapa kok" tambahnya yang membuat Michell salah tingkah mendengar nada bicara Diwan yang sedikit berubah
"ehh- enggh" gadis itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal
"iya" ucap Michell seperti bisikan
Diwan mengangkat wajahnya dan memperhatikan Michell yang wajahnya sudah memerah seperti tomat cherry
"iya apa?" Tanya Diwan bingung tak mengerti
"yaa... iyaaa" Michell menunduk dalam saat Diwan memperhatikannya
"iya apa makanya? Lo kalo ngomong liat gue kek, gue di depan bukan di bawah" ujar Diwan tersenyum kecil saat merasa tak tahan melihat tingkah lucu Michell
"iya gue mau jadi pacar lo" jawab Michell seraya menegakkan tubuhnya dan menatap Diwan yang sedang menatapnya
Diwan tersenyum lebar, manis sekali. Michell terpaku untuk beberapa saat, mungkin senyum Diwan sekarang akan sering dilihatnya
"oke, ayo kerumah sakit!!" ajak Diwan semangat,sebelumnya dia membayar pesanannya
Michell bingung melihat reaksi Diwan yang seperti itu. Dia hanya menuruti saja ajakan Diwan yang menariknya semangat ke motornya
"gitu doang? Gue kira bakal ada apa gitu reaksinya, masa Cuma senyum manis banget terus udah gitu berubah aneh gini. Sebenernya dia serius gak sih? Dasar orang aneh" omel hati Michell dalam
"gue gatau harus gimana Chell, tapi gue seneng banget!!" ucap Diwan menggebu sambil memasang helmnya
"ayo naik!" perintahnya, setelah menaiki motor Diwan, gadis itu hanya berdiam tak berniat membuka suara. Jantungnya masih berdegup, masih tak percaya bahwa ia sekarang berpacaran dengan kakak kelas yang super aneh seperti Diwan
"lo gak romantis amat sih kak" ungkap Michell yang membuat Diwan tersenyum geli mendengar ucapan pacarnya itu
"ya maaf. Gue kan tumben gini,taunya di tolak doang" Diwan menatap wajah Michell yang memerah kali ini karena sinar matahari, bukan karena salah tingkah
"tapi gue masih bingung deh, kok lo nembak gue?" Tanya Michell sambil merebahkan dagunya pada pundak Diwan
"mau tau banget alasannya?" Diwan bertanya balik
"ditanya malah nanya balik. Gak jadi nanya deh" kesalnya dan mengangkat dagunya yang sempat ia rebahkan pada bahu sang pacar
"segitu aja ngambek, duh pacar mah" godanya sambil menekankan kata pacar
"siapa juga yang ngambek" sewot Michell memanyunkan bibirnya, Diwan yang gemaspun akhirnya mengerem mendadak dengan sengaja, syukur karena jalan yang dilewati tak ramai
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Patient,it's All Over
Teen Fiction"Kamu yang memulai, kamu juga yang mengakhiri. Selanjutnya, kamu yang memaksa kembali." -Michell