"Aku bersyukur banyak orang baik yang mengelilingimu, jadi aku hanya perlu sadar akan diriku yang tak memiliki tempat di hatimu lagi."
"Chell, jangan tidur lama-lama. Kasian temen-temen lo kangen sama lo tuh" bisik Firdi tepat di samping telinga Michell
"mereka beruntung bisa temenan sama lo, dan Diwan.." jedanya sebeum melanjutkan
"dia beruntung, lo juga beruntung" Firdi mengusap kepala Michell lembut, lalu meletakkan setangkai bunga mawar putih kesukaan Michell di nakas
"cepet sembuh, gue bakal sering kesini kok" pamitnya seraya menggenggam tangan Michell yang lemah
Firdi meninggalkan ruangkan Michell dengan tergesa, menutup wajahnya dengan masker dan topi dari hoodie yang dipakainya.
Saat ia melewati apotek ia melihat Hilya sedang menebus obat dengan jaket tebal yang membalut tubuhnya
"ngapain dia? Siapa yang sakit hmm?" tanyanya pada diri sendiri
Dia bergegas pergi saat mendengar suara teman-teman Michell mendekat ke arahnya. Sesampainya di tempat ia memarkirkan motornya dengan segera dia memakai helm dan menghidupkan mesinnya.
Saat akan melaju, ia melihat Hilya yang sedang berjalan menuju sebuah mobil bersama dengan seorang laki-laki yang tak di kenal oleh Firdi.
Hilya terlihat begitu bahagia saat berbicara dengan orang itu. Tanpa menghiraukan Hilya lagi, Firdi pergi dari tempatnya.
" dok!! Dokter!!" teriak Dita saat melihat Michell terlihat kesulitan untuk bernapas.
Tak lama setelahnya dokter datang bersamaan dengan kedatangan Diwan
"kenapa?" Tanya Diwan pada Farras
" Michell tadi kejang-kejang gitu" jawab Farras dengan nada khawatir yang sangat kentara
Diwan memegang kepalanya seolah akan meledak, dia benar-benar tak sanggup melihat kekasihnya seperti itu.
"Ya Tuhan !! Kasi Michell kebahagiaan setelah ini." Pintanya seraya menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jarinya.Dita tak sanggup lagi menahan air matanya, seharian ini dia banyak menangis. Ia takut jika harus ditinggalkan oleh sahabatnya
Adit mencoba menenangkan Dita, dan Farras juga ikut menenangkan sahabatnya itu. Sambil terus berdoa, mereka memohon pada Tuhan agar Michell secepatnya sembuh seperti sedia kala.
Setelah beberapa menit menunggu, dokterpun keluar dan menghampiri mereka.
"bagaimana dok? Temen saya baik-baik aja kan?" Tanya Farras tak sabar
" Alhamdulillah, atas doa kalian Michell tidak apa-apa. Walaupun tadi ada sedikit kendala, tapi setelah itu napas Michell kembali berembus dengan normal" dokter menjelaskan dengan senyum merekah
"sekarang Michell udah sadar?" Tanya Diwan yang sedari tadi diam
"iya, kalian boleh menemuinya sekarang" ucap dokter sebelum akhirnya meninggalkan mereka
"Michell!! Lo mau bikin gue mati kehabisan air mata ya?!" ucap Dita setengah berteriak
"Chell gimana? Udah enakan?" Tanya Adit membenarkan kacamatanya
"iya Alhamdulillah Dit, udah lumayan" jawab Michell tersenyum manis dengan wajah pucatnya
" yaudah, kita ngobrol ntar aja ya, Chell" suara Farras memecah lamunan Diwan
"yuks gais, kasi yang mo kangen-kangenan dolo" Dita merangkul Farras dan Adit mengajak mereka keluar dari ruangan Michell
Diwan duduk di samping tempat tidur Michell, menggenggam tangan kekasihnya dengan lembut dan mengusap kepala Michell pelan takut kalau-kalau kepala kekasihnya masih sakit
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Patient,it's All Over
Teen Fiction"Kamu yang memulai, kamu juga yang mengakhiri. Selanjutnya, kamu yang memaksa kembali." -Michell