1 - Awal

60.6K 1K 11
                                    

                                       
" Mir ? "

Gadis Yang dipanggil itu terhenyak dari  lamunannya sambil menatap sejumlah baris kata di buku panduannya.

" apa ? " ucapnya.

" liat peer matematika dong " ucap tania, gadis bertubuh tinggi yang merupakan anggota tim basket sekolahnya.

Menyodorkan buku bersampul coklatnya, mira kembali melanjutkan kegiatan membacanya.

Tania sudah berlari ke mejanya, yang sudah dikerumuni teman temannya.

Mira, memanglah gadis kutu buku, selalu mendapatkan rangking pertama, dan menjadi kebanggaan sekolah, guru - guru, dan orang tuanya. mira punyalah beberapa teman, mungkin lebih tepatnya teman yang hanya datang cuma ada butuhnya. Namun anggapan itu gak terlalu mengganggunya. Sebab selagi temannya masih baik kepadanya, mereka ia anggap teman, walaupun ada makna tersirat didalamnya.

" Selamat Pagi anak - anak ! "

Mira lekas menutup bukunya cepat, dan langsung menghadap kedepan.
Disana Bu Diana, guru matamatikanya berdiri dan menatap nyalang ke arah kerumunan siswa yang tadi. Termasuk tania.

" silahkan maju kedepan, bagi yang belum mengerjakan tugas saya dan  yang baru mau mengerjakan tugas saya disekolah, sekarang !! " teriak bu diana.

Mau tak mau, hampir semua berjalan maju kedepan, karna memang hanya mira yang mengerjakan tugas peer dirumah.

" Astagfirullah " ucap diana, mendelik marah, benar saja memang hanya mira yang mengerjakan tugasnya.

" sekarang lari lapangan sepuluh kali putaran "

Terdengarlah semua keluhan dan protes dari mereka.

" yah ibu "

" banyak banget bu itu "

" kaki saya sakit bu ! "

Dan masih banyak lagi, seakan tak peduli bu diana mengibaskan tanganya, " ibu gak mau dengar, lari sepuluh kali putaran atau ibu mau tambah dua kali lipat "

Sontak semuanya langsung diam, mereka satu persatu berjalan keluar kelas menjalani hukumannya.

Bu diana menatap mira, lalu menghela napas. Dan kemudian tersenyum, " mira, ibu ke kantor dulu. Nanti kamu bilang ke teman teman mu, suruh kerjakan peer, ibu tunggu dikantor ya "

" iya bu " balas mira, dengan mengangguk patuh.

Selepas Bu diana keluar kelas, mira benar - benar sendiri dikelas. Dirinya menghela napas kecil, mending sekarang dia ke perpustakaan. Lagian bukunya masih di tania.

Keluar dari kelasnya, mira menatap temannya yang juga menatapnya tak suka, kesal, dan benci.

" mir, curang banget sih lo. Kita tuh temen sekelas, satu dihukum ya dihukum semua lah. Gak asik lo " kata sari, cewe bertubuh pendek, yang mempunyai mulut seperti kaleng rombeng.

Mira berhenti, lalu menatapnya. " tapi aku kan emang ngerjain dirumah "

Sari yang mau membalasnya lagi, langsung diintrupsi oleh suara tania yang berasal dari belakang mereka. " udah deh sar, mira emang ngerjain dirumah. Lagian lu gak tau diri banget masih untung dia masih mau kasih jawabannya " ucapnya.

Sari mencibir pelan, lalu menatap kesal dengan tania dan mira. Lalu kembali berlari ke jalan.

Mira tersenyum kecil, " tania, kata bu diana habis lari, nanti kerjain peernya, ditunggu dikantor "

Mengelap pelipisnya yang berkeringat, tania berucap " okedeh, gue lari dulu ya mir "

" iya " balasnya.

Setelah itu mira kembali berjalan keperpustakaan.
Matanya menatap sekeliling mencari tempat ya pas, untuk ia duduki. Ditanganya sudah ada buku pengantar sosiologi yang ia akan baca.

Pilihannya jatuh pada kursi pojok dengan jendela, yang langsung menghadap taman belakang yang rindang. Sekarang dirinya fokus pada penjelasan mengenai hubungan interaksi manusia.
  
                       •••••
 
M

ira terperanjat kaget, saat dirinya mengetahui bahwa ia ketiduran di perpustakaan, langit tampak mendung terlihat dari tempatnya, ia yakin jika ini sudah bell pulang dari tadi, tapi kenapa guru piket perpustakaan tak membangunkanya.

" Bu ? "

Bu lilis yang sedang fokus pada layar monitor, terlonjak kaget menatap mira.

" mira, ya ampun. Kamu bikin ibu kaget aja " katanya.

Mira meringgis pelan, lalu tersenyum kecil. " maaf bu, tadi saya ketiduran di sini bu " balasnya.

Bukanya marah kepada mira karena ketiduran juga, termasuk bolos jam mata pelajaran, bu lilis hanya mengangguk. " oh, yaudah. Gakapapa, pulang sekarang mir, udah mau hujan "

" iya bu, terima kasih ".

Bu lilis mengangguk, lalu mira menyalami tangannya dan berjalan keluar.

Cuaca bertambah mendung, dilapangan terlihat anak - anak paskibra yang semangat berlatihan. Di koridor pun terlihat  masih ada juga yang kerja kelompok.

Mira menghela napas lega, sekiranya sekolahan akan sangat sepi dan hanya ada satu siswa yaitu dirinya sama bu lilis disekolahnya. Mengambil tasnya dikelas, dan langsung berlari terburu - buru keluar kelas.

Kakinya berjalan cepat ketempat halte bus sekolahnya. Jalan tampak sepi hanya beberapa kendaran motor yang lalu lalang, mira yakin bus nya akan datang satu jam lagi, bisa - bisa ia akan dimarahi oleh ibunya karena telat pulang sekolah.

Mengambil tempat duduk dihalte, sambil menengok ke kanan kiri jalan, berharap temannya ada yang lewat lalu memberinya tumpangan. Mira meringis dalam hati, dirinya tak mempunyai teman dekat yang mau memberinya tumpangan.

Dahi mira berkerut, kala mobil yang ia kenal, bahkan bukan hanya dirinya tapi seluruh orang di sekolahnya pun tau juga. Ya mobil itu milik Raiga. Cowo bandel, urak - urakan, sering bolos pelajaran, sering terlibat berbagai masalah sampai dirinya harus berurusan dengan BK. dan terakhir yang mira dengar raiga baru saja terlibat tawuran dengan anak SMA Garuda musuh bubuyutan SMA Panggaraan sekolahnya.

Bunyi pintu yang dibuka, menyadarkan lamunan mira, dan benar disana raiga keluar, dengan baju seragam sekolahnya yang berantakan, kancing seragamnya terlepas semua memperlihatkan kaos oblong warna putih miliknya, dan rambut yang berantakan.

Mira memegang ujung bajunya kencang, dirinya takut kala matanya bertemu dengan mata coklat terang milik raiga. Mira tidak mengerti dengan tatapan raiga yang sekarang menatap tajam kepadanya.

" ikut gue ! " tarik raiga pada tangan kanan mira.

Mira langsung menepisnya dengan kasar, " enggak, saya tidak kenal kamu ! "

" cewe munafik " sarkas raiga.

Mira terpekik kaget saat raiga menggendongnya secara paksa,

" tolongg !!! " teriak mira.

" berisik ! " balas raiga, setelah itu dirinya langsung mendorong  mira masuk kedalam mobilnya, dan mengkuncinya juga.

Mira memukul kaca pintu mobil, dia tidak peduli jika nanti akan rusak dan dirinya harus menggantinya, yang ia pikirkan sekarang dirinya harus pergi dari raiga, tanpa ia  dicegah air matanya turun deras di pipinya.

Haiiii !!!
Bagaimana sama ceritanya
Maaf kalau masih banyak yang typo dan kesalahan lainya. Aku minta maaf banget. 🙏

Ini cerita pertama ku
Jadi ya masih banyak yang perlu diperbaiki.
Aku berterima kasih banyak sama kalian yang mau baca cerita ku ini.

Btw, bagaimana nih ceritanya ?
Vote and comment ya !!!

Terima kasih semuamya

Salam kenal kekey77

                   
            

Young Merried Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang