PART 10 : Hidup dan mati ada ditangan allah

6.1K 269 1
                                    

Betapa kacau nya pikiran aruni saat ia mendengarkan cerita itu dari amell, ia benar benar berfikir takut terjadi sesuatu dengan kaka nya itu.

"Assalamualaikum a fakih hiks" ucap aruni yang langsung membuka pintu kamar ustad fakih tanpa mengetuk nya terlebih dahulu, dan langsung memeluk ustad fakih yang sedang bersandar di kursi.

"Waalaikumussalam, de kamu kenapa? Udah lah jangan nangis terus, aa gak suka liat kamu nangis" ucap ustad fakih dan mengusap air mata yang jatuh di pipi adik tercinta nya.

"A, amell bilang aa tadi mimisan kan? ayo kita kerumah sakit lagi, buat cek kesehatan aa, runi takut kàlo penyakit aa..." ucap aruni yang langsung di potong oleh ustad fakih.

"Sutt,, de kamu gak usah mikir yang aneh aneh yah! Kita pasrah kan aja semua sama allah,lagian aa gak kenapa napa kok,lihat aa sehat sehat aja kan?"ucap ustad fakih dengan lembutnya mampu menenangkan hati aruni.

"Tapi a, aruni mohon jangan pernah tinggalkan aruni yah, aruni sudah cukup tertekan kehilangan abih dan umi,aruni gak mau kehilangan orang yang aruni sayang untuk kesekian kalinya hikss hikss"ucap aruni melemah dan mengeluarkan air mata begitu deras.

"Aruni,, adik aa yang sangat aa sayangi,kamu percaya kan sama allah? Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba nya, kita hidup didunia ini hanya numpang dek, kita seutuhnya milik allah.. maka kamu husnudzon lah dengan semua yang terjadi"ucap ustad fakih sambil mengelus kepala adik kesayangan nya.

"Tapi a, aruni lebih memilih aruni yang meninggal duluan ketimbang aruni harus melihat orang orang yang aruni sayang, meninggal di depan mata aruni sendiri hiks hikss"ucap aruni benar benar tertekan.

"Dek, kamu gak boleh berbicara seperti itu, hidup dan mati kita ada di tangan allah, dan jangan pernah sesekali kamu mengundang ajal mu sendiri, mengerti?"ujar ustad fakih menasehati.

"Astagfirullahaladzim, maafkan hamba mu ini ya allah, yang telah berfikir suudzon terhadap takdir dan kehendak mu,tapi hamba mohon hilangkan lah penyakit berat yang sedang di derita a fakih hiks hiks" ucap aruni yang benar benar sangat menyayat hati ustad fakih.

"Aruni sayang, yang kamu kira penyakit berat itu sebenarnya gak berat sayang,aa yakin aa bisa menghadapi ini semua, asalkan ade yang aa sayangi bisa memotivasi agar aa bisa terus bertahan hidup di dunia ini,, aa benar benar sayang kamu"ucap ustad fakih.. dan satu kecupan mendarat di pucuk kepala aruni.

"Tentu saja a, aruni bener bener ingin memotivasi hidup aa, terlebih lagi aruni pengen punya kaka ipar alias istri a fakih hehehe" ucap aruni yang merubah tangis nya menjadi tawa.

"Kamu ini nakal yah,kamu pengen kaka ipar yang seperti apa coba aa pengen tau?" Tanya ustad fakih agar sedikit bisa menghibur aruni.

"Emm.. yang seperti apa yah? Emm pokonya yang jelas aruni pengen punya kaka ipar nya perempuan hihihi"ucap aruni sambil nyengir kuda.

"Ish kamu ini, jelas perempuan dong masa aa mau nikahi laki laki sih, serem dong hehehe" ucap ustad fakih sambil mencubit hidung aruni dengan gemasnya.

"Emm sakit tau a,aruni juga pengen punya keponakan dari darah daging aa biar banyak temen hhe"ucap aruni dengan ceria.

"Emang kamu pengen aa punya anak berapa?" Tanya ustad fakih dengan senyum jahil nya.

"Arun pengen punya keponakan 15 aja deh gak papa hehe"ucap arun yang membuat ustad fakih melongo hebat.

"Serius? Kamu gak kasihan gimna nanti nasib kaka ipar kamu ngelahirin 15 anak?" Tanya ustad fakih dengan serius nya.

"Ish apaan sih aa.. hahaha aruni cuma bercanda kok heheh"ucap aruni dan sangat tertawa lepas.

"Terus tertawa seperti ini lah de, aa bener bener gak suka kalau liat kamu nangis,aa sangat senang liat kamu tertawa lepas seperti ini, la tahzan inallaha ma'ana de"ucap ustad fakih dalam batin.

Pantaskah Perempuan sepertiku Mencintai seorang UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang