Sajak ini meluncur lirih dari jemari tabah yang biasa kau genggam
Namun, yang mesti kau tahu,
ah kini jemariku lemah, BuAku kehilangan banyak kata
Aksaraku mati
Sesak pada dadaku begitu nyeriSepeninggalmu, Bu...
Sunyi sepi merumah di kalbuku, menetap di dadaku
Aku tersudut layu, kujamahi nisanmu, kutaburi bunga-bunga rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAJAK-SAJAK PATAH
PoesíaSeandainya kamu mengerti dan bisa pahami. Diamku bukan karena aku bisu, aku hanya sulit mengutarakannya lewat suara. Kutuangkan semua rasa dalam untaian kata saja. Biarkan tulisan ini yang berbicara. Selamat membaca