Mira turun ke bawah, disana terlihat vera yang menyiapkan berbagai hidangan untuk makan malam. Tak ada raiga disana, apa mungkin raiga masih dikamarnya?
" sayang, mama akan pergi kerumah om alex adeknya mama sekarang ini, kamu tidak apa - apa kan mama tinggal ? "
Mira tersenyum, " enggak papa ma " katanya.
Vera menagguk, dirinya mengambil tas yang berada di kursi, mira berjalan bersisian dengan vera menuju garasi, disana papa jordy sedangakan memanaskan mobilnya.
"mira, mungkin mama dan papa akan menginap untuk beberapa hari, karena adeknya mama baru mengalami kecelakan. Kamu dirumah ya sama raiga, dan jangan lupa untuk makan malam " kata vera.
Mira mengangguk, mira menyalami vera dan jordy. Setelah mobilnya keluar dari halaman, mira kembali masuk.
Miraa kembali ke meja makan, makananya masih terlihat sama seperti tadi, berati belum ada yang mengambil makanan. Mira juga yakin raiga sudah pulang karena ada motornya di garasi, tapi kenapa cowok itu tidak turun ke bawah untuk makan malam.
Mira mengetuk pintu kamar raiga, namun karena tidak ada sautan dari dalam. Mira memberanikan diri untuk membuka kamar. Disana terlihat raiga yang sedang tertidur dan masih memakai seragam sekolah.
" ga, makan dulu yuk. Mama kamu udah siapin makanan, mama sama papa gak bisa makan bareng karena mama mau kerumah adiknya " jelas mira.
Namun tidak ada pergerkan apa - apa dari raiga cowok itu masih tetap memejamkan matanya. Mira yang kesal karena dicuekin akhirnya berdiri disamping raiga. Saat menyentuh tangan raiga, mira terkejut pasalnya tangan raiga sangat panas, dan tak hanya tangan dahinya raiga pun tak kalah panas. " raiga kamu sakit " ucap mira
" bentar ya aku ambil kompresan dulu " ucap mira.
Raiga membuka matanya pelan, " gak usah sok peduli sama gue "
Mira menatap raiga tak mengerti, " ga, kamu ngomong apa sih. Udah jadi kewajiban aku sebagai istri mengurusi kamu " kata mira.
Raiga duduk di atas kasur,tanganya memegang kepalanya yang terasa sakit. " mending kamu urus aja pacar kamu itu "
" pacar ? "
Mira melanjutkan ucapanya, " maksud kamu revan ? "
Raiga mendengus kesal, kedatangan mira membuatnya bertambah sakit. " bisa kamu pergi dari aku " kata raiga sambil memejamkan matanya.
" kenapa ga ? " kata mira, air matanya mengalir tanpa bisa dirinya cegah.
Raiga yang melihat mira kini menangis, memilih menunduk. Jujur saja hatinya malah bertambah sakit melihat itu, raiga tidak tahu apa yang sudah ia lakukan sudah benar apa belum, hanya saja raiga mau untuk beberapa saat ia dan mira menjauh satu sama lain, walaupun hatiya tak mengingkan hal itu. Mungkin itu tidak akan menyakiti hatinya dan hati mira.
" karin yang akan mengobati ku " kata raiga.
Mira memejamkan matanya. Air matanya tak bisa berhenti. Dadanya terasa sakit. Suaminya memilih untuk bersama cewek lain. Mira menghapus air matanya pelan, dirinya tentu saja harus ingat bahwa memang bukan dirinya lah istri yang terbaik untuk raiga. Dengan langkah pelan mira keluar dari kamar raiga.
Ia keluar tentu saja bukan ke kamarnya, namun ke dapur untuk mengambil kompersan untuk raiga dan makannnya. Sebelum itu mira memilih untuk membikin buburnya terlebih dahulu.
Saat menunggu buburnya, mira berjaan kedepan karena terdengar bunyi bell, dan mira juga yakin bahwa itu karin yang datang.
" raiga dimana ? " kata karin.
Mira menatap karin yang terihat khawatir dengan pandangan yang sulit diartikan. " di kamarnya " katanya.
" tunggu sebentar, bisa kamu bawain makanan dan kompresan unutk raiga ? ". Karin yang tangannya dipegang oleh tangan mira, menyetaknya lalu membersihkan tanganya dengan tisu yang ia ambil dari tas. Membersihkan tanganya seolah - olah baru saja terkena bakteri atau virus. Mira tak marah dirinya lebih memilih berjalan kedapur memberikan mampan yang terisi bubur dan air kompersan.
" ini kamarnya " kata mira.
Tanpa mengucapkan sesuatu hal, karin langsung masuk kedalam. Sedangkan mira masih berdiri didepan pintu yang sudah tertutup, air matanya perlahan jatuh di pipinya, sungguh sesak hatinya. Raiga memiliki tiga orang sahabatanya, dan kenapa raiga memilih karin yang merupakan cewek untuk membantunya. Kenapa ga?, batin mira.
Mira berjalan masuk ke dalam kamarnya, ia langsung duduk ditempat tidur. Mira meminum susu hamilnya yang tadi ia buat, dan memakan roti rasa colkat yang ia beli tadi sepulang sekolah di supermarket. Setelah rotinya habis, mira menidurkan badannya, air matanya kembali turun mengingat semua kejadian tadi, tanganya mengelus perutnya dengan pelan.
" ayah kamu bukan marah sama kamu nak, tapi sama mama, mungkin ayah lagi tidak mood untuk bersama kita, tapi mama yakin ayah sayang sama kita " kata mirasendiri.
Air matanya masih mengalir, mira menghapusnya pelan. Tanganya masih setia mengelus perutya. Dan tak terasa mata mira terpejam karena lelah terus menangis.
Dilain tempat karin masih menyuapi raiga, yang sedari tadi hanya diam. " minum duluya ga " karin mengambil minum, yang lalu ditenggak oleh raiga.
Raiga tersenyum miris, melihat mira yang tak datang ke kamarnya. Dan tentu saja raiga menayakan dimana otak mira yang cerdas itu, melihat suaminya bersama cewek lain didalam kamarnya, walaupun ia dan karin tidak melaukan apapun. Tidak datang atau menyuruh karin keluar dari sini. Apakah mira tak mempunyai otak atau rasa kepadanya. Raiga mencoba memejamkan matanya karena kepalanya yang malah bertambah sakit.
" kamu tidur aja ga, aku disini kok " kata karin.
Raiga membuka matanya, " mending lu pulang rin, udah malem juga. Thanks udah datang kesini dan maaf gue gak bisa ngater lu pulang " katanya.
" enggak ga, kamu masih sakit. Nanti kalau kenapa - kenapa gimana " kata karin.
" gue bukan anak kecil, udah pulang rin. Kalau lu mau gue sembuh " balas raiga.
Akhirnya karin mengangguk dengan sangat terpaksa karin mengambil tasnya dan berjalan ke arah pintu. " aku pulang ya ga, semoga cepet sembuh ' kata karin, setelah itu keluar.
Raiga mengangguk,selepas karin keluar dari kamarnya. Raiga teringat dengan mira, apakah cewek itu sudah makan dan meminum susu hamilnya. Raiga penasaran dengan itu memilih bangun dari tidurnya, dan berjalan ke kamar mira. Tangan raiga menghapus jejak air matanya yang berada dipipinya. Ia tahu bahwa mira tersakiti olenya. Raiga juga meminta maaf dalam hal itu, raiga tak sengaja melihat bekas gelas disana, raiga tahu mira sudah meminum susunya.
Sebelum keluar dari kamar mira, raiga menyepatkan untuk mencium perut rata mira dan pipi mira. Lalu menutup pintu kamar pelan agar mira tak bangun.
Next gak nih ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Merried
Teen FictionIni adalah kisahnya ... Seorang gadis biasa yang hanya menginginkan ketenangan dalam hidupnya, terutama disekolah. Namun sebuah takdir memilukan menimpanya. Bertemu dengan Cowo Bad Boy yang digilai seantero gadis disekolahnya. Bahkan sampai membuat...