Pagi hari yang cerah ini, mira sudah berangakat sekolah lebih awal, sudah menjadi kebiasaan baginya. Selain menghindari dari hukuman bagi yang telat, manfaat datang pagi bagi mira yaitu bisa membaca buku materi terlebih dahulu sebelum mulai pelajaran.
Mira memang pintar, dikelasnya. Dan mata pelajaran yang ia sukai sosiologi, sebenarnya saat awal penjurusan mira masuk ke kelas 10 ipa 1, namun dirinya bersikeras kepada gurunya bahwa ia mau masuk ips, ya walaupun bisa dalam hitung - hitungan, mira lebih menyukai pelajaraan mengenai sosial dan cerita masa lampau yang kadang bikin pusing. Bahkan ayahnya mengomelinya karna keputusanya itu, namun mira tak ambil pusing. Toh dia yang menjalankan, mengerjakan apa yang kita sukai lebih mudah dibandingkan melakukan pekerjaan yang jelas kita tak sukai dan bersifat paksaan dari orang lain.
Setelah sampai kelasnya, mira duduk dibangkunya dan mengeluarkan buku, untuk dibaca. Semakin banyak yang masuk kedalam kelas, kegaduhan pun terjadi, tapi mira tetap fokus pada bukunya.
" mira ? "
Mira mengadah kepalanya ke atas, disana tania berdiri dengan tas nya yang belum ia letakan di bangku biasanya.
" gue boleh duduk sama lu gak ? " lanjutnya.
Mira menyirit sebentar, lalu mengangukan kepalanya. ," silahkan " katanya.
" wah, thank you mira " kata tania dengan riang.
Sebenarnya murid dikelas XII - ips 1 jumlahnya genap, namun saat beberapa hari masuk, satu murid pindah sekolah, jadi ya sekarang ada duduk yang sendiri, dan mira meminta duduk untuk sendiri.
Mira menatap aqila teman sebangku tania yang baru masuk kedalam kelas, wajahnya terlihat cemberut, mira tebak pasti kedua sahabat itu sedang bertengkar. Bahkan saat mata mira bertemu dengan mata aqila, gadis itu malah melengos membuang mukanya.
Mira sudah biasa mendapatkan itu.
" maaf ya mir, gue gak ganggu lo kan ? " tanya tania.
" enggak kok, santai aja " ucap mira diselengi senyumnya.
" sekali - kali. Lu main dong mir sama gue dan qila, masa lu ngejalanin hidup ya gitu - gitu aja sampai tiga tahun ini "
Mira menutup bukunya pelan, dirinya merasa cukup untuk hari ini. Benar, ini momen langka, dirinya akan mengobrol bersama teman sebangkunya.
" kadang gue binggung sama lu mir, pinter lu itu setara sama anak - anak ipa, kenapa lu gak masuk ipa aja mir ? " tanya tania.
" aku memang pertama masuk ipa, cuma ya aku putusin buat pindah jurusan ke ips " jelas mira.
" wah gila lu mir, padahal gue pengen banget masuk ipa kan cita - cita gue mau jadi dokter. Tapi sayang otak gue gak sampe " diakhiri dengan cengiran tania.
Obrolan mereka berlanjut sampai bu angel guru bahasa inggris mereka masuk ke dalam kelas.
•••••
" Raiga, berhenti kamu !!! " teriak bu fitri, guru BK di SMA Panggaraan.
Raiga berhenti, mukanya sangat datar menatap bu fitri, guru itu mendesis tajam.
" kamu telat lagi ?! " tanya bu fitri.
" iya bu " jawabnya kalem.
Bu Fitri mengelus dadanya, mencoba bersabar, menghadapi anak - anak bandel seperti raiga memang harus sabar.
" sekarang raiga, kamu ke lapangan lari 15 kali puteran! " kata bu fitri.
" siap bu " ucap raiga, dengan gayanya seperti prajurit sedang hormat
Namun bukanya ke arah lapangan, raiga malah belok ke arah taman belakang .
" raiga !!! " teriak bu fitri.
Sudah bisa ditebak, anak muridnya yang bandel itu kabur melarikan diri.
Sabar fit, tuh jangan sampe anak lo bandelnya kaya raiga, tapi gantengnya boleh kali ya kaya raiga, pikir bu fitri sambil mengelus perutnya yang lumayan buncit, karena sedang hamil empat bulan.
•••••
Bell istirahat berbunyi, bu angel pun sudah keluar. Mira merapihkan buku - bukunya kedalam tas.
" mir, kantin yuk " ajak tania.
" yuk " balasnya.
Mereka berjalan berdua keluar, Mata mira menatap lapangan yang lumayan ramai, Mungkin pikirnya ada latihan paskibraka atau ekskul lainya.
" mir, ke lapangan bentar ya "
Belum memjawab, tangan mira sudah ditarik paksa menuju kerumunan disana, setelah keduanya berhasil merobos, mira terkejut disana ada raiga dan ketiga temannya sedang berlari dilapangan.
Mira mengeluarkan keringat dingin, perasanya campur aduk, dirinya teringat lagi bagaimana rasa sakitnya. Mukanya tampak pucat. Mira ingin keluar dari kerumunan tersebut namun tangan tania menahannya.
" entar dulu mir, ada cogan lagi lari nih " ucap tania.
Mira mencoba tenang, dirinya mengatur nafasnya yang kini mulai sesak, raiga dan teman - temannya akan melewati garis lapangan yang ada didepannya, saat mira mau pergi namun telat, saat kedua mata coklat tajam milik raiga menatapnya dengan tajam.
Bagaimana nih semuanya
Sehatkan ? Alhamdulilah deh.Maaf ya jika masih ada kesalahan
Don't forget
To Vote And Comment yaw !!!Bhay
See you in the next chapter !!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Merried
Teen FictionIni adalah kisahnya ... Seorang gadis biasa yang hanya menginginkan ketenangan dalam hidupnya, terutama disekolah. Namun sebuah takdir memilukan menimpanya. Bertemu dengan Cowo Bad Boy yang digilai seantero gadis disekolahnya. Bahkan sampai membuat...