Minseok Adelardo
Sosok itu selalu menjadi objek pandang sepasang manik mata yang tak henti-henti memandangnya dalam diam, seakan-akan bisa hilang di telan sinar hangat mentari jika lepas satu detik dari pandangan sang empunya mata. Mata, hidung, mulut, dan semua hal yang ada padanya telah mengambil alih perhatian Nara Verskey, siswi kelas 3 JHS yang tidak terlalu mencolok di sekolah hanya segelintir orang yang mengenal Nara termasuk guru-guru karena ia juga bukan merupakan murid yang aktif di kelas.
Yang mengenalnya hanya mereka yang pernah sekelas atau karena sesama K-Popers. Ya, Nara adalah seorang EXO-L hampir seluruh waktunya ia habiskan untuk dunia K-Pop. Nara tidak tergolong murid yang memiliki latar belakang ekonomi highclass namun cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Sembari menopang dagu senyum tipis terukir di bibirnya, sosok Minseok Adelardo bagaikan nikotin yang memabukkan dan menjadi candu. Memperhatikan dengan seksama apa saja yang pemuda itu lakukan. Sudah cukup lama Nara mengagumi Minseok terhitung sejak akhir semester di tahun kedua pandangannya tentang laki-laki sudah teralihkan seutuhnya pada Minseok.
"Nggak capek jadi secret admirer?" tanya Yoojung setelah mendudukkan diri di samping Nara dan menyodorkan mangkuk soto. Nara menerimanya dan menggeleng pelan. Yoojung mengendikkan bahunya acuh dan segera menyantap soto miliknya.
Bel berdentang dengan keras menandakan jam pelajaran akan kembali dimulai, namun beberapa murid masih disana jam kosong sepertinya. "Kelas aja deh gue mau tidur" ujar Yoojung yang tentunya tak di gubris Nara.
Minseok dan beberapa temannya berdiri, melangkahkan kaki keluar kantin. "Balik ke kelas gih, jam rawan razia kantin" ucap Jongdae pada mereka sedangkan Minseok tersenyum menatap Nara yang juga dibalas senyuman manis yang ia miliki. Setelah mengatakan hal itu mereka menghilang di balik pintu kantin.
"Senyum terus mba, awas sawan" ejek Yoojung lalu menarik tangan Nara untuk kembali ke kelas. "Ada yang seneng nih disenyumin doi" dengan wajah yang merona Nara melangkah masuk ke kelas duluan sedangkan sahabat nya itu mentertawakan dirinya.
★★★
Sebuah cangkir putih dengan ukiran logo EXO dan sepiring cheese cake yang diselangi chocolate cake baru saja diletakkan oleh salah satu pelayan di hadapan Nara. Ini adalah cangkir kelima serta dessert ketiga nya setelah menghabiskan kurang lebih 3 jam berdiam diri di sebuah cafetaria dekat sekolah tanpa melepas seragam yang masih membalut dirinya.
Bukan tanpa alasan, sebenarnya sejak 2 jam yang lalu ia ingin segera melangkahkan kakinya dirumah, merebahkan diri diatas kasur yang nyaman juga hangat namun hujan lebat serta angin kencang membuatnya mengurungkan niat dan disinilah Nara.
Baru saja gadis itu hendak menyendokkan chocolate cake ke dalam mulut nya, dentingan bel pintu membuat kepalanya menoleh ke sumber suara. Dua pemuda dengan sweater yang terlihat basah yang sangat Nara kenali. Jongdae dan Minseok.
Nara kembali menyibukkan dirinya dengan makanan dan majalah. Suara kursi yang ditarik membuat dirinya mendongak dan menemukan dua pemuda tadi tersenyum ke arahnya.
"Sendirian?" tanya Jongdae basa-basi. Nara mengangguk
"Tumben ke sini, biasanya nongkrong di cafe sebelah" ujar Nara. Alatte cafe, tempat ini sering dibilang basecamp Kpopers dan dua lelaki dihadapannya itu tak pernah tertarik dengan dunia Kpop.
"Cuma pengen ngerasain suasana baru" jawab Minseok dan setelahnya mereka terlibat obrolan ringan setelah pesanan Minseok dan Jongdae datang. Sesekali Nara melirik Minseok dan tak urung tersenyum tipis.
"As always, ganteng" pujinya dalam hati.
"Lo suka kopi juga Ra?" tanya Minseok
"Lebih ke cappuchino sih, lo?" lelaki itu tersenyum sembari mencomot sedikit chocolate cake milik Nara.
"Semua kopi enak" Jongdae hanya terus memasukkan potongan green tea roll miliknya ke dalam mulut, tak berniat masuk ke dalam pembicaraan Nara dan Minseok.
"Jadi, lo juga suka kopi basi?" Minseok hanya tertawa kemudian menyentil kepala Nara pelan
"Nggak basi juga kali, gadanta lo" Nara hanya cengengesan dan berdo'a agar detak jantungnya yang tak karuan tak akan di dengar oleh dua pemuda di hadapannya ini.
"Kalo Yoojung liat gue sekarang, diledek habis-habisan pasti" ujarnya dalam hati.
Nara mengalihkan pandangannya pada hujan yang mulai reda diluar sana. Deringan telepon menginterupsinya.
"Pulang sekarang?" Tanya Jongdae ketika Nara baru saja akan membuka mulut
"Iya, udah ditelponin. Gue duluan ya"
"Gue anter?" Tawar Minseok. Nara menggeleng tak enak, takut merepotkan
"Lo tunggu disini Dae, gue anter Nara pulang dulu" Jongdae tersenyum singkat sembari mengangkat kedua alisnya.
"Ngerepotin nggak nih?"
"Hahaha sans aja kali, udah lumayan lama kenal juga" Nara mengulum senyum, mengikuti Minseok untuk naik keatas motor.
"Yoojung! Gue dibonceng Minseok masa!!!" Teriak Nara dalam hati.
What If - Februari 2019
★Rainsnowflakes
KAMU SEDANG MEMBACA
What If
Teen Fiction7 Feb 2019 Jangan berharap pada manusia, menyakitkan. Berharaplah pada Tuhan. Karena Tuhan tahu apa yang terbaik untuk dirimu - Nara Verskey #3 in schoollife #45 in teenfiction #67 in reallife