Haiii
Dipart ini aku sedikit revisi, kalau pas ini mira belum mengatakan untuk berhenti sekolah ya.Okay. Happy Reading!
Sepulangnya dari sekolah, berkat bantun dari Revan dan Tania, akhirnya Mira sampai kerumah dengan ojek online yang sudah dipesan oleh Revan. Awalnya Revan memaksa kan diri untuk mengantarnya, namun tidak diizinkan oleh guru piket karena pada saat itu masih jam sekolah, dan Mira juga menolak karena dirinya sudah lebih baik dan bisa pulang sendiri.
Keadaan rumah sepi, karena mama Vera dan papa Jordy yang sedang pergi. Mira akhirnya memilih masuk kedalam kamarnya, untuk istirahat.
Selepas ganti baju dengan baju santai, Mira keluar menuju ruang tamu, disana ia menonton televisi yang sedang menyiarkan kartun. Sambil menunggu raiga pulang.
•••••
Di lain tempat, raiga menatap bangunan menjulang tinggi didepannya. Segara ia masuk dan mencari sahabatnya atau lebih tepatnya musuhnya yang terbaring lemah di sana.
" Raiga? "
Dan ya, apa yang dilihat tatapan kebencian dari kedua orang tua sahabatnya itu.
" Kamu apain David ? " Teriak mamanya David sambil menangis. Disampingnya itu papanya David menenangkan istrinya. Namun pandang nya tak luput dari raiga.
David yang terbaring memilih menatap keluar jendela dengan pemandangan indah yang disuguhkan.
" Masih punya muka kamu untuk kesini, setelah kamu membuat anak kami seperti ini. Sahabat macam apa kamu ?! " Ucap papanya David.
Raiga tersenyum miring, " seharusnya saya yang bilang itu kepada bapak dan anak bapak itu,sahabat macam apa yang telah menghancurkan hidup sahabatnya sendiri "
" Maksud kamu apa ? " Kini mamanya David berdiri dari duduknya diikuti oleh papanya David.
" Anak bapak yang bapak banggakan itu, menaruh obat perangsang didalam minuman yang saya minum, sampai kehidupan saya berubah, oh bukan kehidupan saya doang yang berubah, namun seorang gadis yang tak salah menanggung ini semua akibat ulah dari anak bapak! " Emosi raiga tak bisa dibendung lagi.
Mamanya David menggeleng tak percaya, dirinya menatap david. " Benar David ?" tanyanya.
David menghela napasnya, " David gak tahu mah, sampai akan serumit ini " katanya pelan.
Mamanya David kembali duduk, kakinya lemas mendengar penuturan anaknya, ia tak percaya bahwa anak yang ia didik dengan moral, dan akhlaknya yang baik dapat melakukan hal seperti itu.
" David kenapa nak? " Kata mamanya David sambil meraung-raung menangis, papanya David tak mampu berkata-kata lagi, dirinya sungguh tak percaya dengan apa yang dilakukan anaknya. Keadaan semakin panik kala mamanya David pingsan, buru - buru raiga memanggil suster, Mereka membawa mamanya David ke UGD.
David memejamkan matanya, dirinya gak kuat melihat mamanya seperti itu, dirinya tak kuat. Namun semuanya sudah terjadi, saat matanya terbuka, papanya lah yang berdiri disampingnya sambil menatap dengan sorot kekecewaan. " Kami kecewa dengan mu nak " katanya, lalu pergi dari situ untuk menyusul istrinya yang kini di tangani dokter.
Tangis David pecah, belum pernah dirinya melihat kedua orang tuanya kecewa seperti ini.
" Bagaimana rasanya ? " Tanya raiga.
David mengusap air matanya, ditatapnya raiga. Namun dirinya hanya diam, tak menjawab itu.
" Itu yang gue rasain vid, melihat semua kekecewaan dari orang yang gue sayang, bahkan bukan cuma gue, tapi Mira juga ngerasain " kata raiga.
Setelah itu keadaan menjadi hening, David sibuk dengan pikirannya sendiri sekali - kali raiga melihat David mengeluarkan air mata.
Sampai akhirnya David mengucapakan sesuatu, " maaf " katanya.
" Maaf ga, gue tahu maaf ini gak bakal ngerubah semua yang udah terjadi, tapi gue mohon ga maafin gue " katanya. P
Raiga berdiri berjalan kearah David, dilihatnya wajah David yang penuh luka memar dan membiru tak lupa kakinya yang dipasang perban.
" Minta maaf sama mira, dia yang paling sakit dari kita semua " setelah itu raiga keluar dari sana meninggalkan David dengan penyesalannya.
•••••
Sudah pukul sepuluh malam, namun raiga tak pulang juga membuat dirinya sangat khawatir, bila akan terjadi apa - apa dengannya.
Akhirnya Mira menyalakan televisi untuk mengalihkannya, dan terkadang dirinya juga berusaha untuk tidur. Namun tidak bisa juga.
Tok
Tok
Pintu depan yang diketuk, membuat Mira terbangun dan segara membukanya, dan benar saja raiga berdiri di sana, dengan berjalan sempoyongan.
" Raiga kamu darimana ? " Tanya Mira.
Raiga berhenti, lalu tertawa kecil. " Ngapain kamu tanya aku, udah puas pelukan dengan cowok lain ? " Katanya.
Mira menatap raiga tak mengerti, tubuh raiga yang ingin jatuh ditahan oleh Mira, dirinya merangkul raiga. Dan Mira kini tahu bahwa riaga mabuk karena terciumnya bau alcohol dari tubuhnya.
Setelah pulang dari rumah sakit tadi, raiga diajak oleh teman - temannya dari sekolah lain untuk ke club malam, berhubung pikirannya juga sedang kacauz dirinya mengiyakannya.
" Mir, kamu lupa kamu punya suami ? " Rancau raiga.
Mira hanya diam tak menjawab, dirinya tetap berjalan membawa raiga ke kamarnya.
Mira melepaskan rangkulan, menaruh raiga dikasurnya dengan hati - hati, tak lupa juga dirinya membuka kedua sepatu raiga, dan menggantikan seragam raiga dengan baju tidur hanya baju, celananya tidak. Baru ingin keluar dari situ, tangan raiga menahannya.
Ditatapnya Mira dalam, " jangan ditinggalin aku " kata raiga.
Raiga menggeser tidurnya, lalu menarik Mira kedalam pelukannya. Mira tak menolak. Raiga tersenyum lalu mencium kening Mira, " good night sayang " ucapnya.
Mereka sama - sama terlelap, dengan raiga yang tidur sambil memeluk Mira.
Vote And Comment
Thank You !!! 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Merried
Teen FictionIni adalah kisahnya ... Seorang gadis biasa yang hanya menginginkan ketenangan dalam hidupnya, terutama disekolah. Namun sebuah takdir memilukan menimpanya. Bertemu dengan Cowo Bad Boy yang digilai seantero gadis disekolahnya. Bahkan sampai membuat...