Malam ini, ya malam ini acara HBI itu digelar, semua panitia sangat sibuk, ada sibuk yang mengatur konsumsi,sibuk menyusun perhiasan dan sibuk mendekor panggung.
Pagi ini sekitar jam 8 amell,ustad fakih dan sakinah sudah disibukan dengan bagian mendekor panggung.
"Amell bunga ini kamu pasangkan di atas sana yah"titah sakinah kepada amell.
"Tinggi sekali tempat nya bu, aku kan pendek"ucap amell polos.
"Lah kamu kan bisa pake tangga itu, aku lagi sibuk bikin rancangan ini"ucap sakinah sambil mengacungkan sebuah rakitan hiasan yang sangat bagus.
"Oh yaudah deh,"ucap amell dan mengambil tangga untuk dia naiki agar bisa memasang bunga nya ditempat yang ditunjuk sakinah.
Namun mungkin kàrena kecerobohan amell, ia tidak memposisikan tangganya dengan benar dan membuat ia jatuh dari atas yang berjarak tiga meter."Ah...ah...aaaaa"teriak amell dengan mata tertutup namun ia merasakan keanehan, kenapa ia jatuh ditempat yang begitu tinggi tapi ia sama sekali tidak merasakan sakit. Dan saat ia membuka mata, ia sangat terbelalak melihat bahwa posisi dia saat ini sedang ada dipangkuan ustad fakih.
"Asragfirullah"ucap ustad fakih setelah ia sadar bahwa posisinya benar benar dekat dengan amell. Dan menurunkan amell dari pangkuannya.
"Mell kamu gak papa?"tanya ustad fakih lembut yang benar benar membuat sakinah teriris hatinya.
"Gak papa ustad,makasih"ucap amell singkat dengan gaya gelagapan dan wajah merah seperti kepiting rebus.
Namun sakinah benar benar tidak terima atas pemandangan yang ia lihat sekarang,rasanya ia ingin sekali membuat amell dan ustad fakih tidak saling berkomunikasi namun ia sadar bahwa semuanya atas kehendak allah.
"Astagfirullah,sakinah sadar sakinah.. aku jangan berpikiran jahat sama mereka, karena aku tau apapun yang terjadi adalah atas kehendak allah."Ucap sakinah berusaha sabar dan tawakal atas semuanya.
"Aku ikhlas mencintaimu dan akupun harus ikhlas kehilangan mu."lirih sakinah dengan perasaan harus melepaskan.
"Kamu masih mencintai fakih?" Tanya seseorang yang ada dibelakang nya yang membuat ia terbelalak kaget.
"Ervan?" Ucap sakinah kaget.
Ia mereka saling mengenal karena dulu, sakinah, fakih dan ervan adalah sahabat saat mereka kuliah di mesir.
"Yah ini aku, kau sudah melupakan aku rupanya" cerca ervan manyun yang membuat sakinah tertawa geli.
"Ya engga lah, tapi kenapa kamu bisa ada disini?"tanya sakinah heran.
"Aku kan donatur yang bantu acara ini" ucap ervan.
"Hah? Itu artinya kamu saudara nya amell dong?"tanya sakinah antusias.
"Hehe iya, sudahlah lupakan hal itu... aku mau tanya, apakah kamu masih belum bisa melupakan fakih?yang aku lihat sekarang fakih seperti menyukai saudara ku amell."tanya ervan yang membuat sakinah menghembuskan nafasnya kasar.
"Aku tidak bisa melupakannya van karena dia adalah cinta pertama ku, tapi aku akan berusaha kok untuk mengikhlaskan dia" Ucap sakinah dengan wajah menunduk menahan cairan bening yang sudah dari tadi meronta ronta ingin keluar.
"Kamu mengikhlaskan dia untuk amell?" Tanya ervan kembali yang membuat sakinah menatap matanya.
"Aku bisa apa? Mereka terlihat saling mencintai namun mereka saling menyembunyikan perasaan nya. Dulu aku hanya yakin bahwa fakih hanya akan mencintai ku! Namun setelah insiden hari pernikahan itu ia malah membalik menjadi benci kepadaku, tapi aku tahu kok, ini semua atas kehendak allah. Allah lah yang maha membolak balikan hati hambanya." Ucap sakinah yang membuat ervan merasa simpatik kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pantaskah Perempuan sepertiku Mencintai seorang Ustadz
SpiritualSeorang perempuan cantik yang terlahir dari sepasang suami istri yang telah sukses mengembangkan perusahanaan nya di Amerika Serikat. Amell Chandra Atahan dia adalah seorang anak remaja dengan pergaulan yang menurutnya itu trending, seorang bad gi...