14 - terluka

19.5K 741 13
                                    

Happy Reading!

Mira kembali bersekolah lagi, perutnya masih terlihat rata walaupun dirinya masih sering lemas dan lesuh. Kadang perutnya juga terasa sakit. Namun Mira tak mau menyia-nyiakan waktu sekolah yang akan berakhir tinggal beberapa hari lagi.

Dan tentu saja tadi Mira berangkat bareng bersama raiga, semalam raiga dan teman - temannya sibuk bermain games di ruang tamu. Dan karena Mira merasa menjadi orang yang aneh sendiri berada di tengah tengah orang yang sibuk dengan handphone nya, Mira memutuskan untuk kembali ke kamar. Entah jam berapa Alan, Rangga, dan fiji pulang.

" Mir, udah sembuh kan ? " Tanya Tania.

Mira yang tadi sedang fokus membaca bukunya, menjadi melihat tania. " Udah ni, makasih ya kemarin kamu udah bantuin aku "

Tania mendengus kecil, " yailah mir, santai sih. Kaya sama siapa aja " katanya.

Mira tersenyum lalu mengangguk, keduanya kembali sibuk masing - masing, Mira dengan bukunya dan Tania dengan handphonenya.

" Lu tau gak raiga habis tawuran ? " Ucap Sarah, cewek yang duduk bersama sari.

Mira sedikit terganggu dengan mereka yang mengomongi raiga, dan membuat Mira juga penasaran.

" Emang iya? Kapan ? " Tanya sari.

" Tadi baru aja mereka pada kesini, banyak juga anak kelas sebelas sama sepuluh yang ikut "

" Mereka gak ketauan ? "

" Enggak tau dah, mereka lagi pada di belakang sekolah, mana ada guru yang lewat disitu "

" Iya sih, raiga luka - luka gak ? "

" Luka gitu tadi gue liat, duh. Masih luka juga dia masih ganteng "

" Jadi pengen ngobatin lukanya, hatinya kalau perlu biar gak dingin lagi " suara sari  yang diakhiri tawanya.

Mira menutup matanya sesaat, raiga terluka? Batinya.

Pantas saja perasaan Mira gelisah dari tadi, apalagi saat raiga dan dirinya di mobil tadi, raiga hanya diam dan sesekali mengangkat telepon dan mengatakan untuk bersiap - siap dan raut wajahnya yang terlihat tak bersahabat.

" Mir, lu dipanggil Bu Diana sekarang " ucap Revan.

Mira mengangguk, segera dirinya membereskan peralatan dan buku - bukunya.

" Kamu ngapain ikut ? " Tanya Mira kepada Revan.

Revan memutar bola matanya malas, " siapa yang ngikutin, orang gue juga dipanggil Bu Diana juga " kata revan.

Mira mengangguk, mereka berdua berjalan beriringan ke sana dalam diam, Mira berjengit kaget saat dirinya hampir terpleset dilantai, yang tampak banyak air yang tumpah. Untung saja Revan segara menariknya hingga dirinya tidak jadi jatuh.

" Ceroboh ! " Kata Revan.

Mira langsung melepaskan pelukannya dari Revan. " Aku gak ngeliat ada air "

" Terus gue udah bilang ada air lu masih jalan, itu namanya budek apa ceroboh ? " Ucap Revan pedas.

Mira menatap Revan jengkel, " iya - iya gue tahu, maaf " Mira menunduk.

Revan yang melihat Mira menunduk menjadi ingin tertawa, Mira terlihat lucu dimatanya.

Kepala Mira terangkat saat Revan tertawa, " kenapa ? " tanyanya.

" Gak papa, udah yuk jalan, ditunggu Bu Diana " Revan mengacak - acak rambut Mira sebelum dirinya menggandeng tangan Mira.

Revan yang sudah menarik tangan Mira kembali menengok kebelakang, karena Mira tak ikut dirinya berjalan. " Kenapa ? "

" Kamu duluan aja, nanti aku nyusul " kata mira.

Revan menatap Mira curiga, namun dirinya tetap mengangguk dan berjalan meninggalkan Mira.

Sedangkan Mira berjalan mengejar seseorang yang pergi dan menatapnya kecewa.

                        •••••

" Raiga ? " Teriak Mira.

Mira menghembuskan napasnya pelan, dan mengelap keringat yang di dahinya. Raiga berjalan sungguh cepat dan raiga tidak mendengarkan panggilannya, hingga Mira harus mengikuti raiga yang pergi ke samping gudang sekolah.

" Raiga !! " Mira sudah berdiri didepan raiga, saat raiga yang tadinya menunduk kini menatap Mira.

Mira terkejut melihat luka membiru diujung bibir raiga, Mira yakin itu pasti luka habis tawuran itu.

" Kenapa ? " Kata raiga datar.

Mira jadi gugup saat raiga malah menatapnya. Mira mengambil tempat duduk disamping raiga. Dengan hati - hati Mira menyentuh luka dibibir suaminya itu.

" Bibir kamu terluka raiga " kata Mira.

" Bukan cuma bibir gue ra, hati gue juga " namun itu hanya kata hati dari raiga yang tidak diucapkan ya.

" Bukan urusan Lo " raiga menghempaskan tangan Mira yang mengelus bibirnya tadi, sangat bertolak belakang pada keinginan dihatinya yang ingin Mira mengobatinya.

" Ga, aku obatin ya " ucap Mira.

" Gak usah, biar Karin yang ngobatin kamu bisa berduaan sama pacar kamu itu " kata raiga langsung pergi meninggalkan Mira.

Pacar ?, Dahi Mira berkerut.

Dirinya tidak punya pacar, kalau yang dipikirkan raiga soal Revan, Revan bukanlah pacarnya. Mira menghapus air matanya yang kini menetes. Dadanya terasa sesak saat raiga menyebut Karin didepannya dirinya, jujur saja Mira memang tahu hubungan suaminya yang berpacaran dengan cewek lain. Dan itu juga sudah disepakati dengan kertas yang raiga buat, namun kenapa bisa terasa sesak seperti ini dihatinya.

Mira menghapus air matanya, lalu berdiri dan berjalan menuju ruang Bu Diana. Tanpa Mira tahu raiga masih ada disitu lebih tepatnya dibelakang Mira. Raiga memperhatikan Mira yang berjalan sungguh dadanya terasa sesak melihat kedekatan Mira dan Revan.

bagaimana ?
Maaf bila ada kesalahan dalam penulisannya.
Thank u
Lanjutin ya, aku post lagi kok part selanjutnya.







Young Merried Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang